AWS: AI Jadi Pendamping Manusia, Bukan Pengganti

JAKARTA, - Penyedia layanan cloud Amazon Web Services (AWS) mengatakan teknologi kecerdasan buatan (AI) tidak akan menggantikan tugas manusia di masa depan.
Hal ini disampaikan Head of Solutions Architects Asean AWS, Paul Chen dalam acara pengenalan platform pembuatan aplikasi AI custom AWS PartyRock di GoWork Plaza Indonesia, Jakarta Pusat, Selasa (27/8/2024).
Menurut Paul, pada masa depan nanti, AI dan manusia sebenarnya akan tetap ada dan berperan penting dalam industri teknologi. Artinya, keduanya akan "hidup" berdampingan dan tidak "saling mengeliminasi" tugas satu sama lain.
"AI tidak akan menggantikan manusia. Namun, manusia yang tidak menggunakan AI mungkin akan tergantikan," ujar Paul.
"(Manusia yang menggunakan AI) akan jauh lebih baik daripada mereka yang tidak menggunakan teknologi tersebut," lanjutnya.
Baca juga: AWS PartyRock Rilis di Indonesia, Bisa Bikin Aplikasi AI tanpa Coding
Paul melanjutkan tren AI sendiri saat ini menjadi tren baru alias "new normal" di industri teknologi. Dengan kata lain, tak sedikit perusahaan yang mengadopsi AI di operasional dan bisnis mereka, termasuk untuk otomatisasi atau menggantikan tugas seorang karyawan.
"Saat ini saya rasa AI akan menjadi fundamental bagi seseorang atau perusahaan bagaimana teknologi tersebut mempermudah kehidupan mereka masing-masing," imbuh Paul.

Nah, dengan maraknya tren AI dan Generative AI (GenAI) saat ini, apakah pekerjaan manusia di masa depan akan tergantikan dengan AI atau GenAI?
Tentu tidak. Menurut pandangan Paul, manusia akan tetap memiliki peranan penting bagaimana suatu teknologi dan inovasi dibuat dan dipakai oleh masyarakat luas.
Baca juga: Tren AI Bikin Konsumsi Air Dunia Meningkat, Kok Bisa?
Paul menggambarkan sebuah analogi di mana AI diartikan sebagai alat transportasi, sedangkan manusia sebagai orang yang menggunakan teknologi tersebut.
Dahulu kala, kuda dipakai manusia sebagai alat transportasi untuk mengirimkan surat dan barang. Namun kini, manusia bisa melakukan kegiatan yang sama dengan mobil atau motor.
"Dengan analogi ini, kita bisa melihat manusia adalah yang melakukan inovasi, pengembangan, dan hal-hal baru, bukan AI yang melakukannya," ungkap Paul.
Kendati demikian, Paul menyebut akan ada pekerjaan yang berubah dan banyak pekerjaan baru yang akan dihasilkan berkat kehadiran AI.
"Namun, manusia akan tetap menakhodai atau memimpin perubahan ini, tidak hanya AI sendiri," pungkas Paul.
Terkini Lainnya
- Hands-on Samsung Galaxy A26 5G, HP Rp 3 Jutaan dengan Desain Elegan
- Huawei Luncurkan Ascend 920, Chip AI "Pelawan" Aturan Amerika
- Bill Gates Pamer Kode Pertama Microsoft, Ada 150 Halaman
- Apple Siapkan iPhone Lipat Pertama, Harganya Rp 39 Juta?
- Nvidia Rilis Zorah, Demo Game "GeForce RTX 50" yang Terlalu Nyata
- Celah Keamanan Internet yang Eksis 23 Tahun Akhirnya Ditutup
- 21 Robot Manusia Ikut Half Marathon, Finish dalam 2 Jam 40 Menit
- Terungkap, Alasan Bos Apple Pilih Rakit iPhone di China
- 50 Ucapan Selamat Hari Kartini 2025 yang Inspiratif buat Dibagikan ke Medsos
- 50 Link Twibbon Hari Kartini untuk Rayakan Emansipasi Wanita
- Menguji Performa Samsung Galaxy A36 Main Game Genshin Impact
- 2 Cara Menyimpan Foto di Google Drive dari HP dengan Mudah dan Cepat
- Kenapa Battery Health iPhone Turun? Ini Penyebab dan Cara Merawatnya
- Poco F7 Ultra: Spesifikasi dan Harga di Indonesia
- Jadwal MPL S15 Hari Ini 20 April, Onic Esports Vs Team Liquid
- 50 Ucapan Selamat Hari Kartini 2025 yang Inspiratif buat Dibagikan ke Medsos
- AWS PartyRock Rilis di Indonesia, Bisa Bikin Aplikasi AI tanpa Coding
- Biaya Layanan "Seller" Tokopedia Naik hingga 10 Persen Bulan Depan, Ini Rinciannya
- IBM Tutup Kantor Riset di China, 1.000 Karyawan Kena PHK
- Apa Itu Aplikasi Telegram? Fungsi, Fitur, dan Cara Menggunakannya
- Otoritas Perancis Ungkap Penyebab Penangkapan CEO Telegram Pavel Durov