CEO Google Sebut 2025 Tahun Krusial, Ini Sebabnya

- Tahun baru 2025 akan segera tiba. Umumnya, orang-orang memaknai tahun baru dengan harapan baru. Namun CEO Alphabet dan Google, Sundar Pichai, menilai tahun 2025 sebagai tahun yang "kritis".
Pichai juga berpesan kepada karyawan bahwa perusahaannya akan menghadapi "taruhan tinggi" di sepanjang tahun depan. Musababnya terkait dengan kompetisi yang kian intens hingga tantangan regulasi.
Raksasa teknologi ini tengah menghadapi kasus hukum bersama Departemen Kehakiman (Department of Justice/DoJ) Amerika Serikat.
Pada Agustus 2024 lalu, hakim federal AS, Amit Mehta memutuskan bahwa Google secara ilegal memonopoli pasar pencarian. Menyusul keputusan itu, DoJ menyarankan hakim untuk mendesak Google menjual peramban Chrome.
Baca juga: Karier Sundar Pichai hingga Jadi CEO Google
Dalam kasus terpisah, DoJ menuduh Google secara ilegal mendominasi teknologi iklan online. Sidang terkait kasus ini ditutup pada September 2024, tetapi hakim belum menetapkan keputusan.
Tidak hanya di AS, Google juga menghadapi tantangan regulasi di Inggris. Lembaga pengawas persaingan Inggris menyatakan keberatan atas praktik teknologi iklan Google yang dinilai mengganggu persaingan di negaranya.
Tantangan lainnya yaitu bahwa Google perlu berjuang untuk menyaingi perusahaan teknologi lain, khususnya dalam hal kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).
Pasalnya, AI generatif seperti ChatGPT bikinan OpenAI memberikan cara baru bagi pengguna untuk mengakses informasi di internet, tanpa perlu lewat mesin pencari seperti Google Search.
Google memang masih menjadi penguasa di bisnis search engine, dilansir CNBC. Namun perusahaan teknologi lainnya juga sudah mengembangkan layanan serupa bertenaga AI.
Misalnya OpenAI yang sudah merilis SearchGPT di dalam ChatGPT pada awal November 2024. Begitu pula dengan Perplexity yang memiliki layanan pencarian bertenaga AI.
Agar tak kalah saing, Google juga mengembangkan model AI hingga aplikasi Gemini. AI ini juga akan menjadi fokus Google pada tahun depan.
"Dengan aplikasi Gemini, ada momentum yang kuat, terutama selama beberapa bulan terakhir," kata Pichai, dikutip KompasTekno dari CNBC, Selasa (31/12/2024).
"Meningkatkan Gemini bagi konsumen akan menjadi fokus terbesar kami tahun depan," lanjut dia.
Pemerintah AS desak Google jual Chrome
Departemen Kehakiman (Department of Justice/DoJ) Amerika Serikat (AS) dilaporkan akan mendesak Google untuk menjual peramban (browser) Chrome. Pasalnya, Google dinilai memonopoli pasar pencarian internet dan masih mempertahankan praktik tersebut.
Terkini Lainnya
- 5 Contoh Surat Lamaran Kerja via Email yang Benar dalam Bahasa Indonesia dan Inggris
- Alibaba Rilis Model AI QwQ-32B, Diklaim Ungguli OpenAI dan DeepSeek
- Imigrasi AS Akan Wajibkan Imigran Serahkan Akun Media Sosial
- 2 Cara Membuat Kolom Tanda Tangan di Microsoft Word dengan Mudah dan Praktis
- Cara Membuat Drop Down List atau Daftar Pilihan di Microsoft Excel
- Arti Kata “Etlis”, Bahasa Gaul yang Sering Digunakan di Medsos
- Cara Sematkan Tiga Pesan Penting DM Instagram
- Mau "Bukber"? Ini Tips Cari Rekomendasi Restoran via Gmaps
- 5 Aplikasi Finansial untuk Kelola Keuangan Ramadhan hingga Lebaran 2025
- Software Desain Microsoft Publisher Disetop 2026
- Google Rilis Fitur Pendeteksi Penipuan, Ditenagai AI
- Buka Hari Ini Jam 09.00, Berikut Link dan Cara Tukar Uang Baru Lebaran 2025 via Bank Indonesia
- Mengapa Blokir iPhone 16 Series di Indonesia Dicabut?
- Google Umumkan AI Mode di Search, Bisa "Googling" Lebih Detail
- Penyangga HP Ini Bisa Ngecas 3 Gadget Apple Sekaligus
- Nvidia Akuisisi Startup Asal Israel demi Perkuat Infrastruktur AI
- Vivo Siapkan Pesaing Apple Vision Pro?
- Nasib iPhone 16 di Indonesia, Apple Abaikan Undangan dan Dinego via WA
- Google Rayakan Malam Tahun Baru 2025 dengan Efek "Glowing", Apa Artinya?
- Cara Buat Twibbon Tahun Baru 2025 Pakai HP, Mudah dan Cepat