Intel Bikin Software Pendeteksi Video Palsu Deepfake
- Selain memberi manfaat dan kemudahan, maraknya kecerdasan buatan (AI) juga membawa sisi gelap seperti video deepfake. Video palsu ini bisa menampilkan seseorang, lengkap dengan suaranya, yang sangat mirip aslinya.
Misalnya seperti video palsu di mana sosok serupa Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyatakan menyerah kepada Rusia, yang beredar tahun lalu.
Tokoh rekaan dalam video deepfake bisa sangat sulit dibedakan dari aslinya, bahkan oleh para ahli sekalipun. Terkait hal in, Intel sudah membikin software bernama "FakeCatcher" yang mampu mendeteksi apakah sebuah video palsu atau asli.
Baca juga: Menilik Teknologi Deepfake di Balik Video Diduga Mirip Nagita Slavina
Caranya adalah dengan medeteksi pola aliran darah di wajah yang mengubah warna kulit seseorang ketika berbicara. Perubahan warna wajah ini dikenal dengan istilah photoflexmography (PPG).
"Kami mengambil sinyal PPG dari banyak area di wajah, lalu mengubahnya jadi peta PPG," ujar peneliti senior Intel, Ilke Demir, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari PetaPixel, Kamis (3/8/2023).
"Kemudian kami mengembangkan deep learning berdasarkan hal tersebut utnuk mengklasifikasikan video palsu atau asli," imbuh Demir.
Dengan kata lain, FakeCatcher mencari perubahan warna wajah dari aliran darah yang tidak ada di video hasil rekaan deepfake. Software ini juga mengamati indikasi lain berupa gerakan mata subyek dalam video.
Baca juga: Selebriti dan Tokoh Publik yang Jadi Korban Video Deepfake Selain Nagita Slavina
Demir menerangkan bahwa manusia asli memiliki arah pandangan yang fokus dan terarah ketika berbicara, seperti ketika menatap mata lawan bicara. Sementara, mata sosok orang dalam deepfake pandangannya kosong dan tak terarah.
Intel mengeklaim bahwa FakeCatcher memiliki tingkat akurasi hingga 96 persen. Namun, ketika dijajal oleh BBC dalam sebuah penelusuran, ternyata kerjanya masih belum sepenuhnya akurat dengan ikut melabeli video asli sebagai palsu.
Salah satu sebabnya disinyalir karena Intel masih belum menyertakan analisis audio. Jika sudah dilakukan, tambahan informasi ini diharapkan bisa meningkatkan akurasi FakeCatcher dalam mengendus video deepfake.
Terkini Lainnya
- Realme P2 Pro Meluncur, Spesifikasi Serba "Naik Kelas"
- Cara Jadwalkan Kirim Pesan Gmail di PC dan HP
- Kode Cek Nomor Telkomsel dan Cara Menghubunginya
- Cara Buat Menu Ceklis di Google Docs untuk Keperluan Dokumen
- Jawa Barat Sabet Medali Emas PON XXI Cabor E-sports Nomor Free Fire
- 3 Cara Cek Kesehatan Baterai Macbook dengan Mudah dan Praktis
- Cara Hapus Cache dan Riwayat Pencarian di Google Chrome
- Menpora Sebut Arena E-sports Jadi Venue Terbaik PON XXI 2024
- Game "Celestia: Chain of Fate" Bikinan Indonesia Rilis di PC dan Nintendo Switch
- Cara Mengatasi Akun Tidak Diizinkan Menggunakan WhatsApp, Jangan Panik
- Apple Intelligence Tak Bisa Digunakan di China dan Eropa, Kenapa?
- Bos ZTE Ungkap Faktor Utama Pendorong Ekonomi Digital di Indonesia
- Ini Dia, Smartphone dengan Layar Sekunder Dikelilingi Kamera
- 3 Cara Cek Versi Windows 32-bit atau 64-bit dengan Mudah dan Cepat
- PS5 Pro Ditenagai GPU Baru dari AMD, Seperti Ini Kemampuannya
- 18 Tim yang Bertanding di FFML Season 8 September 2023
- Jokowi Akan Beri Golden Visa untuk Bos ChatGPT Sam Altman
- Oppo Reno 10 Kapan Rilis di Indonesia?
- Galaxy Z Flip 5 Usung Wi-Fi 6E, Pertama di Ponsel Lipat Samsung
- Jadwal MPL S12 Minggu Ini, Geek Fam ID Bertanding Tanpa Pelatih