Mozilla Merasa "Dianaktirikan" Apple, Google, dan Microsoft

- Mozilla merilis peramban (browser) Firefox untuk pertama kalinya pada tahun 2004. Dalam perjalanannya selama 18 tahun, peramban ini pernah populer, namun kini eksistensinya terdesak oleh peramban lain, seperti Chrome dan Safari.
Menurut Mozilla, rendahnya popularitas Firefox adalah dampak dari keegoisan Google, Apple, dan Microsoft. Mozilla merasa bahwa Firefox "dianaktirikan" oleh ketiga perusahaan tersebut.
Organisasi non-profit itu menuding bahwa Google, Apple, dan Microsoft menggunakan posisi mereka sebagai perusahaan sistem operasi raksasa untuk mengontrol pengguna internet agar menggunakan browser buatan mereka.
Baca juga: Cara Menggunakan Tema di Browser Mozilla Firefox
Mozilla menyebut, ketiga perusahaan raksasa itu tidak memberikan keleluasaan konsumen untuk memilih browser lain.
Keluhan itu diungkapkan Mozilla dalam sebuah laporan berjudul "Five Walled Gardens: Why Browsers are Essential to the Internet and How Operating Systems Are Holding Them Back".
Laporan itu sebetulnya lebih fokus pada bagaimana orang-orang menggunakan web browser.
Tapi, Mozilla menyelipkan keluh kesah bahwa Google, Apple, dan Microsoft memiliki sistem yang membuat pengguna internet kesulitan, bahkan tidak bisa beralih ke browser lain.
Misalnya, Google lebih mengutamakan peramban buatannya, Chrome yang terinstal secara bawaan di perangkat Android. Hal yang sama juga dulakukan Apple dengan Safari yang diatur sebagai browser default dan tidak bisa dihapus dari perangkat Apple.
Sementara itu, Microsoft juga dituding mengarahkan pengguna Windows menggunakan browser Edge. Beberapa tahun lalu, Microsoft memang sempat "memaksa" pengguna untuk membuka beberapa tautan di aplikasi Windows lewat Edge.
Baca juga: Aplikasi E-mail Mozilla Thunderbird Kini Punya Versi Mobile
Menurut Mozilla, apa yang dilakukan Google, Apple, dan Microsoft itu akan merugikan konsumen. Misalnya, risiko penyalahgunaan data atau pelanggaran privasi lain.
Selain itu, membatasi pilihan pengguna juga dinilai Mozilla akan "memaksa" pengguna untuk tunduk pada kebijakan platform yang eksploitatif dan tidak adil.
Mozilla juga mengatakan, praktik yang dilakukan Google, Apple, dan Microsoft akan menghambat kompetisi dan menghalangi produk baru untuk memasuki pasar.
Minimnya kompetisi akan memperkecil jumlah pemain, yang pada akhirnya, menurut Mozilla, akan menghambat persaingan yang efektif dari browser independen (bukan buatan perusahaan sistem operasi).
Lemahnya persaingan juga disebut Microsoft akan memperlambat inovasi, sehingga kualitas browser yang didapat pengguna akan sulit meningkat.
“Konsumen harus memiliki kendali atas pengalaman mereka dan dapat memilih perangkat lunak (atau peramban) yang diinginkan, termasuk sesuatu (aplikasi lain) yang berbeda dari yang ditawarkan sistem operasi,” ujar juru bicara Mozilla, sebagaimana dikutip KompasTekno dari Tech Radar, Kamis (29/9/2022).
Baca juga: Cara Cek Versi Aplikasi dan Update Browser Mozilla Firefox
Firefox masih populer, tapi...
Sebetulnya, Firefox masih terbilang populer. Berdasarkan laporan Similar Web, per Agustus 2022, Firefox berada di urutan kelima browser yang paling banyak digunakan.
Pangsa pasar peramban dengan ikon khas panda merah itu sebesar 2,79 persen. Persentase itu jauh dari Chrome besutan Google dengan pangsa pasar 61,96 persen, Safari 24,22 persen, dan Edge milik Microsoft 4,82 persen.
Sebetulnya, klaim seperti yang dilontarkan Mozilla bukan lah hal baru. Google (Chrome), Apple (Safari), dan Microsoft (Windows), juga pernah dituding sengaja mengarahkan konsumen agar menggunakan produk mereka dengan secara tidak langsung membatasi pilihan ke konsumen.
Terkini Lainnya
- Logitech Rilis Powerplay 2, Alas Sekaligus Charger Mouse Nirkabel
- Fitur OneUI Samsung Ini Bakal Dibawa Google ke Banyak HP Android
- Trafik Internet Telkomsel Diprediksi Tembus 69 PB Saat Idul Fitri
- Apa Itu Facebook Pro yang Disebut Bisa untuk Menambah Penghasilan?
- Google Tarik Peredaran HP Pixel 4a di Australia, Ada Apa?
- ZTE Kenalkan HP Nubia V70 Max di Indonesia, Tahan Air Baterai Besar Harga "di Bawah Rp 2 Juta"
- Gojek dan Grab Kompak Beri Bonus THR Ojol untuk Mitra Pengemudi
- Uji Jaringan 5G Telkomsel di Jakarta, Anti-"Blank Spot" dan Tembus 509 Mbps
- Ponsel Lipat Huawei Mate X6 Rilis di Indonesia, Harga Rp 30 Juta
- Smartwatch Amazfit Active 2 Resmi di Indonesia dengan Hyrox Mode
- Perkembangan Terbaru AI Awal 2025 (Bagian II-Habis)
- Ternyata Ini Alasan Apple Hapus iPhone "SE" dan Jadi Lebih Mahal
- 10 Cara Mengatasi HP yang Cepat Panas dengan Mudah dan Praktis
- Pabrik Perakit iPhone Ikutan Bikin AI, Dilatih Pakai 120 GPU Nvidia
- Harga dan Spesifikasi Samsung A36 5G di Indonesia, Mulai Rp 5 Jutaan
- Ingin Nostalgia dengan Instagram Versi Lama? Coba Aplikasi Ini
- Jadwal dan Cara Menonton PMPL SEA Fall 2022, Indonesia Kirim Empat Tim
- Vivo Jadi Sponsor Resmi Piala Dunia 2022 Qatar
- Inikah Tampilan Baru Kamera WhatsApp?
- Intel Bikin Unison, Aplikasi Penghubung Android dan iPhone ke PC Windows