WHO Siapkan Aplikasi Pendeteksi Gejala Covid-19
- Badan Kesehatan Dunia (WHO) berencana merilis sebuah aplikasi yang bisa digunakan masyarakat untuk membantu mendeteksi gejala awal Covid-19.
Aplikasi buatan WHO ini mirip dengan beberapa aplikasi pendeteksi gejala Covid-19 yang dibuat instansi lain, seperti chatbot buatan Pusat Pengendali dan Pencegahan Penyakit (CDC).
Aplikasi WHO akan memberikan pertanyaan kepada pengguna tentang kemungkinan gejala yang dirasakan. Mereka juga akan mendapat panduan pemeriksaan jika terindikasi positif, termasuk di mana bisa melakukan tes Covid-19 sesuai negara masing-masing.
Baca juga: 7 Aplikasi Android Penunjang Ibadah Puasa di Bulan Ramadhan
Kepala informasi WHO, Bernardo Mariano mengatakan aplikasi yang bersangkutan rencananya akan dirilis secara global akhir bulan ini. Tujuan utamanya adalah membantu negara yang belum memiliki aplikasi sejenis untuk memerangi virus corona.
Ia mengatakan, pemerintah di setiap negara bisa mengambil teknologi cara kerja aplikasi itu, lalu memodifikasinya dengan menambahkan fitur sesuai kebutuhan setempat. Aplikasi hasil modifikasi lantas bisa dirilis di toko aplikasi.
"Tujuan aplikasi ini benar-benar untuk negara yang tidak memiliki apapun, negara yang tidak mampu membuat aplikasi, yang memiliki sistem kesehatan minim," kata Mariano.
Aplikasi buatan WHO akan tersedia secara open source di GitHub. Dihimpun KompasTekno dari Gizmodo, Selasa (12/5/2020), pengembangannya dilakukan selama berminggu-minggu oleh relawan yang pernah bekerja di Google dan Microsoft.
Baca juga: Apple dan Google Larang Penggunaan Data GPS di Aplikasi Lacak Corona
Ada sekitar lima developer yang mengembangkan aplikasi tersebut secara sukarela.
Selain mendeteksi gejala, WHO sedang mempertimbangkan akan menambah fitur contact tracing, untuk melacak siapa saja orang yang pernah kontak dengan pasien positif Covid-19 melalui koneksi Bluetooth.
Ini mirip dengan aplikasi TraceTogether buatan pemerintah Singapura. Namun, WHO masih belum bisa menerapkan contact tracing di aplikasinya lantaran sejumlah persoalan menyangkut hukum dan privasi.
Terkini Lainnya
- Cara Login Akun BPJS Ketenagakerjaan via Aplikasi JMO di HP Android dan iPhone
- Sony Mulai Jual Konsol PlayStation 5 Versi Refurbished, Hemat Rp 1 Jutaan
- Google Menang Gugatan di Uni Eropa, Batal Bayar Denda Rp 25 Triliun
- Cara Cek Aktivitas Login Akun Instagram biar Aman
- Mengenal Sehat Sutardja, Pionir di Balik Kesuksesan Marvell Technology
- Advan 360 Stylus Pro Resmi di Indonesia, Laptop Convertible Harga Rp 7 Juta
- HP Realme 13 Pro 5G dan 13 Pro Plus 5G Resmi di Indonesia, Harga Rp 6 Jutaan
- Cara Bikin Ikon Aplikasi iPhone di iOS 18 Jadi Menarik, Warna dan Ukurannya Bisa Diganti
- Pionir Semikonduktor Modern Sehat Sutardja Meninggal Dunia
- Bagaimana Cara Registrasi Kartu Telkomsel? Ini Dia Langkah-langkahnya
- Mirip TikTok Shop, YouTube Shopping Juga Bisa buat Jualan dan Belanja
- Bikin Video YouTube Shorts Sekarang Lebih Praktis, Dibantu AI
- Mau Dapat Cuan Lebih dari YouTube Shopping? Ini Syaratnya
- Microsoft Perbarui AI Copilot, Ada Fitur Kolaborasi Serupa Freeform
- iPhone 16 Enggak Selaku iPhone 15?
- Instagram Lite Diam-diam Hilang dari Google Play Store
- Advan G5 Resmi di Indonesia, Ponsel 3 Kamera Harga Rp 1 Jutaan
- Redmi K30 Racing Edition Resmi, Ponsel Snapdragon 768G Pertama
- Chip Snapdragon 768G Meluncur, "Clock" Ditingkatkan
- Bos Google Eric Schmidt Diam-diam Mundur Setelah 19 Tahun