Punya Latensi Tinggi, Starlink Kurang Cocok untuk Main Game?
![Ilustrasi Starlink.](https://asset.kompas.com/crops/6gNwxH88O6HwKNoFi0dqjIcZ43Y=/201x0:1821x1080/750x500/data/photo/2024/05/15/66443459b6cdb.jpg)
- Layanan internet satelit milik Elon Musk, Starlink, sudah beroperasi di Indonesia. Beberapa warga di Indonesia juga sudah menjajal layanan Starlink.
Melansir situs resminya, Starlink memiliki kecepatan hingga 220 Mbps untuk download dan 20 Mbps untuk upload.
Performa ini bisa dibilang cukup untuk menunjang berbagai kebutuhan dan aktivitas pengguna, mulai dari streaming musik dan video, melakukan panggilan suara atau video, menelusuri internet alias web browsing, dan lain sebagainya.
Meski demikian, Starlink dianggap kurang cocok untuk bermain game. Sebab, layanan ini memiliki latency (latensi) mentok di angka terendah 25 milidetik (ms).
Baca juga: Operator Seluler Minta Pemerintah Adil ke Starlink
Latensi sederhananya bisa diartikan sebagai waktu tempuh data mencapai satu titik, misalnya dari server, ke titik lainnya, misalnya perangkat pengguna. Semakin rendah angka latensi, maka semakin cepat pula perpindahan data antar server dan perangkat.
Dengan kata lain, latensi akan menentukan kecepatan aksi dan waktu respons ketika pengguna bermain game online. Jika latensi tinggi, maka aksi pengguna akan tertunda (lag) sepersekian detik, dan aksi yang tertunda ini tentunya akan mempengaruhi pengalaman bermain game online.
Ketika bermain game tembak-menembak Counter-Strike, misalnya, pengguna akan merasa nyaman ketika tembakan mereka tepat mengenai musuh dengan cepat. Hal ini terjadi berkat latensi internet pengguna rendah. Ketika latensi rendah, maka server game akan menerima informasi dengan cepat.
Sebaliknya, pengguna akan merasa kecewa jika tembakan mereka meleset, lantaran aksi mereka tak sesuai dengan apa yang diinginkan. Hal ini bisa disebabkan oleh latensi tinggi atau lag alias internet tidak responsif. Pada akhirnya, server terlambat menerima informasi dari pengguna, karena tingkat latensi yang tinggi.
Lantas, apakah latensi 25 ms yang dimilik Starlink sudah cukup untuk bermain game?
Baca juga: Kominfo Pantau Kantor Starlink dan Dugaan Predatory Pricing
Dianggap kurang cocok untuk main game
Kami menanyakan soal latensi dan hubungannya dengan bermain game online kepada dua orang pengguna Starlink di X (dahulu Twitter) yang bernama Ramda Yanurzha (@ryanurzha) dan Indra (@dryanaindra).
Ramda menjajal Starlink di kediamannya di daerah Jakarta Selatan. Sementara, Indra menggunakan Starlink di rumahnya di Cigugur Girang, Parongpong, Bandung Barat.
Sepengalaman Ramda, internet Starlink miliknya memiliki kecepatan download sekitar 60 Mbps hingga 80 Mbps. Sementara kecepatan upload sekitar 35 Mbps dan latensinya 28 ms, lebih tinggi dari angka latensi terendah yang disebut Starlink tadi.
Sementara kecepatan internet Starlink yang Indra dapat bisa menembus 300 Mbps, dengan latensi sekitar 28 ms. Indra menyebut performa internet ini cukup bagus untuk video call, namun kurang cukup untuk bermain game dengan nyaman.
Baca juga: Cerita Orang Bandung dan Jaksel Pakai Internet Starlink Elon Musk, Kecepatan Tembus 300 Mbps
![Ilustrasi kecepatan internet dan latensi internet kabel (atas) dan seluler (bawah) ketika bermain game Mobile Legends.](https://asset.kompas.com/crops/NjOsj-MSWFbR_qrBJ_d9EyYrD9o=/0x0:2880x1920/750x500/data/photo/2024/05/28/66554feab7b7b.jpg)
Sepengalaman KompasTekno sendiri, lantensi dengan angka seperti itu (28 ms) sebenarnya masih tergolong oke ketika dipakai untuk bermain game. Namun, latensi yang lebih rendah tentunya akan semakin meningkatkan kenyamanan bermain game online.
Ketika kami menjajal game Mobile Legends menggunakan internet kabel IndiHome paket internet dengan kecepatan 30 Mbps, misalnya, kami mendapatkan latensi yang berkisar di angka 6-13 ms (di bawah 20 ms).
Terkini Lainnya
- Cara Pilih Layanan Internet Paling Cocok...
- Mengoptimalkan Smart Home dengan Koneksi Internet...
- Rekomendasi Game Rp 50.000-an di PlayStation...
- Babak "Main Tournament" PUBG Mobile World...
- Alasan Samsung Galaxy Z Fold 6...
- Internet Rumah Lemot? Jangan-jangan Salah Pilih...
- Genre Game yang Paling Diminati Gen...
- Epic Games Bagi-bagi 3 Game Gratis,...
- Hilang 6 Tahun, Emoji Pistol Sungguhan Muncul Lagi di X Twitter
- Samsung Ungkap Fitur Galaxy AI Favorit Orang Indonesia
- Epic Games Gratiskan 3 Game, Ada Konten untuk Game Olimpiade 2024
- Kenapa Dokumen Microsoft Word Terkunci? Begini Cara Mengatasinya
- Survei Ini Tunjukkan AI Malah Menghambat Produktivitas Kerja
- Oppo Reno 12 Series Bisa Dipakai Teleponan Tanpa Pulsa dan Koneksi Internet
- 5 Cara Mengatasi HP Xiaomi yang Tiba-tiba Mati Sendiri
- 7 Cara Cek Nomor Indosat Lengkap Terbaru, Bisa via Kode UMB, MyIM3, dll
- Bocoran Benchmark Calon CPU Flagship Intel Arrow Lake, Sekencang Apa?
- Cara Mengatasi Penyimpanan Google Drive Penuh dengan Cepat, Cukup Sekali Langkah
- Smartphone HMD Crest dan Crest Max Resmi, Kamera Selfie 50 MP
- Babak "Main Tournament" PUBG Mobile World Cup 2024 Dimulai Hari ini, 2 Tim Indonesia Berlaga
- Gandeng Peneliti IST Austria, NeuralMagic, dan KAUST, Yandex Kembangkan Metode Kompresi LLM Inovatif
- Moto Edge 50 Meluncur, HP Tipis dengan Standar Militer
- Cara Kirim Foto HD di WhatsApp Otomatis, Tak Perlu Tekan Tombol “HD” Lagi
- Cara Menghapus Perangkat Tertaut di WhatsApp dengan Mudah dan Cepat
- Smartphone Realme Narzo N65 5G Meluncur, Pakai Chip Dimensity 6300 dan Kamera 50 MP
- Apa Itu Perangkat Tertaut pada WhatsApp? Begini Fungsi dan Cara Kerjanya
- Ponsel Honor 200 dan 200 Pro Resmi, Chip Snapdragon 8s Gen 3 Fast Charging 100 Watt
- Harga Gift Singa di TikTok Berapa Rupiah? Ini Rincian Harganya