Milenial dan Gen Z Dominasi Penggunaan Fintech di Indonesia
- Layanan financial technology (fintech) atau teknologi finansial (tekfin) kini didominasi oleh kalangan muda, terutama generasi milenial (kelahiran 1981 sampai 1996) dan generasi Z (kelahiran 1997 sampai 2012).
Berdasarkan laporan Lokadata.id, sebanyak 78 persen masyarakat generasi milenial dan gen Z telah menggunakan aplikasi fintech setiap harinya, termasuk dompet digital, layanan pinjaman, dan pembayaran digital.
Dalam keterangan tertulis yang diterima KompasTekno, Rabu (15/10/2024), Chief Data Officer Lokadata.id Suwandi Ahmad mengatakan, anak-anak muda saat ini sudah terbiasa menggunakan teknologi finansial karena beberapa faktor.
Mulai dari kemudahaan akses, kemampuan fintech untuk memfasilitasi transaksi keuangan yang cepat dan efisien, serta fleksibilitasnya.
Baca juga: Daftar E-wallet Terpopuler di Indonesia, GoPay Teratas
Salah satu layanan fintech yang paling banyak digunakan oleh generasi muda adalah Buy Now Pay Later (BNPL).
Dalam proses pembayaran, kalangan muda paling suka menggunakan tenor antara 1 hingga 3 bulan. Menurut Lokadata.id, ini mencerminkan keinginan untuk menyelesaikan utang dengan cepat.
Dengan kemudahan digitalisasi tersebut tak jarang muncul beberapa kekhawatiran, diantaranya doom spending, yaitu perilaku belanja yang cenderung impulsif (melakukan sesuatu tanpa berpikir panjang).
Baca juga: Cek Legalitas Pinjol dan Fintech di Situs Cekfintech.id
Data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan bahwa pembiayaan konsumtif melalui skema BNPL melonjak hingga 89,20 persen dari tahun ke tahun/year over year (YoY) dengan nilai mencapai Rp7,99 triliun pada Agustus 2024. Namun, Non-Performing Financing (NPF) tetap terkendali di angka 2,52 persen.
Pertumbuhan adopsi fintech yang signifikan oleh generasi milenial dan gen Z ini juga menimbulkan kekhawatiran, yaitu risiko gagal bayar.
Berdasarkan data OJK, generasi milenial dan gen Z memang menjadi penyumbang utama kredit macet pinjaman online (pinjol).
Pada Juli 2024, tingkat kredit macet lebih dari 90 hari atau tingkat wanprestasi 90 hari (TWP90) di perusahaan pinjol atau peer to peer (P2P) lending mencapai sebesar 2,53 persen.
Adapun untuk porsi Gen Z dan Milenial dalam kategori di usia 19 tahun sampai 34 tahun yang menjadi penyebab utama TWP90 pada Juli 2024, mencapai 37,17 persen.
Direktur PT Indodana Multi Finance Iwan Dewanto mengatakan, BNPL memang menjadi game changer di kalangan anak muda karena memberikan fleksibilitas dalam berbelanja. Namun, ada kebutuhan untuk meningkatkan literasi keuangan agar pengguna tidak terjebak dalam utang yang berlebihan dan konsumtif.
Terkini Lainnya
- Sejarah Silicon Valley, Tempat Bersarangnya Para Raksasa Teknologi
- YouTube Rilis Fitur Saweran "Jewels", Mirip Coin di TikTok
- Cara Buat Daftar Isi yang Bisa Diklik Otomatis di Google Docs
- Twilio Ungkap Rahasia Cara Memberi Layanan Pelanggan secara Maksimal
- Berapa Lama WhatsApp Diblokir karena Spam? Ini Dia Penjelasannya
- Fungsi Rumus AVERAGE dan Contoh Penggunaannya
- 2 Cara Menyembunyikan Nomor saat Telepon di HP dengan Mudah dan Praktis
- Kata POV Sering Keliru di Medsos, Begini Arti yang Benar
- Cara Langganan GetContact biar Bisa Cek Tag Nomor Lain
- Samsung Bikin Galaxy S25 Versi Tipis demi Saingi iPhone 17 Air?
- Mana Lebih Baik, Laptop Windows atau Chromebook? Begini Pertimbangannya
- AI Baru Buatan Induk ChatGPT Bisa Ambil Alih Komputer Pengguna
- Kenapa Fitur Find My Device Tidak Berfungsi? Begini Penjelasannya
- Hati-hati, Ini Dia Risiko Pakai Password Sama di Banyak Akun Media Sosial
- Cara Mengubah Tulisan WhatsApp jadi Kecil di iPhone dan HP Android
- Cara Mudah Menghubungkan Strava ke Smartwatch buat "Flexing" PB Lari
- Laptop Lenovo Legion Pro 7i dan 5i Rilis di Indonesia, Pakai Pendingin Baru
- Kriminal Asia Tenggara Raup Rp 575 Triliun, Pakai AI dan Uang Kripto
- Peluncuran "Football Manager 25" Ditunda, Pertama Kali dalam 20 Tahun
- Tiga Tim Indonesia Berlaga di Turnamen Dunia "Free Fire" FFWS Global Finals 2024