Harga Tembaga Naik, Komputer hingga Kendaraan Listrik Bisa Makin Mahal

- Harga logam mulia yang banyak digunakan di komponen elektronik belakangan mengalami kenaikan, terutama untuk tembaga yang kini sebesar 8.300 dollar AS (Rp 133,5 juta) per metrik ton.
Padahal, harga tembaga pada 2020 tercatat 5.000 dollar AS (Rp 80,5 juta) per metrik ton. Para pabrikan semikonduktor di China pun dilaporkan melakukan penyesuaian dengan menaikkan harga produk masing-masing.
Beberapa perusahaan kabarnya menerapkan kenaikan harga sebesar 10-20 persen untuk semua produk yang berlaku segera. Alasannya tak lain untuk mengimbangi kenaikan harga bahan baku, terlebih karena harga logam mulia diprediksi akan terus naik.
Baca juga: 15 Perusahaan Semikonduktor Terbesar di Dunia, Ada Intel dan Qualcomm
Pabrikan komponen yang menaikkan harga, menurut laporan DigiTimes, antara lain HaloChip, Chiplink, TG-Star Electronics Supply, Sanliansheng, dan Kangqiang Electronics.
Nama-nama mereka mungkin terdengar asing, namun produknya banyak digunakan di perangkat elektronik modern, termasuk komputer dan smartphone.
Para pabrikan yang berbasis di China ini pun memasok produk ke berbagai perusahaan elektronik di seluruh dunia. Misalnya saja, Smart Chiplink merupakan pemasok Broadcom, Texas Instruments, serta Intel/ Altera.
Pabrikan semikonduktor terbesar di dunia, TSMC, juga sempat melaporkan bahwa produksinya bisa terganggu apabila ada kekurangan pasokan dari pabrikan-pabrikan semikonduktor yang lebih kecil.
Dengan demikian, kenaikan harga komponen ujung-ujungnya akan ikut membuat banderol produk akhir yang dibeli konsumen jadi makin mahal, mulai dari SD card hingga PC gaming yang semuanya menggunakan logam mulia seperti tembaga dan emas.
Baca juga: Pabrik Chip Terbesar Kembali Beroperasi Setelah Digoyang Gempa Taiwan
Dampak kenaikan harga logam mulia juga akan terasa di luar industri consumer electronics. Sebab, aneka perangkat lain seperti kompor induksi hingga kendaraan listrik atau EV pun menggunakan berbagai komponen elektronik.
Karena harga logam mulia diprediksi masih akan terus naik, para pabrikan semikonduktor di China dan negara-negara lain dapat meningkatkan harga produknya lebih jauh.
Walhasil, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari Tom's Hardware, Sabtu (3/5/2024), harga barang apapun yang menggunakan chip semikonduktor bisa ikut terdongkrak.
Terkini Lainnya
- 7 Game PS5 Menarik di Sony State of Play 2025, Ada Game Mirip GTA V
- Samsung Pinjamkan 160 Unit Galaxy S25 Series di Acara Galaxy Festival 2025
- 15 Masalah yang Sering Ditemui Pengguna HP Android
- Samsung Gelar Galaxy Festival 2025, Unjuk Kebolehan Galaxy S25 Series lewat Konser dan Pameran
- Apa Beda Login dan Sign Up di Media Sosial? Ini Penjelasannya
- Kenapa Kursor Laptop Tidak Bergerak? Begini Penyebab dan Cara Mengatasinya
- Oppo A3i Plus Resmi, HP Rp 3 Jutaan dengan RAM 12 GB
- 2 Cara Melihat Password WiFi di MacBook dengan Mudah dan Praktis
- Xiaomi Umumkan Tanggal Rilis HP Baru, Flagship Xiaomi 15 Ultra?
- Wajib Dipakai, Fitur AI di Samsung Galaxy S25 Ultra Bikin Foto Konser Makin Bersih
- Ramai Konser Hari Ini, Begini Setting Samsung S24 dan S25 Ultra buat Rekam Linkin Park, Dewa 19, NCT 127
- WhatsApp Sebar Fitur Tema Chat, Indonesia Sudah Kebagian
- Ini Mesin "Telepati" Buatan Meta, Bisa Terjemahkan Isi Pikiran Jadi Teks
- Begini Efek Keseringan Pakai AI pada Kemampuan Berpikir Manusia
- Menutup Aplikasi Latar Belakang Bisa Hemat Baterai HP, Benarkah Demikian?
- Smartphone Realme C65: Harga dan Spesifikasi di Indonesia
- Sehari 4 Gadget Android Baru Rilis di Indonesia, Ini Daftarnya
- Daftar Game Baru yang Rilis Mei 2024, Ada "Ghost of Tsushima Director's Cut" dan "F1 24"
- Spesifikasi dan Harga Vivo V30e di Indonesia
- Cara Buat Bingkai Foto di Instagram Story, Ketuk dan Digoyangkan