Begini Cara WhatsApp Cari Duit dari Layanan "Business"

- Pada awal 2018, aplikasi pesan singkat WhatsApp meresmikan layanan khusus untuk para pebisnis yang dinamai “WhatsApp Business”. Tujuannya mempermudah pebisnis berkomunikasi dengan pasarnya, sekaligus memonetisasi layanan yang selama ini gratis.
Kini, WhatsApp menerapkan sistem antarmuka baru pada Business untuk mendorong penetrasi dan menambah pemasukan. Ada tiga tool yang digencarkan, seperti apa?
Pertama, meminta informasi yang diperlukan. Ketika pengguna membutuhkan konfirmasi pengiriman barang atau boarding pass, bisa menyerahkan nomornya ke situs perusahaan yang bersangkutan.
Selanjutnya, perusahaan akan bergegas memberikan informasi-informasi penting via WhatsApp. Kecepatan komunikasi lewat WhatsApp Business diklaim lebih cepat ketimbang menelpon customer service atau mengirim email.
Baca juga: Begini Cara Video Call 4 Orang Bersamaan di WhatsApp
Kedua, memulai percakapan dengan tombol “click-to-chat”. Tombol ini tersedia pada situs atau akun Facebook perusahaan yang bekerja sama dengan WhatsApp Business.
Ketika menekan tombol click-to-chat, Anda tak perlu menyimpan nomor perusahaan yang bersangkutan. Anda bisa langsung memulai chat dengan admin WhatsApp-nya dan menanyakan hal-hal yang ingin Anda ketahui.
Ketiga, mendapat dukungan secara real-time. Perusahaan bisa menyediakan solusi-solusi praktis atas keluhan pengguna atau tutorial dan pengenalan mendalam terkait produk yang mereka jajakan melalui fitur ini.
Untuk setiap pesan yang dikirim perusahaan ke target market mereka, WhatsApp mengenakan biaya 0,5 hingga 9 sen (Rp 71 hingga Rp 1.200), berdasar lokasi.
“Perusahaan akan membayar setiap pesan yang mereka kirim, sehingga tak berantakan ketika sampai ke pengguna,” begitu tertera pada blog resmi WhatsApp, sebagaimana dihimpun KompasTekno, Jumat (3/8/2018).
Baca juga: Apa Perbedaan WhatsApp Business dan WhatsApp Messenger?
Semua pesan antara perusahaan dan pasarnya pun bakal diamankan dengan enkripsi end-to-end. Jika tak berkenan, pengguna juga bisa memblok akun perusahaan semudah memblok akun biasa.
Sejauh ini WhatsApp belum tertarik memonetisasi layanannya dengan membubuhkan iklan. Hal ini untuk menjaga kenyamanan pengguna dalam berinteraksi. Apakah model bisnisnya akan terus mengandalkan pada WhatsApp Business? Kita lihat saja ke depannya.
Terkini Lainnya
- Cara Mengaktifkan Kembali M-Banking BCA Terblokir tanpa Harus ke Bank
- 7 Game PS5 Menarik di Sony State of Play 2025, Ada Game Mirip GTA V
- Samsung Pinjamkan 160 Unit Galaxy S25 Series di Acara Galaxy Festival 2025
- 15 Masalah yang Sering Ditemui Pengguna HP Android
- Samsung Gelar Galaxy Festival 2025, Unjuk Kebolehan Galaxy S25 Series lewat Konser dan Pameran
- Apa Beda Login dan Sign Up di Media Sosial? Ini Penjelasannya
- Kenapa Kursor Laptop Tidak Bergerak? Begini Penyebab dan Cara Mengatasinya
- Oppo A3i Plus Resmi, HP Rp 3 Jutaan dengan RAM 12 GB
- 2 Cara Melihat Password WiFi di MacBook dengan Mudah dan Praktis
- Xiaomi Umumkan Tanggal Rilis HP Baru, Flagship Xiaomi 15 Ultra?
- Wajib Dipakai, Fitur AI di Samsung Galaxy S25 Ultra Bikin Foto Konser Makin Bersih
- Ramai Konser Hari Ini, Begini Setting Samsung S24 dan S25 Ultra buat Rekam Linkin Park, Dewa 19, NCT 127
- WhatsApp Sebar Fitur Tema Chat, Indonesia Sudah Kebagian
- Ini Mesin "Telepati" Buatan Meta, Bisa Terjemahkan Isi Pikiran Jadi Teks
- Begini Efek Keseringan Pakai AI pada Kemampuan Berpikir Manusia