cpu-data.info

Twitter Ditinggal Pengiklan Besar sejak Ada Elon Musk Halaman all -

Elon Musk beli Twitter.
Lihat Foto

- Elon Musk tampaknya sedang pusing. Bisnis Twitter di bawah manajemennya kini tengah bergejolak.

Kini, setengah atau 50 dari 100 pengiklan terbesar di Twitter dilaporkan minggat. Setidaknya begitulah menurut laporan grup non-profit Media Matters for America.

Pengiklan top di Twitter yang berhenti beriklan di antaranya ada AT&T, CNN, Dell, Allstate, DirecTV, HP, Nestle, Coca-Cola, Verizon, General Mills, Volkswagen, dan Wells Fargo.

Laporan outlet media Mashable menyebutkan, perusahaan Chevrolet, Chipotle, Ford, dan Jeep juga ikutan berhenti beriklan di jejaring sosial berlogo burung Larry Bird itu.

Analisis dari outlet media The Washington Post baru-baru ini menemukan bahwa lebih dari sepertiga pengiklan top Twitter tidak beriklan di platform tersebut dalam dua minggu terakhir.

Baca juga: Ramai di Twitter Layar HP Tiba-tiba Berubah Jadi Ungu, Apa Sebabnya?

Baru-baru ini, Elon Musk juga mengungkapkan bahwa Apple telah menghentikan sebagian besar iklannya di Twitter.

Deretan nama besar itu tampaknya berhenti beriklan setelah Elon Musk merombak Twitter dengan beragam strategi baru, termasuk soal kebijakan baru, fitur baru, dan moderasi konten baru.

Salah satunya soal langganan Twitter Blue seharga 8 dollar AS yang mencakup benefit centang biru. Layanan ini memicu kekhawatiran pengguna akan banyaknya akun "centang biru" alias verified palsu, yang bermunculan di platform.

Soal moderasi konten, Elon Musk yang menjunjung tinggi kebebasan berbicara juga membuka blokir permanen akun Twitter pribadi mantan Presiden AS Donald Trump.

Padahal, akun Trump diblokir sejak Januari 2021 karena dinilai melanggar kebijakan Twitter dan berisiko melanggengkan kekerasan dan ujaran kebencian, terkait peristiwa kerusuhan di gedung DPR/MPR Amerika Serikat (AS) yang menelan korban jiwa.

Manuver Elon Musk itu tampaknya tidak disukai oleh sejumlah pengiklan sehingga pengiklan memilih hengkang. Sebab, pengiklan khawatir kebijakan baru Twitter di bawah kendali Musk bakal memengaruhi citra brand mereka.

Baca juga: Elon Musk Marah-marah dan Ancam Apple di Twitter, Ada Apa?

Dalam sesi tanya-jawab melalui Twitter Spaces pada 9 November lalu, Musk mengesampingkan kekhawatiran pengiklan.

Ia bersikeras mengatakan bahwa tidak ada hal "buruk" yang akan mengotori iklan brand besar. Musk juga menjanjikan iklan di Twitter akan meningkatkan relevansi bagi pengguna.

Namun, nyatanya, pengiklan tak menggubris omongan Musk dan memilih pergi.

Pengiklan pergi, Twitter merugi

Sebanyak 50 pengiklan top yang pergi ini diperkirakan menggelontorkan 2 miliar dollar AS atau sekitar Rp 31,4 triliun pada tahun 2020 untuk memasang iklan di Twitter.

Tahun 2022 ini, para pengiklan tersebut mengeluarkan 750 juta dollar AS atau setara Rp 11,8 triliun untuk beriklan di Twitter tahun 2022. Hal ini menjadi pertanda melambatnya angka belanja iklan dari pengiklan top di Twitter.

Di samping itu, menurut laporan Mashable, tujuh perusahaan besar lain dengan total belanja iklan mencapai 118 juta dollar pada tahun 2022, telah memperlambat belanja iklan secara signifikan.

Tak ayal, hengkangnya pengilklan "berdompet tebal" serta melambatnya belanja iklan dari pengiklan lain membuat Twitter menghadapi kerugian besar dalam pendapatan iklan, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari Mashable, Selasa (29/11/2022).

Musk sempat mengungkapkan bahwa Twitter mengalami kerugian lebih kurang sebesar 4 juta dollar AS atau sekitar Rp 62,8 miliar (kurs Rp 15.700 per dollar AS) setiap hari.

Inilah yang kemudian membuat Twitter melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal pada setengah atau hampir 3.700 karyawannya secara global.

Baca juga: Cara Membuat Instafest Spotify, Poster Festival Musik yang Viral di Twitter dan IG

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat