Amerika Akan Blokir TikTok, Siapa yang Bakal Diuntungkan?

- TikTok bersiap menutup operasinya di Amerika Serikat (AS), Minggu (19/1/2025) waktu setempat.
Hal itu akan dilakukan aplikasi besutan ByteDance tersebut apabila Mahkamah Agung (MA) tidak mengabulkan permohonan banding darurat untuk menangguhkan pemblokiran TikTok di AS.
Sebenarnya TikTok memiliki opsi untuk dialihkan ke perusahaan AS agar bisa terus beroperasi dengan normal di Negeri Paman Sam. Beberapa nama juga sempat disebut berminat meminang TikTok, seperti Elon Musk dan YouTuber MrBeast.
Akan tetapi, TikTok lebih memilih menutup aplikasinya untuk 170 juta penggunanya di AS, ketimbang harus menjual perusahaan.
Alasan penutupan TikTok yang selama ini digaungkan pemerintah AS adalah soal ancaman keamanan nasional serta data pribadi pengguna. Banyak penduduk AS meyakini TikTok adalah alat mata-mata pemerintah China.
Baca juga: Survei: Mayoritas Warga AS Percaya TikTok Alat Mata-mata China
Akan tetapi, ada pula spekulasi soal platform dan perusahaan lokal AS yang bakal diuntungkan dari pemblokiran TikTok di AS.
TikTok diblokir di AS, siapa untung?
Meta (induk perusahaan Facebook, Instagram, dan WhatsApp) serta Google, disebut menjadi pihak yang akan paling diuntungkan dengan pemblokiran TikTok di AS, menurut analis dari eMarketer.
Sebab, keduanya merajai bisnis periklanan di AS selama bertahun-tahun. Selama bertahun-tahun, sebelum kehadiran TikTok di AS, gabungan Meta dan Google menguasai pendapatan iklan digital di Amerika.
Puncaknya di tahun 2017, di mana secara total, keduanya menguasai 54 persen pendapatan iklan di AS (Google: 34,7 persen, Meta: 20 persen), berasarkan laporan Insider Intelligence.
Di tahun 2022, total pendapatan iklan keduanya mulai menurun. Jika digabungkan, pendapatan iklan Google dan Meta di tahun 2022 hanya sebesar 48,4 persen.
Baca juga: Bisnis Iklan Seret, Keuntungan Induk Google Turun 27 Persen
Pertumbuhan TiTok dan marketplace Amazon, disebut ikut berdampak ke bisnis Meta dan Google.
Adapun TikTok dirilis resmi di AS sejak tahun 2018. Tahun 2020, popularitas TikTok di AS melejit lantaran banyak warga melakukan karantina di rumah saat pandemi Covid-19.
Kembali ke proyeksi eMarketer, mereka memprediksi Instagram dan Facebook akan diuntungkan dengan pemblokiran TikTok, terutama dari bisnis iklan.
Sebanyak 22 persen belanja iklan dari "kue" TikTok diestimasikan akan beralih ke Instagram dan 17 persen ke Facebook. Kemudian 10,7 persen lainnya disebut akan mengalir ke YouTube milik Google.
Perusahaan asal AS lain juga disebut akan ketiban untung, meskipun persentasenya lebih tipis dibanding Meta dan Google.
Terkini Lainnya
- Ikuti Google, Apple Ganti Nama Teluk Meksiko Jadi Teluk Amerika di Maps
- Kapan Emoji Pertama Kali Digunakan? Begini Sejarahnya
- Setelah Tarik Ulur, Apple Disebut Akan Bangun Pabrik iPhone di Indonesia
- Harga iPhone Diprediksi Makin Mahal, Apa Penyebabnya?
- Daftar Shortcut Keyboard Microsoft Excel dan Fungsinya
- Nintendo Switch Dekati Rekor PlayStation 2
- Arti “Clingy”, Bahasa Gaul yang Sering Digunakan di Media Sosial
- Sharp Tak Jualan HP Android Murah di Indonesia, Apa Alasannya?
- Smartphone HMD Aura "Squared" Resmi, Mirip HMD Arc dengan Memori Lebih Besar
- WiFi 6E dan WiFi 7 Resmi Hadir di Indonesia, Kecepatan Tembus 46 Gbps
- Apple Rilis Powerbeats Pro 2, TWS dengan Sensor Detak Jantung
- Ponsel Lipat Oppo Find N5 Meluncur Minggu Depan, Ini Bocoran Spesifikasinya
- Smartphone Sharp Aquos Sense9 Resmi di Indonesia, Desain "Stylish" dan Bodi Tangguh
- HP Sharp Aquos R9 Pro dengan Kamera Leica Resmi di Indonesia, Ini Harganya
- Cara Transkrip Video YouTube Mudah dan Cepat
- Ciri-ciri Penipuan di WhatsApp dan Cara Menghindarinya
- TWS Oppo Enco Air 4 Resmi di Indonesia, Bawa Fitur ANC Harga Rp 800.000
- iPhone 17 Series dan iPhone SE 4 Bakal Lebih Mahal?
- Wanita Perancis Kena Tipu Brad Pitt AI, Rp 13 Miliar Melayang
- Bluesky Siapkan Flashes, Aplikasi Berbagi Foto Pesaing Instagram