Perplexity Rilis Fitur untuk Riset Mendalam, Ditenagai AI DeepSeek-R1

- Mesin pencari berbasis kecerdasan buatan (AI), Perplexity AI, merilis fitur terbarunya bernama Deep Research. Seperti namanya, fitur ini bisa dimanfaatkan untuk riset mendalam terhadap suatu topik.
Fitur ini didukung oleh model AI terbaru besutan DeepSeek, yaitu DeepSeek R1 yang disesuaikan. Model AI ini menawarkan keunggulan dalam hal efisiensi, kecepatan, dan harga yang lebih murah.
Pada dasarnya, Perplexity memang dirancang untuk melakukan pencarian informasi (dokumen riset) yang kompleks dan mendalam dengan cepat.
Dengan tambahan dukungan DeepSeek R1 di fitur Deep Research, kecepatan pencarian Perplexity AI jadi meningkat dengan hasil yang lebih komperhensif.
Dalam sebuah posting di blog resminyanya, Perplexity menyebutkan bahwa untuk mengumpulkan informasi mendalam, fitur Deep Research hanya membutuhkan waktu 2-4 menit saja.
Fitur ini baru tersedia di Perplexity veris web. Ke depannya, Perplexity menyebutkan bahwa Deep Research akan segera hadir di perangkat iOS, Android, dan Mac.
Cara kerja fitur Deep Research
Fitur Deep Research memanfaatkan pendekatan yang mirip dengan cara manusia melakukan riset.
Dimulai dengan penalaran berbasis riset (research with reasoning), sistem ini secara berulang melakukan pengkodean untuk mencari, membaca, dan menganalisis berbagai dokumen yang relevan.
Baca juga: Meta Bikin Mesin Pembaca Pikiran Bertenaga AI, Begini Bentuknya
Saat menemukan informasi baru, Deep Research akan melakukan evaluasi dari semua dokumen tersebut untuk dijadikan laporan yang jelas dan komprehensif.
Laporan ini nantinya bisa diekspor oleh pengguna dalam berbagai format, seperti PDF, dokumen, atau diubah menjadi halaman Perplexity yang dapat dibagikan secara online kepada kolega atau teman.
Tingkat keakuratan Deep Research
Perplexity Fitur Deep Research Perplexity AI

Dalam uji coba, Deep Research Perplexity mencapai skor akurasi sebesar 21,1 persen pada Humanity’s Last Exam.
Tes ini menguji seberapa "manusiawi" jawaban AI dengan benchmark komprehensif yang terdiri dari lebih dari 3.000 pertanyaan yang mencakup lebih dari 100 subjek, mulai dari matematika dan sains hingga sejarah dan sastra.
Hasil skor Deep Research sendiri secara signifikan lebih tinggi daripada Gemini Thinking dan sejumlah model AI lainnya.

Sementara itu, untuk pertanyaan yang lebih sederhana, Deep Research mendapat skor akurasi sebesar 93,9 persen pada benchmark SimpleQA, tes yang menguji ketepatan fakta dari beberapa ribu pertanyaan.
Berdasarkan tingkat keakuratan tersebut, Deep Research dapat digunakan untuk mencari hasil riset dalam berbagai topik, mulai dari keuangan, pemasaran, teknologi, hingga riset produk.
Terkini Lainnya
- Bytedance "Suntik Mati" Fitur Mirip Instagram di TikTok
- Bagaimana Cara Wireless Charging di HP Bekerja? Ini Penjelasannya
- 7 Trik Memperkuat Sinyal di iPhone
- Kenapa Pesan WhatsApp Tidak Masuk Jika Tidak Dibuka? Ini Penyebabnya
- Apa Jadinya Jika iPhone Tidak Di-update?
- 4 Cara Melihat Password WiFi di Laptop dan PC untuk Semua Model, Mudah
- 10 Game Tersembunyi di Google, Begini Cara Mengaksesnya
- 4 Fitur di HP Samsung untuk Traveling yang Wajib Kalian Tahu
- Kontroversi Foto Jadi Ghibli Pakai AI yang Bikin Dunia Animasi Heboh
- Mengenal Liang Wenfeng, Pendiri Startup AI DeepSeek yang Hebohkan Dunia
- 6 Cara Bikin WhatsApp Terlihat Tidak Aktif biar Tidak Terganggu Saat Cuti Kerja
- 10 Aplikasi Terpopuler di Dunia, Ini yang Diunduh Paling Banyak
- Kisah Nintendo, Berawal dari Kartu Remi ke Industri Video Game Global
- Pendiri Studio Ghibli Pernah Kritik Keras soal AI
- Riset: Orang yang Sering Chat ke ChatGPT Ternyata Kesepian
- Video: Hasil Foto Konser Seventeen di Bangkok, Thailand, dan Tips Rekam Antiburik
- Bocoran Spesifikasi HP Xiaomi 15 Ultra, Bawa Kamera Periskop 200 MP
- Keracunan Data, Modus Baru Menyasar Pelatihan AI
- Ketika Google Mencibir, OpenAI Justru Meniru DeepSeek
- Broadcom dan TSMC Ingin Pecah Intel Jadi 2 Perusahaan