cpu-data.info

Visi Ideal Samsung soal Kecerdasan Buatan di Ponsel Halaman all -

Ilustrasi
Lihat Foto

SAN JOSE, - “Hai, saya ingin pesan kursi deretan belakang di bioskop,” ujar seorang pengguna kepada ponselnya. Sang ponsel balik bertanya, “Baiklah, kursi di deretan belakang. Untuk film apa dan dan hari apa?”

Si pengguna pun memberikan keterangan lebih lanjut. Lalu kecerdasan buatan (Artificial Intelligence, AI) di ponsel melanjutkan pesanan kursi di bioskop sesuai dengan permintaan.

Itulah, lebih kurang, visi ideal Samsung mengenai kemampuan asisten digital berbasis AI di ponsel yang mampu sepenuhnya memahami percakapan dengan manusia dan memenuhi berbagai jenis permintaan.

Dr Hongxia Jin, Senior Director Samsung Research America Artificial Intelligence Center, menyebutnya dengan istilah “Generalizing AI for everybody”. Maksudnya, kecerdasan buatan yang bisa menangani hal-hal umum dalam keseharian.

Baca juga: Secanggih Apa Kecerdasan Buatan di Galaxy S10?

Samsung tengah mengembangkan AI ke arah ini. Namun, menurut dia, untuk sekarang kemampuan AI seperti dalam film fiksi ilmiah tersebut masih sebatas angan-angan.

“Pendekatan AI yang dipakai (di perangkat konsumen) saat ini adalah Narrow AI yang bagus untuk tugas spesifik, seperti memainkan musik. Tapi ia tak tahu apa yang Anda butuhkan,” ujar Jin ketika ditemui KompasTekno di Samsung Strategy and Innovation Center di San Jose, Amerika Serikat, pekan lalu.

Bisa belajar

Kantor Samsung yang berada di kawasan Silicon Valley ini merupakan salah satu pusat pengembangan kecerdasan buatan milik Samsung. Di sini, Jin dan para engineer pimpinannya berusaha mewujudkan impian tentang teknologi AI ideal untuk masa depan.

Salah satu upaya yang dilakukan adalah membuat asisten digital mampu “belajar" dari kebiasaan pengguna. Untuk kasus pemesanan kursi di bioskop tadi, misalnya, AI pada awalnya tak tahu menahu soal cara memesan kursi.

Gedung pusat riset Samsung di San Jose, Amerika Serikat./ OIK YUSUF Gedung pusat riset Samsung di San Jose, Amerika Serikat.

Pengguna bisa “mengajari” Ai untuk memesan kursi dengan melakukannya terlebih dahulu secara manual lewat aplikasi pemesanan di ponsel. AI bisa dibuat memahami langkah-langkahnya.

Baca juga: AnTuTu Bikin Aplikasi Benchmark untuk Kecerdasan Buatan

Nah, kali lain pengguna ingin memesan kursi, asisten digital pun sudah mafhum dan langsung bisa melakukan pemesanan secara mandiri.

Pendekatan user-centric macam ini, menurut Jin, sudah mulai diterapkan di asisten digital Bixby di ponsel Samsung yang menjadi semakin “pintar” alias lebih memahami pengguna seiring dengan semakin banyaknya pemakaian (engagement).

“Kami ingin mewujudkan Ai yang bisa selalu belajar dari pengguna. Baik dalam hal mempelajari interaksi langsung di layar perangkat, perintah suara, maupun percakapan,” imbuh Jin.

Masih pelan

Kemampuan komputer dalam berbagai perangkat masih menjadi batu sandungan untuk “mengajari” AI soal kebiasaan pengguna lewat machine learning

Menurut Jin, komputer saat ini masih belum mampu mempelajari hal-hal baru secepat manusia, apalagi menebak kebutuhan pengguna.

Baca juga: Peneliti Kembangkan Kecerdasan Buatan Penangkal Hoaks

Namun, meski belum tahu kapan kecerdasan buatan ala film fiksi ilmiah bakal berwujud, dia mengaku optimis visi Samsung soal AI ideal yang paham kebutuhan pengguna bisa tercapai.

“Industri teknologi saat ini masih berada di tahap awal dari perjalanan panjang kecerdasan buatan,” katanya.

Samsung sendiri bertekad menjadi salah satu pemimpin dunia dalam hal pengembangan kecerdasan buatan, bersama para pemain lain dalam dunia teknologi macam Google dan Facebook.

Khusus untuk pengembangan AI, Samsung memiliki pusat riset kecerdasan buatan yang tersebar di lima negara, yakni Korea Selatan, Inggris, Amerika Serikat, Kanada dan Rusia. 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat