Google Pernah Didesak Karyawannya untuk Caplok Zoom

- Google dan Zoom saat ini menjadi dua pemain yang tengah bersaing di industri video conference. Google memiliki platform Meet, sementara Zoom sudah lebih dulu populer dengan Zoom Meetings.
Meski demikian, tahukah Anda bahwa Google sempat berencana untuk mencaplok Zoom beberapa tahun lalu?
Kabar tersebut berasal dari sebuah laporan The Information baru-baru ini.
Laporan tersebut mengatakan bahwa sejumlah insinyur di divisi Google Cloud, sempat mendesak perusahaan untuk mengakuisisi Zoom pada 2018 lalu.
Desakan itu muncul karena Zoom menjadi platform yang populer di kalangan karyawan Google.
Fenomena inilah yang memunculkan ide untuk mencaplok Zoom dan menjadikan bagian dari Google itu sendiri.
Sayangnya, tidak ada tindakan lebih jauh tentang rencana akuisisi tersebut. Diskusi tentang akuisisi ini hanya sampai pada pembicaraan soal biaya server yang harus dikeluarkan.
Baca juga: Telegram Siapkan Fitur Grup Video Call, Lebih Aman dari Zoom?
Meski demikian, tidak diketahui dengan jelas alasan Google yang membuat rencana akuisisi ini tidak berlanjut.
Saat ini, platform Zoom Meetings memang kian populer di tengah pandemi Covid-19 yang melanda dunia.
Banyak negara yang mengimbau masyarakatnya agar tetap berada di dalam rumah. Sehingga, aktivitas bekerja dan belajar pun dilakukan secara online.
Seiring dengan popularitas yang melonjak, masalah keamanan pada Zoom juga kerap menjadi sorotan.
Bahkan, sejumlah negara dan perusahaan besar melarang penggunaan Zoom.
Google pun melarang karyawan memasang aplikasi Zoom Meetings di komputer milik kantor atas alasan keamanan.
Sekarang, Google terpaksa harus bersaing dengan Zoom demi menghadirkan aplikasi rapat virtual yang bisa merayu pengguna baru.
Baca juga: Google Meet Kini Punya Tampilan Rapat Mirip Zoom
Bahkan, belakangan Google meluncurkan fitur keamanan terbaru di aplikasi Hangouts Meet.
Hal tersebut konon dilakukan demi memperkuat sistem keamanan dan merebut sejumlah pengguna dari Zoom, apalagi di tengah maraknya isu privasi yang melanda platform tersebut.
Terkait jumlah pengguna, pada Maret lalu Google mengklaim bahwa aplikasi video conference bikinan mereka telah dipakai oleh 3 juta pengguna setiap harinya, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari BusinessInsider, Jumat (8/5/2020),
Sementara Zoom sendri mengklaim bahwa mereka kini memiliki sekitar 300 juta partisipan Zoom setiap harinya.
Terkini Lainnya
- Oppo Rilis Case dan Wallet Edisi Timnas Indonesia untuk Reno 13 F 5G
- 5 Aplikasi Al Quran untuk Mengaji Selama Puasa Ramadhan 2025
- Akamai Rilis Laporan "Defender Guide 2025" untuk Mitigasi Ancaman Siber
- Layanan Indosat HiFi Dikeluhkan Gangguan, Ada yang Sampai 9 Hari
- Cara Melihat Password WiFi di Laptop Windows 11 dengan Mudah dan Praktis
- Tabel Spesifikasi Nubia V70 Design di Indonesia, Harga Rp 1 Jutaan
- Google Bawa Fitur ala Circle to Search ke iPhone
- Microsoft Umumkan Muse, AI untuk Bikin Visual Video Game
- Chatbot AI Grok Jadi Aplikasi Terpisah, Bisa Diunduh di HP dan Desktop
- Perbedaan Spesifikasi iPhone 16 Vs iPhone 16e
- 5 Fitur Baru di DM Instagram, Sudah Bisa Dicoba di Indonesia
- Menerka Arti Huruf "E" di iPhone 16e
- Cara Download WhatsApp di Laptop dengan Mudah
- Tablet Huawei MatePad Pro 13.2 Rilis di Indonesia 26 Februari, Ini Spesifikasinya
- Daftar Harga YouTube Premium di Indonesia, Mulai dari Rp 41.500
- Intel Caplok Startup Transportasi Moovit untuk Bikin "Taksi Robot"
- Facebook Bentuk Dewan Pengawas yang Bisa Memveto Zuckerberg
- Oppo A92 Resmi Dirilis di Indonesia, Ini Harganya
- Indonesia Games Championship 2020 Dimulai, Total Hadiah Rp 1,6 Miliar
- Kamera Selfie Galaxy S20 Ultra Dapat Nilai 100 dari DxOMark