AWS Tambah Investasi di Pasar Asia Tenggara

LAS VEGAS, - Perusahaan cloud computing asal Amerika Serikat, Amazon Web Service (AWS), meningkatkan komitmennya di kawasan Asia Tenggara.
Komitmen itu diwujudkan dalam beberapa hal. Salah satunya, menambah kucuran investasi untuk Malaysia, sekaligus membuka wilayah (region) di Kuala Lumpur bulan Agustus lalu.
"Kami sangat senang dengan investasi kami di sana, (besarnya) adalah 6,2 miliar dollar AS (sekitar Rp 98 triliun,) dengan dampak ke Produk Domestik Bruto (PDB) 12,1 miliar dollar AS (sekitar Rp 192 triliun)," kata Jeff Johnson, Managing Director, ASEAN, AWS di sela acara "re:Invent 2024" yang berlangsung di Las Vegas, Nevada, Amerika Serikat (AS), 2-6 Desember 2024.
Investasi di Malaysia ini akan berlaku hingga tahun 2038. Johnson menambahkan, AWS juga berencana membuka region keempatnya di Asia Tenggara, yakni di Bangkok, Thailand. Di Negeri Gajah Putih itu, AWS akan berinvestasi 5 miliar dollar AS (sekitar Rp 79,2 triliun).
Sebelum Malaysia dan Thailand, AWS lebih dulu membuka region di Jakarta (Indonesia) dan Singapura.
Baca juga: AWS Siapkan Rp 1,5 Triliun demi AI dan Cloud Computing
Di Indonesia, anak perusahaan Amazon itu masuk sejak 2021 dengan menyuntikkan dana investasi senilai 5 miliar USD selama 15 tahun ke depan.
Johnson mengeklaim, investasi ini berdampak pada PDB (Produk domestik bruto) Indonesia hingga 10,9 miliar dollar AS (sekitar Rp 172 triliun).
Sementara Singapura yang menjadi region pertama AWS di Asia Tenggara, mendapat investasi baru bulan Mei lalu, sebesar 8,8 miliar dollar AS (sekitar Rp 139 triliun) hingga tahun 2028.
Investasi ini disebut berdampak terhadap PDB Singapura hingga 17,6 miliar dollar AS (Rp 279 triliun).
Gandeng startup lokal

Bukan cuma investasi dan perluasam region. AWS juga menggandeng startup (perusahaan rintisan) lokal untuk menelurkan produk generative AI. Salah satunya perancangan model bahasa besar (Large Language Model) generative AI untuk bahasa Melayu.
Model bahasa ini diberi nama MaLLaM LLM yang dibuat oleh perusahaan rintisan asal Malaysia, yakni Mesolitica.
Untuk merancang MaLLaM, Mesolitica menggunakan chip "custom" ML dari AWS, yakni Trainium dan Inferentia.
Dengan kedua chip tersebut, Mesolitica disebut bisa memghemat ongkos hingga 87 persen, namun tetap mandapatkan peningkatan throughput (jumlah transaksi per detik) hingga 5,5 kali lipat saat melatih MaLLaM LLM.
Hal tersebut berpengaruh pada tingkat responsivitas dan efisiensi ketika menggunakan asisten AI. Mereka juga melatih MaLLaM dengan 197 dataset dan total hampir 200 miliar token untuk membuat model bahasa lebih luwes saat bercakap.
Terkini Lainnya
- Fitur Baru WA di Indonesia, Bisa Bikin Paket Stiker Sendiri
- Daftar Kode Negara iPhone dan Cara Mengeceknya
- 35 Daftar HP Mendukung E-SIM Tri dan Cara Belinya
- Kenapa Tidak Bisa Menerima Kode OTP SMS? Begini Penyebabnya
- Apa Itu Italian Brainrot atau Meme Anomali yang Lagi Viral di TikTok?
- 4 Tips Dapat Penghasilan Tambahan lewat Instagram
- Samsung Galaxy M56 Bawa Desain Kamera Baru, Bodi Tipis, dan Android 6 Generasi
- Moto Book 60 Resmi, Laptop Pertama Buatan Motorola
- Hands-on Samsung Galaxy A26 5G, HP Rp 3 Jutaan dengan Desain Elegan
- Huawei Luncurkan Ascend 920, Chip AI "Pelawan" Aturan Amerika
- Bill Gates Pamer Kode Pertama Microsoft, Ada 150 Halaman
- Apple Siapkan iPhone Lipat Pertama, Harganya Rp 39 Juta?
- Nvidia Rilis Zorah, Demo Game "GeForce RTX 50" yang Terlalu Nyata
- Celah Keamanan Internet yang Eksis 23 Tahun Akhirnya Ditutup
- 21 Robot Manusia Ikut Half Marathon, Finish dalam 2 Jam 40 Menit
- Strategi Akamai Demokratisasi Cloud dan Edge Computing untuk Bisnis Kecil di Indonesia
- Penerapan Paradigma minMAX dalam Pengembangan AI untuk Indonesia (Bagian II-Habis)
- Ini Deretan Fitur Keamanan Baru di Antarmuka HP Samsung OneUI 7
- HP 5G "Termurah" Samsung Ini Tidak Dapat Update Lagi
- Penerapan Paradigma minMAX dalam Pengembangan AI untuk Indonesia (Bagian I)