Ini Bahaya Buka "Lockdown" Terlalu Cepat Menurut Mark Zuckerberg

- Persebaran wabah Covid-19 kini tengah menjadi perhatian dunia,
termasuk dari para pelaku industri teknologi. Salah satunya adalah CEO Facebook, Mark Zuckerberg.
Dalam laporan keuangan Facebook yang dirilis Rabu (29/4/2020), Zuckerberg memberikan peringatan bahwa jika tempat-tempat umum dibuka kembali terlalu cepat, ia yakin hal itu bisa membuat penyebaran virus corona semakin luas.
Jika penyebaran virus terus berlanjut, Zuckerberg mengatakan hal itu berpotensi membuat kondisi perekonomian semakin buruk.
Baca juga: Mark Zuckerberg Beberkan Cara Facebook Lawan Virus Corona
Zuckerberg menyadari bahwa memang ada efek sosial yang harus ditanggung dari kebijakan berdiam diri di rumah (lockdown) ini, Namun membuka kembali tempat-tempat umum terlalu cepat juga disebutnya memiliki efek buruk.
"Jika tempat-tempat itu dibuka kembali terlalu cepat sebelum wabah bisa ditekan hingga level minimum, maka penyebaran virus akan terus terjadi di waktu yang akan mendatang." tulis Zuckerberg.
Jika virus terus menyebar, maka bisa memperparah kondisi kesehatan dalam jangka waktu yang lebih panjang, dan ujungnya kondisi ekonomi juga bisa mengkhawatirkan.
"Imbasnya bagi bisnis kami sangat signifikan, dan saya khawatir kalau kondisi darurat kesehatan dan kejatuhan ekonomi ini akan berlangsung lebih lama dari yang orang-orang kira saat ini," lanjut Zuckerberg.
Bisnis Facebook sendiri di masa pandemi Covid-19, atau sepanjang triwulan pertama 2020, tidak sesuai ekspektasi, terutama bisnis iklan. Target pendapatan iklan Facebook tidak tercapai, meski jumlah pengguna mengalami kenaikan signifikan.
Dihimpun KompasTekno dari CNBC, Minggu (3/5/2020), bisnis iklan menjadi sumber pendapatan terbesar bagi Facebook selama ini.
Baca juga: Bill Gates, Ramalan Jitu Wabah Virus, dan Vaksin Anti-corona
Saat ini, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Gedung Putih AS telah membicarakan kemungkinan pembukaan kembali tempat-tempat umum dan pusat bisnis di negaranya.
Di sisi lain, sejumlah negara bagian seperti Georgia, Carolina Selatan, Mississippi, dan Montana juga telah melonggarkan kebijakan social distancing, dengan membuka kembali beberapa tempat umum, seperti pusat kebugaran, restoran, dan pertokoan.
Terkini Lainnya
- Samsung Sebut Galaxy S25 HP Serba Bisa, Bukan Jago Rekam Konser Saja
- Ketika Google Mencibir, OpenAI Justru Meniru DeepSeek
- 5 Cara Cek Prosesor Laptop Windows dengan Mudah dan Praktis
- Google Suntik Model AI Veo 2 ke YouTube Shorts, Ini Fungsinya
- 4 HP Android Murah Terbaru 2025, Harga Rp 2 juta-Rp 3 jutaan
- Perplexity Rilis Fitur untuk Riset Mendalam, Ditenagai AI DeepSeek-R1
- Fitur Tema Chat WhatsApp Hadir di Indonesia
- Ramai di Medsos, Cek Numerologi di ChatGPT untuk Ungkap Karakter, Begini Caranya
- Sedang Tren di Amerika, Pakai Apple Watch di Pergelangan Kaki, Bukan di Tangan
- Cara Bikin Poster Ramadhan 2025 Pakai Canva dan Figma, Gratis dan Mudah
- Bocoran Spesifikasi HP Xiaomi 15 Ultra, Bawa Kamera Periskop 200 MP
- Harga ChatGPT Plus dan Cara Berlangganannya
- Ponsel Lipat Tiga Huawei Mate XT Ultimate Hiasi Bandara Kuala Lumpur Malaysia
- 9 Cara Mengatasi WhatsApp Tidak Ada Notifikasi kalau Tidak Buka Aplikasi
- 3 Cara Beli Tiket Bus Online buat Mudik Lebaran 2025, Mudah dan Praktis
- Gojek Resmi Akuisisi Moka, Startup Penyedia Layanan Kasir Digital
- Jumlah Pelanggan Spotify Tembus 130 Juta di Tengah Pandemi Covid-19
- Pendapatan YouTube Menanjak di Tengah Pandemi Covid-19
- Pendapatan Seluler Indosat Rp 5,4 Triliun, Naik berkat Layanan Data
- Fitur Premium Google Meet Gratis hingga September