cpu-data.info

Gara-gara Tertipu Beli iPhone, Perusahaan Ini Rugi Miliaran Rupiah

iPhone 8 dan 8 Plus dibekali kemampuan anti-air
Lihat Foto

- Modus penipuan pembelian barang tak hanya terjadi pada konsumen biasa. Perusahaan pun tak luput dari target penipuan.

Seperti yang dialami sebuah perusahaan teknologi di China bernama Huamai Technology. Perusahaan itu dilaporkan merugi hingga miliaran rupiah karena tertipu saat melakukan transaksi pembelian iPhone.

Sebenarnya, kejadian ini sudah terjadi cukup lama, yakni tahun 2017 lalu. Saat itu, Huamai Tech sedang bernegosiasi dengan Lin Yang, mantan wakil General Manager departemen Corporate Management dan Urusan Legal dari Xi'an Telecom Branch.

Negosiasi itu berkaitan dengan pembelian iPhone dalam jumlah besar. Tidak disebutkan untuk apa iPhone tersebut, hanya disebutkan rincian model iPhone saja yang hendak dibelanjakan.
Menurut laporan, Huamei Tech seharusnya mendapatkan 1.000 unit iPhone 7S, 2.000 unit iPhone 7 Plus, dan 4.000 unit iPhone 8.

Total harga semua unit iPhone itu adalah 48 juta yuan kala itu, atau sekitar Rp 102 miliar apabila ditaksir dengan kurs rupiah saat berita ini ditulis (1 yuan = Rp 2.142).

Baca juga: 10 iPhone Bekas Harga Rp 6 Juta-Rp 9 Jutaan

Akan tetapi, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari GizChina, Kamis (27/4/2023), Huamai Technology membayar lebih dari 70 juta yuan atau setara dengan Rp 150 miliar untuk membeli beberapa model iPhone dari produsen yang sudah ditunjuk.

Tidak disebutkan, mengapa akhirnya Huamei membayarkan harga lebih tinggi untuk semua unit iPhone tersebut.

Berdasarkan laporan dari outlet media asing di China, MyDrivers, Lin Yang menandatangani surat kontrak Perjanjian Tripartai (tiga pihak dari kantor telekomunikasi, produsen smartphone, dan pembeli) dan Konfirmasi Tanda Terima dengan perusahaan Huamai.

Namun, di saat yang bersamaan, Lin Yang mencuri dan mengambil segel resmi dari Kantor Telekomunikasi Xi’an dan Kantor Tianyi cabang Shanghai. Ia pun mengajukan kotak ponsel iPhone yang dibeli secara online sebagai ponsel asli dan mengirimkannya ke Huamai Technology dan Nanjing Huaxun.

Saat proses pengiriman barang, Lin Yang mengakalinya dengan meminta orang lain berpura-pura menjadi staf di Kantor Telekomunikasi Xi’an untuk melakukan penerimaan palsu. Orang tersebut diminta memalsukan konfirmasi penerimaan.

Pemalsuan dokumen dan konfirmasi penerimaan barang hanyalah cara Lin Yang menutupi praktik penipuannya. Tujuannya agar pihak perusahaan tidak melihat adanya kejanggalan dari proses pembayaran hingga pengiriman barang.

Saat barang tersebut sampai dan diterima oleh Huamai Technology, pesanan iPhone yang seharusnya diterima berdasarkan surat kontrak pun tidak sesuai. Sebab, kotak tersebut kosong, alias nihil. Barang yang dipesan tidak ada.

Baca juga: 10 Tips Membeli iPhone Bekas agar Tidak Tertipu

Modus penipuan tersebut pun membuat perusahaan harus memperbaiki lima laporan keuangan tahunannya dari periode 2017 hingga 2021. Laporan perlu direvisi karena kontrak pembelian tersebut tidak terpenuhi dan tidak ada pemasukan yang bisa diinput ke dalam pembukuan.

Huamai Technology harus kembali menyusun pembukuan tahunannya dari beberapa waktu lalu dan melaporkan kondisi keuangan berdasarkan situasi dan keadaan yang ada.

Usut punya usut, Huamei Technology ternyata bukanlah satu-satunya korban. Ada perusahaan lain juga yang dilaporkan mengalami kejadian serupa.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat