cpu-data.info

Berbeda dengan Mark Zuckerberg yang "Nyinyir", Bos Google Puji Apple Vision Pro

                               CEO Google, Sundar Pichai, Rabu (17/5/2017), saat menjadi spekaer pada keynote utama Google I/O 2017 di Shoreline Amphitheatre, AS.
Lihat Foto

- Headset Augmented Reality (AR) pertama Apple, Vision Pro, menarik perhatian kalangan. Salah satunya adalah CEO Google, Sundar Pichai. Pichai tampaknya optimis dan memuji headset terbaru Apple tersebut.

Sebenarnya, Pichai belum mencoba headset AR tersebut, tetapi ia mengaku tidak sabar melihat kemampuan teknologi yang ditawarkan Apple Vision Pro.

Pichai juga menilai bahwa perkembangan teknologi komputasi bakal lebih pesat dibanding smartphone, yang ia gambarkan sebagai perangkat "persegi panjang hitam".

"Saya benar-benar belum pernah memakai atau melihatnya, tetapi kami selalu merasa komputasi akan berkembang melampaui 'persegi panjang hitam'. Kita akan memiliki pengalaman yang lebih imersif. Saya senang dengan potensi teknologi ini," kata Pichai dalam wawancaranya dengan Bloomberg.

Baca juga: Hal Pembeda di Headset AR Apple Vision Pro yang Membuat Lebih Manusiawi

Tanggapan dari Pichai itu berbanding terbalik dengan komentar dari CEO Meta, Mark Zuckerberg yang justru agak "nyinyir".

Menurut pria yang akrab disapa Zuck itu, Vision Pro bisa saja menjadi perangkat futuristik yang berguna di masa depan. Namun, alat tersebut tidak sesuai dengan apa yang Zuck inginkan, terutama apabila berbicara soal impian dan tujuannya di bidang AR dan VR.

"Vision Pro bisa saja merupakan alat futuristik yang mendefinisikan cara baru menggunakan komputer. Sebab, Apple hanya menunjukkan kegunaan Vision Pro lewat orang yang duduk di kursi sendirian melakukan berbagai hal. Namun, ini bukan yang saya mau," ucap Zuck.

"Visi kami di bidang AR dan VR adalah supaya pengguna bisa berinteraksi satu sama lain lewat metaverse dengan cara baru. Selain itu, perangkat kami juga bertujuan supaya pengguna bisa melakukan beragam aktivitas 'secara nyata' tanpa harus keluar rumah," tambah Zuck.

Selain tidak sesuai dengan visi Meta, Zuck juga menilai bahwa Vision Pro juga tak dibekali dengan teknologi baru yang "belum pernah" ditelusuri Meta. Artinya, teknologi yang diadopsi Vison Pro kemungkinan sudah mereka pelajari pula sebelumnya.

Aspek lainnya yang dikritik Zuck yaitu soal harga Vision Pro yang mahal ketimbang headset Virtual Reality (VR), Meta Quest 3 yang diumumkan awal bulan ini. Begitu pula dengan konsumsi daya Vision Pro yang boros, tak luput dari kritikan Zuckerberg.

Namun, terlepas dari beragam keunggulan dan visi seputar headset VR miliknya, Zuck mengatakan bahwa ia sangat antusias menyambut kompetisi lewat kehadiran Apple Vision Pro.

Baca juga: Komentari Apple Vision Pro, Zuckerberg: Futuristik tapi Bukan yang Saya Mau

Apple siapkan Vision Pro versi murah?

Apple Vision Pro sendiri diperkenalkan dalam ajang konferensi pengembang tahunan Apple atau disebut Worldwide Developers Conference (WWDC) pada 5 Juni lalu.

Perangkat ini rencananya bakal mulai dijual di Amerika Serikat (AS) awal tahun depan dengan harga 3.500 dolar AS (sekitar Rp 52 juta).

Rumor terbaru yang berasal dari reporter teknologi Bloomberg, Mark Gurman menyebutkan bahwa Apple tengah menyiapkan Vision Pro versi murah.

“Apple tengah bekerja untuk mengembangkan headset dengan harga lebih murah agar dapat meningkatkan lebih banyak penjualan (ke pasaran),” tulis Gurman di berita berlangganan (newsletter) Bloomberg.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat