Riset: Bos-bos Perusahaan di Dunia Khawatir soal Risiko AI
- Kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) saat ini sedang naik daun. Hampir setiap perusahaan ingin ikut serta mengadopsi teknologi kecerdasan buatan generatif (artificial intelligence/AI).
Berbagai perusahaan itu tampak optimis soal AI generatif (GenAI), yang memiliki kemampuan untuk menghasilkan konten secara otomatis seperti teks, gambar, dan audio.
Kendati begitu, rupanya bos-bos perusahaan di dunia juga khawatir soal risiko yang dihasilkan AI. Hal ini terungkap dalam survei yang diterbitkan oleh firma konsultasi PricewaterhouseCoopers (PwC) pada 15 Januari 2024.
Survei ini mewawancarai lebih dari 4.700 eksekutif perusahaan global, sebanyak 231 di antaranya berasal dari Amerika Serikat.
Survei PwC ini menanyakan bagaimana cara para petinggi perusahaan teknologi itu mengubah model bisnis, untuk terus menciptakan nilai guna bagi pelanggan dan karyawannya.
Kebanyakan CEO perusahaan itu sepakat akan potensi AI generatif untuk bisnis. Akan tetapi, sebanyak 77 persen di antaranya setuju bahwa AI berpotensi meningkatkan risiko peretasan keamanan siber.
Baca juga: Microsoft Rilis Langganan AI Copilot Pro, Harga seperti ChatGPT Plus
Teknologi AI sendiri bisa disalahgunakan untuk membuat kode berbahaya yang mampu menghindari deteksi sistem keamanan perusahaan. Peretasan ini mempunyai banyak dampak negatif, misalnya kebocoran data perusahaan, karyawan, dan juga kliennya.
Menurut data dari perusahaan teknologi IBM, kerugian rata-rata global akibat peretasan data pada tahun 2023 mencapai 4,45 juta dollar AS (setara Rp 69 miliar). Angka ini disebut meningkat 15 persen dibanding tiga tahun sebelumnya.
Setelah isu peretasan keamanan, sebanyak 63 persen responden survei juga khawatir akan isu misinformasi di perusahaan. Misinformasi itu sendiri adalah pemberian informasi yang tidak akurat.
Berikutnya, sebanyak 55 persen responden khawatir akan pelanggaran hukum dan kerusakan reputasi yang bisa dihasilkan AI generatif.
Menanggapi hal ini, PwC mencatat bahwa CEO perusahaan mesti memastikan siapa yang dipercaya menggunakan teknologi AI di kantor. Pihak tersebut harus menggunakan kecerdasan buatan secara bertanggung jawab.
"Mendapatkan kepercayaan bisa menjadi peluang untuk membedakan perusahaan Anda. Tanamkan hal tersebut ke dalam cara Anda mengukur keberhasilan bisnis," tulis PwC sebagaimana dikutip KompasTekno dari VentureBeat, Jumat (19/1/2024).
"Perusahaan harus menerapkan solusi yang tepat untuk situasi yang dihadapi, kemudian menggunakan data, kebijakan, dan pengawasan tepat untuk mencapai hasil relevan. Hal tersebut memerlukan pendekatan seluruh perusahaan dan serangkaian praktik yang tepercaya," imbuhnya.
Bakal mengubah perusahaan
Bicara soal potensi AI dalam lingkungan bisnis, sebanyak 58 persen responden survei PwC memperkirakan AI generatif bakal meningkatkan kualitas produk mereka dalam 12 bulan ke depan.
Sementara itu, sebanyak 70 persen eksekutif sepakat bahwa AI generatif akan mengubah secara signifikan cara perusahaan membuat, menyampaikan, dan menangkap nilai dalam jangka panjang.
Terkini Lainnya
- Smartphone Vivo Y300 Meluncur, HP dengan "Ring Light" Harga Rp 4 Jutaan
- Oppo Find X8 Pro Punya Dua Kamera "Periskop", Bukan Cuma untuk Fotografi
- Ini Komponen Apple yang Akan Diproduksi di Bandung
- Inikah Bocoran Desain Samsung Galaxy S25 Ultra "Paling Dekat"?
- Jadwal M6 Mobile Legends, Fase Wild Card Hari Kedua
- Bocoran Isi Proposal 100 Juta Dollar AS Apple ke Kemenperin
- Samsung Galaxy Z Flip 7 FE Meluncur Tahun Depan?
- Oppo Find X8 Pro Punya Tombol "Quick Button", Apa Fungsinya?
- Algoritma Instagram Kini Bisa Direset, Rekomendasi Konten Bisa Kembali ke Awal
- Indonesia Juara Umum Kompetisi E-sports Dunia IESF 2024
- Cara Membuat YouTube Music "2024 Recap" yang Mirip Spotify Wrapped
- Dua Perangkat Apple Ini Sekarang Dianggap "Gadget" Jadul
- Pemerintah AS Desak Google Jual Browser Chrome
- Apakah Aman Main HP Sambil BAB di Toilet? Begini Penjelasannya
- Cara Pakai Rumus CEILING dan FLOOR di Microsoft Excel
- Bocoran Isi Proposal 100 Juta Dollar AS Apple ke Kemenperin
- Youtuber Bikin PS5 Jadi Konsol Portabel Mirip Tablet
- WhatsApp Channel Punya Fitur Baru, Bisa Bikin Polling dan Voice Note
- Spesifikasi dan Harga Samsung Galaxy S24 Plus di Indonesia, mulai Rp 17 Jutaan
- Samsung Galaxy S24 Series Bisa Terjemahkan Langsung Percakapan Telepon Pakai AI
- Spesifikasi dan Harga Samsung Galaxy S24 Ultra di Indonesia, Mulai Rp 22 Jutaan