Tudingan Monopoli yang Dihadapi Qualcomm
- Perseteruan mengenai masalah praktek lisensi yang dilakukan Qualcomm masih terus berlanjut. Kini masalah tersebut telah sampai pada tudingan mengenai monopoli bisnis chipset mobile.
Tudingan tersebut dilontarkan oleh Federal Trade Commision (FTC) sejak Januari lalu dan diajukan sebagai gugatan melalui Pengadilan Distrik San Jose, California.
Sebagaimana dilansir KompasTekno dari Cnet, Senin (15/5/2017), FTC menuding Qualcomm bertindak curang dalam penerapan harga lisensinya.
Menurut FTC, Qualcomm telah memaksa Apple menandatangani kerja sama eksklusif terkait penggunaan chip buatan perusahaan prosesor itu.
Baca: Qualcomm Gugat Balik Apple
Selain itu, organisasi dagang Amerika Serikat tersebut juga mengungkap bahwa Qualcomm melakukan monopoli yang merusak persaingan dagang dan mematok biaya royalti yang terlalu mahal.
“Qualcomm memakai kekuatan monopolinya untuk membuat produsen perangkat genggam membayar royalti berlebih ketika membeli chip dari produsen lain,” terang FTC.
“Selanjutnya Qualcomm menghalangi kompetitornya dengan menolak memberikan lisensi yang dijanjikan berada dalam standar Fair, Reasonable, and Non-Discriminatory (FRAND). Mereka juga memblokir kompetitornya untuk menjual chipset kepada Apple,” imbuhnya.
“Gugatan terbaru yang diajukan FTC ke pengadilan tidak lantas membuat tudingan mereka pada Qualcomm menjadi benar. Tudingan merusak kompetisi dan gugatan melanggar aturan antimonopoli itu tidak sesuai,” demikian pernyataan Qualcomm.
“Karena itu gugatan tersebut mestinya dibatalkan,” imbuhnya.
Sekadar diketahui, Qualcomm meruapkan produsen chipset mobile terbesar di dunia dan telah menciptakan sejumlah standar teknologi dasar untuk menghubungkan ponsel ke jaringan seluler.
Pemasukan terbesar Qualcomm diperoleh dari biaya lisensi teknologi ratusan perangkat yang dibuat oleh produsen perangkat genggam.
Sebagai gambaran, produsen perangkat genggam mesti membayar biaya lisensi pada Qualcomm untuk setiap perangkatnya yang terhubung ke jaringan 3G dan 4G. Pembayaran ini mesti dilakukan meski chipset yang dipakai bukanlah produksi Qualcomm.
Pada Januari lalu, Apple juga sempat mengajukan gugatan pada Qualcomm. Apple menuding pembuat chipset mobile tersebut telah memberikan syarat kerja sama yang tidak adil.
Terkini Lainnya
- YouTube Kini Punya Tombol "Hype" untuk Dongkrak Popularitas Kreator Pemula
- Elon Musk Umumkan Blindsight, Inovasi agar Tunanetra Bisa Melihat Lagi
- Game "God of War Ragnarok" PC Resmi Meluncur, Ini Harganya di Indonesia
- Tablet Huawei MatePad Pro 12.2 dan MatePad 12 X Meluncur, Kompak Pakai Layar PaperMatte
- Mengenal Sehat Sutardja, Pionir di Balik Kesuksesan Marvell Technology
- YouTube Rilis Communities, Fitur Mirip Forum untuk Interaksi dengan Penonton
- Cara Login Akun BPJS Ketenagakerjaan via Aplikasi JMO di HP Android dan iPhone
- Sony Mulai Jual Konsol PlayStation 5 Versi Refurbished, Hemat Rp 1 Jutaan
- Google Menang Gugatan di Uni Eropa, Batal Bayar Denda Rp 25 Triliun
- Cara Cek Aktivitas Login Akun Instagram biar Aman
- Advan 360 Stylus Pro Resmi di Indonesia, Laptop Convertible Harga Rp 7 Juta
- HP Realme 13 Pro 5G dan 13 Pro Plus 5G Resmi di Indonesia, Harga Rp 6 Jutaan
- Cara Bikin Ikon Aplikasi iPhone di iOS 18 Jadi Menarik, Warna dan Ukurannya Bisa Diganti
- Pionir Semikonduktor Modern Sehat Sutardja Meninggal Dunia
- Bagaimana Cara Registrasi Kartu Telkomsel? Ini Dia Langkah-langkahnya