Menakar Potensi eSport di Indonesia
SOLO, - Olahraga elektronik atau eSport kini sedang berkembang pesat di Indonesia. Terbukti dari beberapa tim eSport Indonesia yang berprestasi di kompetisi eSport internasional.
Sebut saja tim Recca eSport, NXL, atau CS:GO yang kerap menyabet juara di turnamen eSport bergengsi, baik skala nasional maupun internasional. Bahkan, salah satu pemain CS:Go asal Indonesia telah direkrut China untuk bermain Counter Strike 2.
"eSport bukan hanya sebuah tren, tapi sudah terbukti prestasinya bagi Indonesia dan ini baru langkah awal", jelas Country Business Nvidia Indonesia, Haryono Kartono pada acara media briefing di Solo, Selasa (24/10/2017).
Harry melanjutkan, eSport adalah olahraga yang terbuka bagi siapa pun. Sebab eSport tidak membutuhkan standar fisik layaknya olahragawan fisik konvensional. Bahkan eSport bisa dimainkan oleh penyandang disabilitas.
Berdasarkan data yang dihimpun KompasTekno dari situs eSport internasioal newzoo.com, Indonesia memiliki 43,7 juta pemain game yang menghabiskan 880 juta dollar AS (sekitar Rp 11 miliar) untuk bermain game.
Baca: “E-Sport”, Hadiah Besar, dan Olimpiade Paris..."
Total ini membuat Indonesa menduduki peringkat ke-16 negara dengan pendapatan dari game terbesar di dunia. Sebesar 56 persen di antaranya merupakan gamer laki-laki yang menggunakan PC/laptop, dengan rentang usia 10-50 tahun. Sementara 44 persen sisanya adalah gamer perempuan dengan usia 10-50 tahun.
Atlet eSport Indonesia terhimpun dalam IeSPA (Indonesia eSport Association) yang saat ini masih menginduk pada organisasi FORMI (Federasi Olahraga Masyarakat Indonesia). IeSPA bertekad mewujudkan Indonesia sebagai negara yang berprestasi dan disegani dalam bidang eSport di mata internasional.
Dalam mewujudkannya, akan dirancang konsep liga eSport dan kualifikasi dari tingkat klub daerah hingga nasional yang nantinya akan dikirim ke Manila untuk pemusatan pelatihan eSport Asia.
"Ini adalah langkah awal, kita ciptakan dulu infrastrukturnya sebagai tempat berlatih. Baru setelah ada infrastruktur akan muncul komunitas-komuitas gamer di daerah-daerah," ujar Haryono.
Haryono menambahkan, dengan munculnya warnet game iCafe yang bersertifikasi internasional, akan memunculkan pemain game yang profesional dan siap berlaga di kompetisi eSport internasional.
Baca: Nvidia Bangun Warnet Game iCafe Dukung Ekosistem eSport Indonesia
"Saat ini sudah ada 50 iCafe positif yang tersedia. Positif maksudnya memiliki aturan ketat seperti tidak ada perjudian, tidak boleh berseragam sekolah, tidak ada pornografi, dan tidak ada bermain game ketika jam sekolah berlangsung," imbuh Haryono.
Di beberapa negara seperti Amerika dan negara-negara Eropa, atlet eSport merupakan profesi yang menjanjikan. Pemain eSport akan dibayar puluhan juta rupiah untuk bermain game.
Meskipun belum dipertimbangkan sebagai sebuah profesi, namun Indonesia masih patut berbangga hati soal eSport.
Pasalnya, pada Asian Games 2018 nanti, akan diadakan eksibisi eSport pertama kalinya di ajang kompetisi olahraga bergengsi dunia. Nantinya, eSport akan diresmikan sebagai olahraga oleh Olympic Council of Asia pada Asian Games 2022 di Hangzhou, China.
Terkini Lainnya
- Kemenperin Puji Samsung Patuhi TKDN, Sindir Apple?
- 5 Merek HP Terlaris di Dunia 2024 Versi Counterpoint
- Ambisi Malaysia Jadi Pusat Data Center Asia Terganjal
- Apakah Mode Pesawat Bisa Menghemat Baterai HP? Begini Penjelasannya
- Ada Tonjolan Kecil di Tombol F dan J Keyboard, Apa Fungsinya?
- Cara Kerja VPN untuk Membuat Jaringan Privat yang Perlu Diketahui
- Konsol Handheld Windows 11 Acer Nitro Blaze 8 dan Nitro Blaze 11 Resmi, Ini Harganya
- X/Twitter Akan Labeli Akun Parodi
- Deretan Laptop Baru Asus di CES 2025, dari Seri Zenbook hingga ROG Strix
- 5 Penyebab Tidak Bisa Lihat Profil Kontak WA Orang Lain
- Cara Logout Akun Google Photos dari Perangkat Lain
- Reaksi TikTok soal Rumor Bakal Dijual ke Elon Musk
- RedNote, Medsos China Mirip TikTok Jadi Aplikasi No. 1 di AS
- Pasar Ponsel Dunia Akhirnya Membaik, Naik 4 Persen Tahun Lalu
- 10 Jenis Cookies di Internet dan Fungsinya