Qualcomm Terancam Kehilangan Dua Mitra Besar Jika Dibeli Broadcom

- Qualcomm bakal kehilangan dua mitra besarnya jika menerima tawaran terakhir Broadcom Ltd yang bernilai 121 miliar dollar AS (sekitar Rp 1.700 triliun).
Pada akhirnya, Qualcomm telah menolak penawaran tersebut. Dalam arsip tindak lanjutan yang ditujukan ke CEO Broadcom, Hock Tan, pekan lalu, Qualcomm merinci alasan penolakan percobaan akuisisi tersebut.
Dipaparkan, dua mitra yang memberikan pendapatan untuk Qualcomm sebesar 1 miliar dollar AS (sekitar Rp 13,6 triliun), mengancam akan hengkang jika Qualcomm menerima tawaran dari Broadcom.
Alasannya, mereka kurang menaruh kepercayaan kepada Broadcom dalam memimpin industri teknologi. Broadcomm dikhawatirkan akan merusak bahkan menghancurkan bisnis mikroprosesor Qualcomm.
Dua vendor smartphone terbesar dunia, yakni Apple dan Samsung disebut-sebut sebagai mitra kunci Qualcomm, diikuti klien vendor smartphone lain seperti Huawei Technologies, LG Electronics, Oppo, Sony Corp, Vivo dan Xiaomi.
Dalam arsip tersebut, Qualcomm juga menggarisbawahi isu tentang potensi monopoli yang bisa merusak bahkan menghancurkan bisnis lisensi teknologi milik Qualcomm senilai 4 dollar AS (sekitar Rp 54 triliun). Isu monopoli juga menjadi ganjalan untuk mendapat ijin dari otoritas bisnis dan finanssial AS.
Dilansir KompasTekno dari CRN Australia, Selasa (13/2/2018), Qualcomm mengatakan jika merger internasional antara dua bisnis raksasa, seperti Qualcomm dan Broadcom harus melibatkan banyak regulator.
Sehingga butuh waktu berbulan-bulan bagi regulator untuk menganalisis kesepakatan bisnis. Meskipun begitu, regulator belum tentu menyetujui merger yang diajukan. Jika ini terjadi, tak akan ada langkah berikutnya.
Namun, Broadcom menjanjikan akan memberikan ganti rugi kepada Qualcomm sebesar 8 miliar dollar AS (Rp 109 triliun) jika gagal meraih kesepakatan untuk mendapatkan persetujuan dari regulator.
Broadcom pertama kali mendekati Qualcomm pada November 2017 lalu. Kala itu, Broadcom mengajukan tawaran akuisisi senilai 105 miliar dollar AS (Rp 1.433 triliun) yang ditolak oleh Qualcomm karena angka yang ditawarkan dinilai kurang besar.
Tak gentar, Broadcom kembali mengajukan tawaran sebesar Rp 1.700 triliun dan menominasikan daftar pejabat tinggi untuk menggantikan direksi Qualcomm. Pemegang saham Qualcomm dijadwalkan memilih nominasi pada 6 Maret mendatang.
Baca juga : Qualcomm Tolak Pinangan Rp 1.700 Triliun Broadcom
Broadcom menggarisbawahi jika penawaran ini adalah yang terbaik sekaligus yang terakhir. Sayangnya, Qualcomm tetap menolak tawaran tersebut.
Kabar terakhir menyebut jika kedua pihak, baik Qualcomm dan Broadcomm dijadwalkan akan bertemu pada Rabu, (14/2/2018) untuk mencari kemungkinan renegosiasi.
Terkini Lainnya
- Cara Mengaktifkan Kembali M-Banking BCA Terblokir tanpa Harus ke Bank
- 7 Game PS5 Menarik di Sony State of Play 2025, Ada Game Mirip GTA V
- Samsung Pinjamkan 160 Unit Galaxy S25 Series di Acara Galaxy Festival 2025
- 15 Masalah yang Sering Ditemui Pengguna HP Android
- Samsung Gelar Galaxy Festival 2025, Unjuk Kebolehan Galaxy S25 Series lewat Konser dan Pameran
- Apa Beda Login dan Sign Up di Media Sosial? Ini Penjelasannya
- Kenapa Kursor Laptop Tidak Bergerak? Begini Penyebab dan Cara Mengatasinya
- Oppo A3i Plus Resmi, HP Rp 3 Jutaan dengan RAM 12 GB
- 2 Cara Melihat Password WiFi di MacBook dengan Mudah dan Praktis
- Xiaomi Umumkan Tanggal Rilis HP Baru, Flagship Xiaomi 15 Ultra?
- Wajib Dipakai, Fitur AI di Samsung Galaxy S25 Ultra Bikin Foto Konser Makin Bersih
- Ramai Konser Hari Ini, Begini Setting Samsung S24 dan S25 Ultra buat Rekam Linkin Park, Dewa 19, NCT 127
- WhatsApp Sebar Fitur Tema Chat, Indonesia Sudah Kebagian
- Ini Mesin "Telepati" Buatan Meta, Bisa Terjemahkan Isi Pikiran Jadi Teks
- Begini Efek Keseringan Pakai AI pada Kemampuan Berpikir Manusia