Saat Pemerintah AS Ingin Mengendalikan Al, Bagaimana dengan Kita?

PEMERINTAH Amerika Serikat melalui kanal resmi WH.GOV (4/5/2023), mempublikasikan pernyataan Wakil Presiden Kamala Harris terkait kekhawatirannya atas perkembangan Artificial Intelligence (AI).
Setelah bertemu dengan para CEO garis depan inovasi AI AS, Gedung Putih meminta, agar upaya memajukan inovasi AI dilakukan secara bertanggung jawab untuk melindungi masyarakat dari potensi bahaya AI.
Dalam pertemuan yang dihadiri para CEO seperti Sundar Pichai pimpinan Google, CEO OpenAI Sam Altman, dan Satya Nadella dari Microsoft, diutarakan bahwa kemajuan teknologi selalu menghadirkan peluang dan risiko.
Demikian halnya dengan AI generative, di mana AI adalah salah satu teknologi paling kuat saat ini, dengan potensi untuk meningkatkan kehidupan manusia, dan mengatasi beberapa tantangan terbesar masyarakat.
Namun diingatkan oleh Wapres Kamala Harris, pada saat yang sama, AI berpotensi meningkatkan ancaman terhadap keselamatan dan keamanan secara dramatis.
Termasuk melanggar hak-hak sipil dan privasi, serta mengikis kepercayaan dan keyakinan publik terhadap demokrasi.
Pemerintah AS pada intinya menyatakan bahwa kemajuan teknologi, termasuk tantangan yang ditimbulkan oleh AI, sangatlah kompleks. Pemerintah, perusahaan swasta, dan lainnya dalam masyarakat harus mengatasi tantangan ini bersama-sama.
Gedung Putih juga menginginkan adanya regulasi baru yang bisa membuat setiap orang dapat memperoleh manfaat dari inovasi teknologi dengan aman.
Sektor swasta memiliki tanggung jawab etis, moral, dan hukum untuk memastikan keselamatan dan keamanan produk mereka.
Pemerintah Joe Biden juga meminta setiap perusahaan untuk mematuhi undang-undang yang ada untuk melindungi rakyat.
Sikap Pemerintah AS menjadi sangat jelas bahwa regulasi baru tentang AI diperlukan. Dampak AI akhir-akhir ini menjadi isu yang terus mengemuka. Kekhawatiran ini justru melanda negara adidaya tempat AI berkembang pesat.
Isu AI juga sudah lebih dulu ditindaklanjuti oleh Uni Eropa, yang dalam tahun-tahun terakhir ini secara intensif mempersiapkan pembentukan regulasi terkait AI, seperi UU AI dan Direktif terkait tangung jawab AI.
Baca juga: UU tentang Artificial Intelligence
Bagaimana dengan kita?
Berbeda dengan teknologi lain yang bisa tersekat ruang dan waktu, AI adalah teknologi yang bisa menembus semua variabel dan sekat itu.
Bahkan platform AI yang berdimensi global, seketika akan melintasi batas-batas teritorial negara, langsung terkoneksi dengan individu, dan menembus sekat-sekat yang paling pribadi.
Sebagai contoh yang paling nyata adalah, saat AI digunakan untuk memperkuat platform media sosial, telah mendorong efektivitas filter bubble dan echo chamber.
Terkini Lainnya
- Mencoba MSI Claw 8 AI Plus, Konsol Gaming Windows 11 dengan Joystick RGB
- Cara Pakai WhatsApp Bisnis buat Promosi UMKM
- Cara Buat Kartu Ucapan Ramadan 2025 untuk Hampers lewat Canva
- Databricks Ekspansi ke Indonesia: Buka Potensi AI dan Pengelolaan Data
- GPU Nvidia RTX 5070 Ti Mulai Dijual di Indonesia, Ini Harganya
- Oppo Rilis Case dan Wallet Edisi Timnas Indonesia untuk Reno 13 F 5G
- 5 Aplikasi Al Quran untuk Mengaji Selama Puasa Ramadhan 2025
- Akamai Rilis Laporan "Defender Guide 2025" untuk Mitigasi Ancaman Siber
- Layanan Indosat HiFi Dikeluhkan Gangguan, Ada yang Sampai 9 Hari
- Cara Melihat Password WiFi di Laptop Windows 11 dengan Mudah dan Praktis
- Tabel Spesifikasi Nubia V70 Design di Indonesia, Harga Rp 1 Jutaan
- Google Bawa Fitur ala Circle to Search ke iPhone
- Microsoft Umumkan Muse, AI untuk Bikin Visual Video Game
- Chatbot AI Grok Jadi Aplikasi Terpisah, Bisa Diunduh di HP dan Desktop
- Perbedaan Spesifikasi iPhone 16 Vs iPhone 16e
- OPPO Find N2 Flip Berikan Kesempatan Eksklusif untuk Bertemu Ricardo Kaká
- Masuk Musim Baru, PUBG Mobile Bagi-bagi 9 Skin Permanen Gratis
- XL Axiata Rilis Kartu Perdana dan Paket Internet Haji, Ini Daftar Harganya
- Army Bisa "Foto Bareng" Suga BTS Pakai Samsung Galaxy S23 Ultra di Arena Konser
- Antusiasme Tinggi, Samsung Tambah Stok Peminjaman Galaxy S23 Ultra untuk Penonton Konser Suga BTS di Jakarta