cpu-data.info

WFH 3 Hari Seminggu di Jakarta, Hemat 42 Jam dan Bebas Emisi CO2 190 Kilogram

Cara agar dapat barang flash sale tak melulu soal adu cepat. Penting pula bagi kita untuk tetap membaca syarat dan ketentuan flash sale di platform e-commerce agar pembelian lancar dan tanpa hambatan.
Lihat Foto

- Kerja dari rumah alias work from home (WFH) mulai banyak dilakukan di Indonesia semenjak pandemi Covid-19. Sekarang, WFH menjadi tren yang masih banyak diterapkan oleh sejumlah perusahaan.

Menurut riset yang dipublikasi oleh produsen sistem navigasi global, TomTom, setidaknya ada dua manfaat utama dari tren WFH di Jakarta untuk tahun 2022, khususnya bagi komuter alias pekerja yang datang dari luar Jakarta.

Dua dampak positif WFH di Jakarta adalah pekerja jadi hemat waktu perjalanan dan membantu mengurangi jejak karbon berupa emisi karbon dioksida (CO2).

Baca juga: 9 Desember Jadi Hari Termacet di Jakarta Sepanjang 2022

Riset "TomTom Traffic Index" mengungkapkan, bila pekerja WFH satu hari dalam seminggu, mereka bisa menghemat waktu perjalanan selama 42 jam serta mengurangi emisi CO2 sebanyak 190 kilogram (kg) dalam setahun.

Angka penghematan itu bisa didapatkan pekerja, khususnya bila memilih WFH di hari Jumat. Pasalnya, menurut TomTom, hari Jumat termasuk menjadi hari dengan kepadatan lalu lintas yang cukup tinggi, khususnya pada pukul 17.00 hingga 18.00 WIB.

TomTom Traffic Index mencatat, pada waktu tersebut, orang butuh waktu rata-rata 32 menit 20 detik untuk menempuh jarak 10 km di Jakarta.

Dampak positif bekerja dari rumah (work from home/WFH) di Jakarta pada 2022.TomTom Traffic Index 2022 Dampak positif bekerja dari rumah (work from home/WFH) di Jakarta pada 2022.
Dampak positif semakin meningkat bila pekerja menghabiskan lebih banyak waktu bekerja dari rumah.

Berdasarkan riset TomTom Traffic Index, pekerja bisa menghemat waktu perjalanan selama 129 jam serta mengurangi emisi karbon dioksida hingga 572 kg bila 3 hari WFH (Selasa, Kamis, Jumat) dalam seminggu.

Baca juga: Riset TomTom: Jakarta Kota Termacet Nomor 29 di Dunia

TomTom mencatat, hasil itu tersebut menyesuaikan kebiasaan perjalanan mereka untuk setiap perjalanan 10 kilometer di Jakarta.

Selain soal dampak positif WFH, TomTom Traffic Index juga mengungkap tingkat kepadatan lalu lintas di Jakarta pada 2022.

Menurut riset tersebut, wilayah pusat kota Jakarta semakin macet pada 2022 dibandingkan 2021. Indikasi Jakarta semakin macet terlihat dari rata-rata waktu tempuh jarak 10 kilometer (km) yang meningkat.

Menurut data TomTom Traffic Index, pada 2021 dibutuhkan rata-rata 19 menit 50 detik untuk menempuh jarak 10 km di Jakarta.

Lalu, pada 2022, rata-rata waktu tempuh jarak 10 kilometer (km) di Jakarta tercatat di angka 22 menit 40 detik. Angka tersebut lebih lama 2 menit 50 detik dibanding 2021.

Dengan rata-rata waktu tempuh jarak 10 km selama 22 menit 40 detik, Jakarta menempati peringkat ke-29 sebagai kota paling macet di dunia.

Sepanjang tahun 2022, menurut TomTom, hari dengan kepadatan lalu lintas terparah di Jakarta jatuh pada Jumat, 9 Desember 2022. Pada hari itu, dibutuhkan waktu 29 menit 30 detik untuk menempuh jarak 10 km di Jakarta.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat