cpu-data.info

Jutaan E-mail Militer AS Nyasar ke Afrika, Ada Informasi soal Indonesia

Perempuan di Swiss dijatuhi denda hingga Rp 21 juta setelah dinyatakan bersalah telah membuka email sang suami tanpa izin.
Lihat Foto

- Salah ketik alias typo mungkin menjadi hal sepele bagi sebagian orang. Akan tetapi, typo justru menjadi masalah besar bagi militer Amerika Serikat (AS).

Gara-gara typo, jutaan e-mail yang terkait dengan militer AS salah kirim ke Mali, Afrika Barat. Praktik ini bahkan sudah berlangsung selama lebih dari 10 tahun.

Adapun letak kesalahannya yaitu pada domain yang dipakai saat berkirim e-mail. Seharusnya e-mail militer itu dikirim menggunakan domain .MIL. Namun, sejumlah pihak sering kali salah dalam mengetik domain itu menjadi .ML. Padahal, domain .ML adalah pengenal negara Mali.

Johannes Zuurbier, seorang pengusaha Belanda yang dikontrak untuk mengelola domain Mali, berkata bahwa praktik itu sudah terjadi selama satu dekade. Padahal, dia berulang kali memberikan peringatan kepada Pemerintah AS.

Baca juga: Kenapa Sering Typo saat Mengetik?

Ketika Zuurbier mendapati e-mail dengan domain yang tidak tersedia seperti army.ml dan navy.ml, dia menyiapkan sistem untuk mencegah pengiriman e-mail. Namun, karena banyaknya surat elektronik (surel) yang salah alamat, lama-lama dia kewalahan.

Sejak Januari 2023, Zuurbier sudah mencegah 117.000 e-mail yang salah alamat, termasuk e-mail yang memuat informasi sensitif militer AS.

E-mail kunjungan jenderal AS ke Indonesia juga nyasar

Masalah ini awalnya dilaporkan oleh outlet media Financial Times. Menurut Financial Times, banyak e-mail yang memuat catatan medis, informasi dokumen identitas, daftar staf di pangkalan militer, foto pangkalan militer, laporan inspeksi angkatan laut, daftar awak kapal hingga catatan pajak, dan lain sebagainya.

Beberapa e-mail yang salah alamat dikirim oleh anggota staf militer, agen perjalanan yang bermitra dengan militer AS, badan intelijen AS, kontraktor swasta, dan lainnya. Salah satu e-mail memuat rencana perjalanan Jenderal James McConville, Kepala Staf Angkatan Darat AS ke Indonesia.

E-mail itu bahkan memuat rincian lengkap terkait nomor kamar, hingga detail pengambilan kunci kamar McConville di Hotel Grand Hyatt, Jakarta.

Ke depannya, Zuurbier tidak bisa lagi mencegah e-mail yang salah alamat. Sebab, kontraknya dengan Mali berakhir per Senin, 17 Juli setelah ia dikontrak selama 10 tahun.

Dengan begitu, pihak berwenang di Mali bisa mendapat akses pada e-mail militer AS yang mungkin salah alamat lagi. Di sisi lain, Mali merupakan salah satu negara yang bersekutu dengan Rusia.

Baca juga: Gara-gara Typo, Sebagian Internet Dunia Tumbang

Beruntung, masalah ini sudah diketahui oleh Departemen Pertahanan AS (DoD).

"Departemen Pertahanan menyadari masalah ini dan menganggap serius semua bocoran yang tidak sah secara serius," kata Tim Gorman, juru bicara Kantor Sekretaris Pertahanan AS, dihimpun KompasTekno dari The Verge, Rabu (19/7/2023).

Ke depannya, DoD akan memblokir e-mail yang dikirim dari domain .MIL ke Mali. Pengirim e-mail juga akan diberikan peringatan agar mengoreksi alamat e-mail yang dimaksud.

Praktik blokir tersebut memang tidak akan menyetop kesalahan alamat dari lembaga atau pemerintah lain yang ingin berkirim e-mail ke militer AS. Kendati begitu, Gorman menyatakan, pihaknya bakal terus memberikan arahan dan pelatihan kepada staf Departemen Pertahanan AS.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat