Chip AI Disebut Bakal Langka hingga 1,5 Tahun ke Depan
- Booming kecerdasan buatan (artificial intelligence, AI) di industri teknologi membuat para pembuat chip GPU kebanjiran order. Saking banyaknya pesanan, chip GPU khusus AI seperti seri A100 dan H100 dari Nvidia jadi langka di pasaran.
Perusahaan-perusahaan yang berminat mengembangkan AI pun mesti mengantre demi mendapatkan komponen tersebut karena langka. Kondisi kelangkaan GPU AI ini belakangan disebut bakal berlangsung beberapa lama, hingga 1,5 tahun ke depan.
Prediksi itu diungkap oleh chairman Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC), Mark Liu. TSMC merupakan rekanan manufaktur yang memproduksi aneka chip AI, termasuk Nvidia A100 dan H100.
Baca juga: AS Larang Timur Tengah Borong Chip AI Nvidia dan AMD
Menurut Liu, kelangkaan chip AI disebabkan oleh keterbatasan kapasitas produksi packaging chip-on-water-on-substrate (CoWos) dari pihak TSMC. CoWoS adalah teknologi pengemasan chip untuk produk semikonduktor berkinerja tinggi.
"Kami saat ini tidak bisa memenuhi 100 persen kebutuhan pelanggan, tapi kami akan berupaya mendukung sekitar 80 persen," ujar Liu, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari Tom's Hardware, Jumat (8/9/2023).
Liu mengatakan bahwa angka permintaan CoWoS untuk chip AI tiba-tiba melonjak tinggi mulai awal tahun 2023. Peningkatannya mencapai tiga kali lipat dibanding tahun lalu sehingga TSMC kesulitan memenuhi permintaan.
Baca juga: Inggris Anggarkan Rp 1,9 Triliun untuk Beli Chip AI
Menurut Liu, untuk mengatasi kendala terbatasnya kapasitas pengemasan chip TSMC akan menerapkan ekspansi fasilitas produksi sehingga kondisi kelangkaan seharusnya bisa diatasi.
TSMC sedang berupaya menambah alat untuk fasilitas packaging yang sudah ada. Namun, ini butuh waktu dan produksi CoWoS TSMC baru bisa meningkat hingga dua kali kapasitas sebelumnya pada akhir 2024 mendatang.
Produsen chip AI kebanjiran untung
Para pemain lain di industri manufaktur semikonduktor ikut melakukan langkah yang sama, termasuk Intel dan Samsung. Intel bahkan menargetkan kapasitas packaging chip-nya akan meningkat empat kali lipat pada 2025.
Chip AI macam Nvidia A100 dan H100 digunakan di data center untuk mengembangkan dan menjalankan AI. Open AI, misalnya menggunakan ribuan GPU Nvidia untuk ChatGPT.
Pabrikan otomotif seperti Tesla juga berlomba memborong chip GPU untuk mengembangkan AI. Untuk Tesla, tujuannya adalah melatih AI yang bakal bisa sepenuhnya menyetir mobil sendiri tanpa butuh campur tangan manusia.
Baca juga: Tesla Borong 10.000 Kartu Grafis H100 Nvidia demi Bangun Dojo
Elon Musk selaku pimpinan Tesla sempat mengeluhkan bahwa pihaknya tidak bisa memperoleh GPU AI dalam jumlah yang dikehendaki dari Nvidia lantaran banyaknya peminat. "Mereka (Nvidia) tak bisa karena pelanggannya ada banyak sekali," ujar Musk Juli lalu.
Di sisi lain, Nvidia selaku pabrikan chip AI paling populer di pasaran jadi kebanjiran untung. Dalam laporan keuangan terbarunya yang dirilis Agustus lalu, Nvidia memecahkan rekor pendapatan sebesar 13,51 miliar dollar AS, naik 101 persen dari tahun lalu.
Adapun profit yang dicatat Nvidia untuk periode kuartal fiskal keempat 2024 itu mencapai lebih dari 6 miliar dollar, meningkat 843 persen secara year-over-year.
Baca juga: Terungkap, Keuntungan Fantastis Nvidia dari GPU H100 yang Dijual Rp 300 Jutaan
Peningkatan pendapatan yang dicatat bisnis Data Center Nvidia berkat booming AI jauh lebih tinggi dibandingkan pasar tradisionalnya di bisnis gaming yang hanya naik 22 persen dari setahun sebelumnya.
Ke depan, Nvidia memproyeksikan pendapatan sebesar 16 miliar dollar AS untuk kuartal berikutnya, juga dari bisnis terkait AI. "Kami memperkirakan sebagian besar pertumbuhan bakal didorong oleh data center," ujar CFO Nvidia Colette Kress.
Terkini Lainnya
- Realme P2 Pro Meluncur, Spesifikasi Serba "Naik Kelas"
- Cara Jadwalkan Kirim Pesan Gmail di PC dan HP
- Kode Cek Nomor Telkomsel dan Cara Menghubunginya
- Cara Buat Menu Ceklis di Google Docs untuk Keperluan Dokumen
- Jawa Barat Sabet Medali Emas PON XXI Cabor E-sports Nomor Free Fire
- 3 Cara Cek Kesehatan Baterai Macbook dengan Mudah dan Praktis
- Cara Hapus Cache dan Riwayat Pencarian di Google Chrome
- Menpora Sebut Arena E-sports Jadi Venue Terbaik PON XXI 2024
- Game "Celestia: Chain of Fate" Bikinan Indonesia Rilis di PC dan Nintendo Switch
- Cara Mengatasi Akun Tidak Diizinkan Menggunakan WhatsApp, Jangan Panik
- Apple Intelligence Tak Bisa Digunakan di China dan Eropa, Kenapa?
- Bos ZTE Ungkap Faktor Utama Pendorong Ekonomi Digital di Indonesia
- Ini Dia, Smartphone dengan Layar Sekunder Dikelilingi Kamera
- 3 Cara Cek Versi Windows 32-bit atau 64-bit dengan Mudah dan Cepat
- PS5 Pro Ditenagai GPU Baru dari AMD, Seperti Ini Kemampuannya
- 2 Cara Langganan Disney Plus Hotstar lewat Telkomsel beserta Harga Terbarunya
- Oppo A38: Harga dan Spesifikasi di Indonesia
- 6 Fitur Baru di eFootball 2024, Ada Boosters dan AI Lebih Pintar
- Android Punya Bug Meresahkan, Pengguna Wajib Update
- Samsung Perkenalkan TV Neo QLED 8K 96 Inci, Harga Rp 600 Juta