Google Digugat, Dituduh Monopoli Iklan Digital

- Gugatan hukum kembali menerpa Google. Kali ini, gugatan itu datang dari Departemen Kehakiman (Department of Justice/DOJ) Amerika Serikat dan delapan negara bagian AS.
Gugatan itu menuduh Google memonopoli beberapa produk teknologi iklan digital selama bertahun-tahun, sehingga membuat pengiklan ketergantungan. Praktik ini dinilai membuat situs web dan pengiklan yang memakai alat iklan lain dirugikan.
Di sisi lain, praktik ini juga dinilai menyudutkan kompetitor karena berada di posisi yang sangat tidak menguntungkan.
Baca juga: Bisnis Iklan Seret, Keuntungan Induk Google Turun 27 Persen
"Perilaku anti-persaingan Google menimbulkan kendala yang memaksa pesaing meninggalkan pasar alat teknologi periklanan, menghalangi kompetitor potensial untuk ikut berkompetisi di pasar dan membuat beberapa kompetitor Google lainnya tersisihkan serta dirugikan secara tidak adil," demikian kutipan gugatan itu.
Selain itu, berbagai akuisisi yang dilakukan Google juga dinilai memungkinkan perusahaan menghilangkan kompetitor, sehingga memaksa perusahaan lain untuk memakai alat periklanan Google.
Alhasil, Google diklaim mampu mengantongi rata-rata 30 persen lebih dari pendapatan periklanan yang dihasilkan oleh produk teknologi iklan digitalnya.
Menurut DOJ, praktik Google di atas melanggar undang-undang anti-monopoli, sehingga perlu penegakkan hukum "untuk melindungi konsumen, menjaga kompetisi dan memastikan keadilan ekonomi dan peluang untuk semua pihak".
Oleh karena itu, DOJ dan delapan negara bagian termasuk New York, California, Connecticut, dan Virginia meminta pengadilan untuk mendesak Google melepas bisnis periklanannya.
Baca juga: Google dan Perusahaan Siber Cari Formula Ideal Iklan Digital
Tahun lalu, Google sendiri sudah berupaya memisahkan bisnis iklan dengan memindahkannya ke divisi khusus, tetapi masih di bawah naungan Alphabet. Sayangnya cara ini tampaknya dinilai belum cukup membuktikan bahwa Google anti-monopoli di mata DOJ. Untuk itu gugatan kali ini dilayangkan ke perusahaan teknologi tersebut.
Tanggapan Google
Google menanggapi gugatan itu melalui postingan di blog perusahaan. Menurut perusahaan teknologi itu, DOJ keliru menafsirkan cara kerja produk periklanan Google karena menurut perusahaan, pihaknya tidak memaksa pelanggan memakai produknya.
Adapun mereka yang memilih memakai alat iklannya adalah karena produk tersebut dinilai efektif.
"Gugatan dari DOJ mencoba memilih siapa yang menang dan kalah di sektor teknologi periklanan yang sangat kompetitif. (Gugatan) Ini sebagian besar menduplikasi gugatan tak berdasar dari Jaksa Agung Texas yang belum lama ini dibatalkan pengadilan," kata Dan Taylor, Wakil Presiden Iklan Global Google melalui blog perusahaan.
Gugatan ini sendiri bukan kali pertama diterima Google. Pasalnya pada tahun 2020 DOJ juga menuduh Google memonopoli pasar pencarian dan iklan secara ilegal.
Saat itu DOJ meminta pengadilan memutus dominasi Google dari pasar pencarian, sehingga kompetisi dan inovasi dapat terwujud, dilansir KompasTekno dari The Verge, Senin (30/1/2023).
Terkini Lainnya
- Celah Keamanan Internet yang Eksis 23 Tahun Akhirnya Ditutup
- 35 Link Twibbon Hari Bumi 2025 Siap Pakai, Lengkap dengan Ucapan Bijak
- Fitur Baru WA di Indonesia, Bisa Bikin Paket Stiker Sendiri
- Daftar Kode Negara iPhone dan Cara Mengeceknya
- 35 Daftar HP Mendukung E-SIM Tri dan Cara Belinya
- Kenapa Tidak Bisa Menerima Kode OTP SMS? Begini Penyebabnya
- Apa Itu Italian Brainrot atau Meme Anomali yang Lagi Viral di TikTok?
- 4 Tips Dapat Penghasilan Tambahan lewat Instagram
- Samsung Galaxy M56 Bawa Desain Kamera Baru, Bodi Tipis, dan Android 6 Generasi
- Moto Book 60 Resmi, Laptop Pertama Buatan Motorola
- Hands-on Samsung Galaxy A26 5G, HP Rp 3 Jutaan dengan Desain Elegan
- Huawei Luncurkan Ascend 920, Chip AI "Pelawan" Aturan Amerika
- Bill Gates Pamer Kode Pertama Microsoft, Ada 150 Halaman
- Apple Siapkan iPhone Lipat Pertama, Harganya Rp 39 Juta?
- Nvidia Rilis Zorah, Demo Game "GeForce RTX 50" yang Terlalu Nyata
- Servis Laptop Lenovo Bisa "Booking" via WhastApp, Ini Jadwal dan Caranya
- Android 14 Bakal Lebih Susah Dipakai Sideload APK
- iPhone Bisa Cek Status Penerbangan Pesawat via iMessage, Begini Caranya
- Kenapa Jaringan Indosat Lemot padahal Kuota Internet Masih Banyak? Ini 4 Cara Mengatasinya
- IBM PHK 3.900 Karyawan, Bukan karena Bisnis Lesu