Canva Akuisisi Affinity untuk Saingi Adobe
- Situs desain grafis populer, Canva resmi mengakuisisi Affinity, perusahaan software di bidang kreatif. Akuisisi tersebut diumumkan pada Selasa (26/4/2024).
“Hari ini, kami dengan gembira menyambut Affinity bersama tim Canva untuk menentukan pandangan kami dalam memberdayakan segala ranah desainer,” ujar Canva di situs resminya.
Dengan akuisisi ini, maka Canva memiliki hak kepemilikan atas software desain digital milik Affinity, terdiri dari Affinity Designer, Affinity Photo, dan Affinity Publisher. Canva dan Affinity tetap beroperasi secara terpisah.
Langkah Canva mengakuisisi Affinity ini diduga agar Canva bisa bersaing dengan Adobe yang sudah mendominasi industri desain digital.
Baca juga: 3 Tips Membuat Konten Tema Ramadhan di Canva, Lebih Mudah dan Praktis
Sebab, tiga aplikasi milik Affinity tadi masing-masing punya fitur dan fungsi yang serupa dengan Adobe Photoshop, Illustrator, dan juga InDesign Adobe, dan kompatibel untuk perangkat berbasis Windows, Mac, hingga iPad.
Untuk mengakses sejumlah fiturnya, pengguna juga diminta untuk berlangganan terlebih dahulu.
Bedanya, Affinity memungkinkan penggunanya berlangganan satu kali saja untuk mengakses keseluruhan fitur. Istilah ini bisa disebut sebagai lifetime subscription.
Nilai akuisisi Affinity oleh Canva tidak disebutkan jumlahnya. Namun, menurut laporan dari outlet media bisnis Bloomberg, akuisisi ini punya nilai mencapai ratusan juta poundsterling, atau mencapai lebih dari Rp 1,9 triliun.
Keputusan Canva mengakuisisi Affinity disebut masuk akal. Dikarenakan perusahaan yang berbasis di Australia ini tengah berupaya memperlebar sayap bisnisnya dengan menggaet lebih banyak pekerja kreatif.
Awal tahun 2024, platform Canva sudah digunakan setidaknya 170 juta pengguna aktif bulanan (Monthy Active Users/MAU) global. Banyaknya pengguna yang memakai Canva diduga tidak menggunakan aplikasi desain yang mirip Adobe.
Ditambah, Canva sendiri juga tidak memiliki platform desain khusus yang pekerja profesional, seperti fotografer, video editor, dan illustrator. Platform desain itu hanya menyediakan fitur dan alat dasar yang sederhana untuk pengguna yang tidak memiliki pengetahuan soal desain.
“Selama satu dekade terakhir, kami (Canva) sangat berfokus pada 99 persen pekerja yang tidak memiliki pengetahuan/pelatihan soal desain. Benar-benar memberdayakan dunia untuk mendesain, temasuk memberdayakan desainer profesional juga,” jelas Canva.
Maka dari itu, keputusan mengakusisi Affinity diyakini dapat menghadilkan spektrum baru bagi para desainer dari setiap level, mulai dari yang paling bawah hingga ranah profesional. Di sisi sebaliknya, Affinity juga punya potensi dan cukup populer di kalangan pengguna.
Baca juga: Adobe Akuisisi Rephrase, Perusahaan Pembuat Video dengan AI
Melansir dari The Verge, Rabu (27/4/2024), Affinity telah digunakan lebih dari tiga juta pengguna global.
Seperti yang disinggung sebelumnya, Affinity memungkinkan penggunanya berlangganan satu kali seumur hidup.
Strategi ini disebut mampu menghadirkan bisnis yang berkelanjutan karena Affinity berhasil “melahirkan” basis pelanggan yang setia, khususnya pengguna yang kerap mencari alternatif aplikasi berbasis langganan lain di luar Adobe.
Co-founder Canva, Cameron Adams menyebut akan ada beberapa peleburan kecil yang mungkin akan dilakukan di masa mendatang.
“Tim produk kami sudah mulai berdiskusi dan kami memiliki beberapa rencana langsung untuk (melakukan) integrasi kecil-kecilan, tetapi kami pikir produk itu (Canva dan Affinity) akan selalu terpisah,” ujar Adams saat diwawancarai media Sydney Morning Herald.
Tim Affinity yang terdiri dari 90 karyawan yang berbasis di Inggris bakal bergabung dengan tim Canva. Harapannya, Canva bisa punya banyak peluang untuk bersaing dengan kompetitornya, Adobe di pasar software kreator.
Terkini Lainnya
- Cisco Umumkan Perangkat WiFi 7 Access Point Pertama, Kecepatan Tembus 24 Gbps
- Penyebab Nomor Telepon Tidak Bisa Dicek di GetContact
- Ini Sebab Bali Jadi Tempat Peluncuran Global Oppo Find X8
- Telkomsel Dukung Industri Game Nasional lewat Keikutsertaan di MPL ID S14
- Cara Membuat YouTube Music "2024 Recap" yang Mirip Spotify Wrapped
- Oppo Rilis Antarmuka ColorOS 15 Global, Sudah Bisa "Circle-to-Search"
- Tablet Oppo Pad 3 Pro Meluncur Global dari Bali, Dilengkapi AI
- Samsung Galaxy Z Flip 7 FE Meluncur Tahun Depan?
- 3 Cara Blokir Telepon Spam di iPhone dengan Mudah dan Praktis
- Algoritma Instagram Kini Bisa Direset, Rekomendasi Konten Bisa Kembali ke Awal
- YouTube Gaming Recap 2024 Dirilis, Kilas Balik Tontonan Game Sepanjang Tahun
- Oppo Find X8 Resmi di Indonesia, HP Pertama dengan Dimensity 9400
- Oppo Find X8 Pro Resmi dengan Tombol Kamera "Quick Button", Ini Harganya di Indonesia
- Suasana Peluncuran Global Oppo Find X8 Series di Bali, Dihadiri Undangan dari Berbagai Negara
- Spesifikasi dan Harga Samsung Galaxy A16 5G di Indonesia
- Ajang Kumpul Developer Apple WWDC 2024 Digelar 10 Juni, iOS 18 Diumumkan?
- Qualcomm S5 Gen 3 dan S3 Gen 3 Dirilis, Platform Audio dengan Dukungan AI
- Samsung Rilis Update "AXCA" untuk Galaxy S24 Series, Kamera Jadi Lebih Bagus
- Lenovo Pamer Jajaran Laptop Terbaru di Lenovo Innovate '24 Bangkok
- Vivo Pad 3 Pro Meluncur, Tablet Pertama dengan Chip MediaTek Dimensity 9300