Pengiriman Ponsel Dunia Tembus 288 Juta Unit, Samsung Terbanyak
- Pasar smartphone global tumbuh pada kuartal II-2024.
Menurut laporan firma riset Canalys, volume pengiriman (shipment) ponsel dunia tembus 288,9 juta unit pada periode April-Juni 2024. Angka ini tumbuh 12 persen dibandingkan kuartal II-2023 (year-on-year/YoY).
Dari jumlah tersebut, Samsung berkontribusi paling besar dengan total shipment 53,5 juta unit ponsel Galaxy secara global sepanjang April-Juni 2024.
Dengan total jumlah pengiriman tersebut,vendor smartphone dari Korea Selatan itu berhasil menguasai 19 persen pangsa (market share), sekaligus menjadi penguasa pasar ponsel global.
Mengekori Samsung, Apple berada di peringkat kedua dengan total pengiriman 45,6 juta unit iPhone. Apple mengamankan 16 persen pangsa pasar.
Baca juga: Riset Canalys: Pasar Ponsel Global Tumbuh Tiga Kuartal Berturut-turut
Selanjutnya, Xiaomi tercatat mengirimkan 42,3 juta unit ponsel dengan 15 persen pangsa pasar ponsel dunia pada kuartal II-2024. Xiaomi mencetak pertumbuhan tahunan paling cepat dibanding vendor-vendor lain, yakni sebesar 27 persen.
Vivo dan Transsion (induk Infinix, Tecno, iTel) sama-sama memiliki market share 9 persen, membuat keduanya berada di peringkat keempat dan kelima secara berurutan.
Vivo mengirimkan 25,9 juta ponsel, sedangkan Transsion mengirimkan 25,5 juta ponsel. Keduanya juga mencetak pertumbuhan dua digit, yakni 19 persen untuk Vivo dan 12 persen untuk Transsion.
Selengkapnya, berikut daftar 5 besar vendor smartphone global kuartal kedua (Q2) 2024 versi Canalys, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari situs Canalys, Kamis (1/8/2024).
5 besar vendor smartphone global | Shipment Q2 2024 | Market share Q2 2024 | Shipment Q2 2023 | Market share Q2 2023 | Pertumbuhan tahunan |
Samsung | 53,5 juta unit | 19 persen | 53 juta unit | 21 persen | 1 persen |
Apple | 45,6 juta unit | 16 persen | 43 juta unit | 17 persen | 6 persen |
Xiaomi | 42,3 juta unit | 15 persen | 33,2 juta unit | 13 persen | 27 persen |
Vivo | 25,9 juta unit | 9 persen | 21,7 juta unit | 8 persen | 19 persen |
Transsion | 25,5 juta unit | 9 persen | 22,7 juta unit | 9 persen | 12 persen |
Lainnya | 96,2 juta unit | 33 persen | 84,6 juta unit | 33 persen | 14 persen |
Total | 288,9 juta unit | 100 persen | 258,2 juta unit | 100 persen | 12 persen |
Canalys biasanya menggunakan jumlah sell-in untuk menghitung angka dalam riset ini. Sell-in merupakan istilah untuk pengiriman atau penjualan ponsel dari produsen (vendor) ke distributor/toko ritel, bukan ke konsumen akhir.
Dalam laporannya, Canalys juga memberikan catatan kaki bahwa total pengiriman menyertakan sub-merek Poco, dan Transsion mencakup Tecno, Infinix dan iTel.
Pasar smartphone terus membaik
Laporan Canalys ini menyebutkan bahwa pasar smartphone global tumbuh dalam tiga kuartal beruturut-turut, yakni pada kuartal IV-2023, kuartal I-2024, dan kuartal II-2024.
Baca juga: Canalys: Pasar Smartphone di ASEAN Tumbuh, Dipimpin Samsung
Secara detail, pengiriman ponsel pada kuartal IV-2023 adalah 320 juta unit, naik 8 persen (YoY). Kemudian, pada kuartal I-2024, jumlah shipment ponsel tercatat di angka 296,2 juta unit, naik 10 persen YoY.
Kuartal II-2024 menjadi periode tiga bulan dengan angka pertumbuhan paling cepat dalam tiga kuartal terakhir. Pada periode ini, jumlah shipment smartphone global mencapai 288,9 juta unit, tumbuh 12 persen (YoY).
Menurut Canalys, industri smartphone ini mengalami kebangkitan berkat peluncuran produk inovatif dan perbaikan kondisi makro ekonomi.
Meskipun pasar secara keseluruhan sedang dalam lintasan naik, Canalys melihat masih ada tantangan yang menghantui.
Kekurangan komponen, khususnya untuk fitur kelas atas seperti layar besar dan kamera canggih, mulai memengaruhi biaya produksi. Hal ini dapat memberi tekanan pada merek yang menyasar pasar massal.
Untuk tetap unggul, para pemimpin industri berfokus memberikan pembeda pada smartphone bikinannya. Misalnya, Samsung dan Apple memprioritaskan strategi jangka panjang di pasar mapan sambil menekankan fitur AI generatif di perangkat andalan mereka.
Seiring pasar ponsel pintar terus berkembang, konsumen dapat mengharapkan lebih banyak fitur bertenaga AI, sistem kamera canggih, dan layar yang lebih besar dan lebih imersif. Namun, kenaikan biaya komponen dapat menyebabkan harga yang lebih tinggi untuk perangkat premium.
Terkini Lainnya
- Realme P2 Pro Meluncur, Spesifikasi Serba "Naik Kelas"
- Cara Jadwalkan Kirim Pesan Gmail di PC dan HP
- Kode Cek Nomor Telkomsel dan Cara Menghubunginya
- Cara Buat Menu Ceklis di Google Docs untuk Keperluan Dokumen
- Jawa Barat Sabet Medali Emas PON XXI Cabor E-sports Nomor Free Fire
- 3 Cara Cek Kesehatan Baterai Macbook dengan Mudah dan Praktis
- Cara Hapus Cache dan Riwayat Pencarian di Google Chrome
- Menpora Sebut Arena E-sports Jadi Venue Terbaik PON XXI 2024
- Game "Celestia: Chain of Fate" Bikinan Indonesia Rilis di PC dan Nintendo Switch
- Cara Mengatasi Akun Tidak Diizinkan Menggunakan WhatsApp, Jangan Panik
- Apple Intelligence Tak Bisa Digunakan di China dan Eropa, Kenapa?
- Bos ZTE Ungkap Faktor Utama Pendorong Ekonomi Digital di Indonesia
- Ini Dia, Smartphone dengan Layar Sekunder Dikelilingi Kamera
- 3 Cara Cek Versi Windows 32-bit atau 64-bit dengan Mudah dan Cepat
- PS5 Pro Ditenagai GPU Baru dari AMD, Seperti Ini Kemampuannya
- Oppo Reno 12 5G Series Sudah Masuk Indonesia, Reno 12F Kapan?
- Ketika Oppo Reno 12 Series 5G Dipakai Getok Paku 4.000 Kali
- Smartphone Nothing Phone (2a) Plus Meluncur, Ditenagai Chip MediaTek Dimensity 7350 Plus
- Cerita Microsoft Mendominasi OS Komputer, Berawal dari MS-DOS
- Tukar Tambah Samsung Galaxy Z Flip 6 dan Z Fold 6 Bisa Pakai 3 HP Lama