Operator Seluler AS Dilarang Beli Perangkat Huawei dengan Dana Subsidi

- Huawei kembali mendapat baru sandungan dari pemerintah Amerika Serikat. Kali ini, otoritas telekomunikasi Federal Communications Commission (FCC) melarang operator-operator seluler AS membeli perangkat Huawei dan ZTE dengan dana subsidi.
Dana subsidi dimaksud adalah Universal Service Fund (USF) yang dikutip oleh FCC dari operator-operator seluler setiap kuartal. Jumlah dana USF yang dicairkan mencapai 8,5 miliar dollar AS (Rp 119 triliun) per tahun.
Mirip dengan dana Universal Service Obligation (USO) di Indonesia, dana USF dimaksudkan untuk pemerataan telekomunikasi dan akses internet di AS, khususnya bagi penduduk di daerah-daerah terpencil.
Baca juga: Kisah Hidup Huawei, Bermula dari Apartemen Sempit dan Modal Pas-pasan
Kini, setelah FCC mengeluarkan larangannya pada Jumat pekan lalu, operator-operator AS pun tak bisa lagi membeli perangkat jaringan Huawei dan ZTE dengan dana USF. Mereka tetap bisa membeli alat dari dua perusahaan China itu, tapi harus dengan dana sendiri, di luar dana USF.
Chairman FCC Ajit Pai mengatakan perangkat Huawei dan ZTE menjadi sasaran pelarangan karena mereka "punya kedekatan dengan pemerintah komunis China dan militernya". Mereka pun dicurigai bisa melakukan kegiatan mata-mata terhadap AS lewat perangkatnya.
"Keduanya (Huawei dan ZTE) tunduk pada hukum China yang mengharuskan mereka kooperatif terhadap segala permintaan dari dinas intel pemerintah, dan merahasiakan permintaan itu," ujar Pai, dihimpun KompasTekno dari ArsTechnica, Selasa (26/11/2019).
Baca juga: Gara-gara Salah Sebut, Penjualan Huawei P30 Diblokir di Taiwan
Pai menambahkan bahwa perangkat-perangkat yang dibeli dari pihak asing bisa saja ditanami "backdoor" yang di kemudian waktu bisa dimanfaatkan untuk mengirim virus atau spyware, untuk keperluan mencuri data dari institusi AS.
Selain melarang pembeliannya dengan dana subsidi USF, FCC juga mempertimbangkan usulan untuk mencabut perangkat Huawei dan ZTE dari jaringan semua operator AS. Saat ini FCC masih mendengar masukan dari publik terkait usulan tersebut.
Geoffrey Starks, salah seorang Komisioner FCC, mengatakan bahwa saat ini infrastruktur jaringan milik operator seluler yang ada di daerah rural sudah kepalang menggunakan peralatan dari Huawei dan ZTE untuk jaringan 3G dan 4G mereka.
Baca juga: AS Kembali Perpanjang Izin Bisnis Huawei 90 Hari
Starks menegaskan jika kemudian FCC mewajibkan operator untuk mencabut seluruh peralatan dari Huawei dan ZTE untuk menggantinya dengan perangkat baru, maka operator-operator ini membutuhkan bantuan dana dari pemerintah.
FCC telah meminta operator untuk merinci seluruh informasi terkait infrastruktur mana saja yang sudah menggunakan perangkat dari Huawei dan ZTE. Operator juga diminta untuk memperkirakan berapa besar biaya pergantian seluruh perangkat tersebut.
Menurut pihak FCC untuk pergantian seluruh infrastruktur diperkirakan akan menelan biaya sebesar 1,89 miliar dollar AS (Rp 26,6 triliun). Itu pun akan memakan waktu kurang lebih dua tahun untuk pergantian seluruh perangkat.
Terkini Lainnya
- Arti Logo XLSmart, Operator Seluler Hasil Merger XL-Smartfren
- XLSmart Resmi Beroperasi, Janjikan Peningkatan Layanan
- iPhone 6s Kini Masuk Kategori HP Lawas
- Cara Cek Tilang ETLE via Online
- Video Lama Ungkap Alasan Bos Apple Pilih Rakit iPhone di China
- 10 HP Terlaris di Indonesia
- 50 Ucapan Jumat Agung 2025 Penuh Kasih dan Harapan buat Dibagikan ke Medsos
- Mobile Legends Kolaborasi dengan Naruto, Ada Skin Sasuke, Kurama, dll
- 2 Cara Reset Explore Instagram biar Lebih Sesuai Minat
- Arti Kata “Stecu”, Bahasa Gaul yang Lagi Viral di TikTok
- Alamat URL Google Search di Semua Negara Akan Disamakan
- 40 Link Download Twibbon Jumat Agung 2025 buat Peringati Kematian Yesus Kristus
- Bill Gates Pamer Kode Pertama Microsoft, Ada 150 Halaman
- Google Resmi Naikkan Standar, HP Android Storage 16 GB Gigit Jari
- Daftar HP yang Mendukung eSIM Indosat