IBM Tutup Kantor Riset di China, 1.000 Karyawan Kena PHK

- Perusahaan teknologi komputasi IBM, menutup kantor penelitian dan pengembangan (Research & Developmennt) yang bermarkas di China.
Keputusan bisnis itu dikonfirmasi perusahaan pada Senin (26/8/2024). Menyusul penutupan unit bisnis tersebut, lebih dari 1.000 karyawan IBM di-PHK. Mereka tersebar di berbagai kota di China, termasuk di Beijing, Shanghai, hingga Dalian.
Pengumuman pemutusan hubungan kerja (PHK) dilakukan secara mendadak pada 26 Agustus dalam rapat internal. Menurut situs berita lokal, karyawan IBM di China tidak bisa mengakses sistem internal perusahaan sejak Sabtu (24/8/2024).
Sementara itu klien IBM diklaim tidak akan terdampak oleh penutupan unit bisnis perusahaan. Sebab IBM akan tetap fokus memiliki tim dengan keterampilan yang tepat untuk menciptakan solusi termasuk cloud hybrid dan kecerdasan buatan (AI).
Baca juga: IBM Berencana Gantikan Karyawan dengan AI untuk 7.800 Posisi
"IBM menyesuaikan operasinya sebagaimana diperlukan untuk melayani klien kami dengan baik, dan perubahan ini tidak memengaruhi kemampuan kami mendukung klien di seluruh wilayah China," kata perwakilan IBM.
IBM kabarnya juga akan menambah sejumlah teknisi di lokasi alternatif di Asia, termasuk di Bengaluru, India, dihimpun KompasTekno dari Asia Financial, Selasa (27/8/2024).
Adapun menurut pernyataan eksekutif IBM ke karyawan, penutupan unit bisnis R&D di China karena persaingan yang semakin ketat. Selain itu kinerja bisnis infrastruktur IBM juga dinilai lesu dalam beberapa tahun terakhir.
Pada tahun 2023, pendapatan IBM di China turun 19,6 persen. Hal ini disebabkan karena pemerintah setempat mendorong konsumen agar lebih mengutamakan produk teknologi dari perusahaan lokal seperti Huawei.
Baca juga: Cisco PHK 5.000 Karyawan, Ingin Fokus ke AI dan Keamanan Siber
Di samping itu, perusahaan teknologi Amerika Serikat khususnya yang bergerak di bidang telekomunikasi, semikonduktor, hingga kecerdasan buatan seperti IBM juga mendapat pengawasan lebih ketat dari pemerintah China maupun parlemen AS.
Bukan kali ini saja, sebelumnya IBM juga menutup laboratorium penelitian lain di China pada tahun 2021. Padahal unit bisnis ini sudah beroperasi selama dua dekade lebih.
Selain IBM, perusahaan teknologi lainnya juga memangkas karyawan menyusul konflik geopolitik AS-China. Beberapa di antaranya yaitu perusahaan telekomunikasi Swedia, Ericsson, Intel, Amazon hingga perusahaan kendaraan listrik Tesla, dilansir South China Morning Post.
Terkini Lainnya
- Xiaomi Suntik DeepSeek AI ke HyperOS, Ini HP yang Kebagian
- Nugroho Sulistyo Budi Resmi Dilantik Jadi Kepala BSSN
- Bocoran Desain iPhone 17 Pro, Jadi Mirip Ponsel Poco?
- HP Xiaomi Ini Dapat Update 6 Tahun, Dijual di Indonesia
- Foto: 100 Meter dari Panggung Seventeen Bangkok Tetap "Gokil" Pakai Samsung S25 Ultra
- Cara Buat Twibbon Ramadan 2025 di Canva lewat HP dan Desktop
- Garmin Instinct 3 Series Rilis di Indonesia, Kini Pakai Layar AMOLED
- Cara Bikin Kata-kata Kartu Ucapan Lebaran untuk Hampers Lebaran via ChatGPT
- 5 Negara Larang DeepSeek, Terbaru Korea Selatan
- Ini Dia Fitur xAI Grok 3, AI Terbaru Buatan Elon Musk
- Melihat HP Lipat Huawei Mate X6 Lebih Dekat, Layar Besar Bodi Ramping
- Google Didenda Rp 202 Miliar, Pakar Dorong Regulasi Digital yang Lebih Adil
- HP Realme P3 Pro dan P3x 5G Meluncur, Bawa Baterai Besar dan Chipset Baru
- Cara Cari Ide Menu Sahur dan Buka Puasa Otomatis via AI serta Contoh Prompt
- xAI Luncurkan Grok 3, Chatbot AI Pesaing ChatGPT dan DeepSeek
- Otoritas Perancis Ungkap Penyebab Penangkapan CEO Telegram Pavel Durov
- Smartphone Realme Note 60 Meluncur 30 Agustus di Indonesia, Ini Bocoran Spesifikasinya
- Apple Gelar Acara 9 September, Rilis iPhone 16?
- Presiden Perancis Bantah Penangkapan CEO Telegram Terkait Isu Politik
- Infinix Note 40 Pro 5G dan Note 40 Pro Plus 5G Racing Edition Resmi, Bawa Desain Khas BMW