cpu-data.info

Riset UI: Integrasi Gojek dan Tokopedia Mampu Stabilkan Pendapatan Mitra

(Kiri-kanan) Tim peneliti Prani Sastiono,  Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UII), Kepala LPEM FEB UI Chaikal Nuryakin, dan Head of Sustainability Grup GoTo Tanah Sullivan dalam acara konferensi di Tokopedia Tower, Jakarta Selatan, Selasa (20/6/2023)
Lihat Foto

JAKARTA, - Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) memublikasi laporan riset terbaru tentang dampak integrasi PT GoTo Gojek Tokopedia (GoTo) Tbk, terhadap mitra di ekosistem perusahaan.

Hasil riset menyebut bahwa integrasi kedua perusahaan yang sebelumnya adalah entitas berbeda, yakni Gojek dan Tokopedia, dapat membantu mitra usaha mempertahankan pendapatan di tengah pandemi Covid-19 yang berangsur mereda.

"Platform teknologi telah menjadi pilihan masyarakat untuk konsumsi sehingga mitra ekosistem teknologi pendapatannya tetap konsisten atau meningkat," Kepala LPEM FEB UI, Chaikal Nuryakin saat menyampaikan kata sambutan dalam sebuah acara di Tokopedia Tower, Jakarta Selatan, Selasa (20/6/2023).

Pendapatan di mitra usaha, khususnya Gojek dan GoTo Finansial tercatat mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 5 persen dibanding 2021 lalu. Kenaikan tersebut tumbuh dari Rp 4.826.676 menjadi Rp 5.043.285.

Walau dua kategori di atas mengalami kenaikan, pendapatan mitra pengemudi GoSend Sameday tercatat tumbuh sedikit dan mitra penjual Tokopedia justru turun.

Pendapatan mitra Gosend tercatat tumbuh dari Rp 5.096.250 menjadi Rp 5.162.381, sedangkan penjual Tokopedia turun dari Rp 10.425.760 menjadi Rp 10.147.217.

Chaikal menambahkan bahwa berbelanja secara online sudah menjadi kegiatan yang digemari oleh masyarakat Indonesia sejak pandemi Covid-19.

Baca juga: Begini Cara GoTo Tingkatkan Literasi Digital Pelaku UMKM

Meskipun pandemi sudah berangsur mereda dan orang mulai beraktivitas secara normal, kebiasaan berbelanja online tampaknya tidak akan turun secara signifikan.

"Jumlah konsumen selama online semakin banyak sepanjang dan ketika pandemi. Kalaupun nanti berkurang setelah pandemi, menurut saya, tidak akan menurun secara signifikan seharusnya. Hal ini bisa terjadi jika kebiasaan konsumen berubah permanen menjadi online," ujar Chaikal.

Akan tetapi, Chaikal menyebut kondisi tersebut masih belum dapat dipastikan. Dikarenakan perubahan kebiasaan berbelanja konsumen belum diketahui apakah sifatnya sementara (transitory) atau permanen.

Temuan dari riset LPEM FEB UI juga menyebut GoTo dapat memperluas kesempatan orang-orang yang berbeda latar belakang untuk meningkatkan kualitas hidup.

Berdasarkan survei, motivitasi para mitra bergabung ke perusahaan adalah karena ingin memiliki pendapatan yang lebih layak dan jam kerja yang lebih fleksibel.

Adapun jawaban survei yang paling banyak ditemukan antara lain, termotivasi untuk memiliki pendapatan yang lebih baik (72,39 persen), lebih mudah memulai bisnis (68,96 persen), melakukan diferensiasi konsumen (51,15 persen), punya jam kerja yang fleksibel (42,19 persen), dan seterusnya.

Tingginya motivasi mitra usaha ingin mendapat upah layak dipengaruhi oleh GoTo yang tidak mencantutkan syarat level pendidikan tertentu. Absennya standar tersebut dianggap Chaikal sebagai sesuatu yang baik dan dapat meningkatkan peluang masyarakat Indonesia memiliki pekerjaan.

“Tingkat pendidikan biasanya menjadi hambatan pertama bagi masyarakat dalam mendapatkan pekerjaan dan penghidupan. Platform GoTo yang tidak mensyaratkan level pendidikan tertentu, membuat semakin banyak masyarakat bisa berpartisipasi dalam ekonomi digital," jelas Chaikal.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat