cpu-data.info

Shopee Disebut PHK Karyawan di Thailand

Shopee dikabarkan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sejumlah karyawan di Thailand.
Lihat Foto

- Bisnis perusahaan marketplace yang berbasis di Singapura, Shopee tengah mengalami tantangan di sejumlah negara.

Setelah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) pada sejumlah karyawan di Indonesia, Shopee kini juga mem-PHK karyawannya di Thailand.

Menurut sumber yang dekat dengan isu PHK ini, langkah pengurangan pegawai ini diumumkan di pertemuan internal perusahaan pada Senin (26/9/2022). 

Shopee disebut memangkas 10 persen pegawai pada periode ini. Angka itu diyakini memengaruhi sekitar 100 karyawan di Thailand.

Baca juga: Shopee Indonesia PHK Karyawan, Bagaimana Operasi Bisnisnya?

Ini tampaknya merupakan gelombang kedua PHK di Shopee Thailand. Pasalnya, pada Juni lalu, Shopee Thailand juga dilaporkan mem-PHK 300 karyawan yang berada di divisi ShopeeFood dan ShopeePay, sebagaimana dihimpun dari The Thaiger.

PHK gelombang dua di Thailand ini disebut sebagai langkah restrukturisasi. Tujuannya untuk mendorong perusahaan mencapai profitabilitas dan menghadapi tantangan ekonomi global yang tak menentu.

Berbica soal bisnis, Shopee Thailand memang tengah dilanda kerugian besar, setidaknya untuk periode tahun 2021.

Shopee Thailand membukukan pendapatan 13,3 miliar baht (sekitar Rp 5,3 triliun) pada tahun 2021, naik 129 persen dari tahun 2020 (year-on-year/YoY).

Meski pendapatannya naik drastis, Shopee dilaporkan mengalami kerugian besar, yakni sebesar 4,9 miliar bath (sekitar Rp 1,9 triliun). Kerugian itu memburuk 19,24 persen YoY, menurut Creden Data, penyedia layanan analitik data, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari BangkokPost, Kamis (29/9/2022).

Baca juga: Shopee Indonesia PHK Karyawan, Berapa Jumlahnya?

Pimpinan ingin Shopee berhemat

Dalam laporan terpisah, pendiri, ketua sekaligus kepala eksekutif Shopee, Forrest Li dilaporkan memberikan memo kepada karyawan berisi langkah-langkah penghematan biaya operasional perusahaan.

"Tujuan nomor satu kami untuk 12-18 bulan ke depan adalah mencapai swasembada (memenuhi kebutuhan perusahaan sendiri)," tulis Li dalam memo itu.

Sebagai langkah penghematan biaya operasional, Shopee akan membatasi pengeluaran karyawan, membatasi perjalanan bisnis pegawai dengan penerbangan ekonomi, dan untuk sementara, eksekutif perusahaan tidak mendapatkan bonus.

Pakar e-commerce, Pawoot Pongvitayapanu mengatakan Shopee lebih berkonsentrasi pada profitabilitas alias mencari keuntungan. Sebab, saat ini, investor tengah dilanda kekhawatiran tentang kenaikan inflasi dan perang Rusia-Ukraina. Ini membuat investor cenderung menahan modalnya untuk diberikan kepada suatu perusahaan.

Hal itu akhirnya membuat suntikan dana (investasi) kepada Shopee menjadi terbatas, sehingga anak perusahaan Sea Group ini menjadi tidak bisa agresif mengembangkan bisnisnya.

Baca juga: Kondisi Bisnis Shopee di Sejumlah Negara, dari Tutup Operasi hingga PHK Karyawan

Bahkan, Shopee harus menutup bisnisnya di sejumlah negara. Shopee awalnya memiliki wilayah operasi bisnis di sejumlah negara di luar kawasan Asia Tenggara, seperti India, Perancis, dan negara-negara di Amerika Latin, termasuk Chile, Meksiko, Kolombia, dan Argentina.

Namun, seluruh wilayah operasi bisnis Shopee di tujuh negara tersebut telah resmi ditutup sepanjang 2022 ini.

Selain menutup tujuh wilayah operasi bisnis, Shopee juga dikabarkan mem-PHK sekitar 10 persen pegawai di China dan 3 persen di Indonesia.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat