ARM Menggugat, Laptop dan Server Qualcomm Terancam

- Perusahaan perancang arsitektur mikroprosesor ARM menggugat pabrikan chip Qualcomm terkait dugaan penggunaan lisensi ARM secara ilegal.
Gugatan ini dikirimkan ARM ke pengadilan negara bagian Delaware, Amerika Serikat (AS) pada Rabu (31/8/2022) waktu setempat.
Dalam dokumen gugatan yang tersebar di internet, ARM menuduh Qualcomm menggunakan teknologi atau lisensi mereka tanpa izin melalui startup pembuat chip Nuvia.
Seperti diketahui, Nuvia diakuisisi oleh Qualcomm pada 2021 lalu dengan nilai transaksi mencapai 1,4 miliar dolar AS (sekitar Rp 20,7 triliun, asumsi 1 dolar AS = Rp 14.850).
Menurut Qualcomm kala itu, akuisisi ini dilakukan untuk membuat produk chip untuk komputer server dan laptop buatan sendiri, tentunya dengan bantuan teknologi Nuvia.
Sebelum diakusisi, perusahaan yang dirintis oleh sejumlah mantan engineer yang membuat Apple Silicon itu diketahui memiliki sejumlah lisensi untuk penggunaan desain dan teknologi ARM.
Nah, yang jadi masalah saat ini adalah ARM tidak mengizinkan Qualcomm memakai lisensi yang sudah diberikan kepada Nuvia untuk membuat produk-produk yang berada di bawah merek Qualcomm.
Sebab, lisensi ARM yang masih digunakan oleh Nuvia sudah tidak berlaku, pascaperusahaan tersebut resmi menjadi bagian dari Qualcomm pada Maret 2021 lalu.
Jika mau memakainya, maka Qualcomm, menurut ARM dalam dokumen pengadilan tadi, harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari ARM, lantaran itu merupakan teknologi dan lisensi mereka.
Baca juga: Qualcomm Perkenalkan Snapdragon 7c Gen-2 untuk Laptop Entry-level

ARM sendiri mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan mediasi dengan pihak Qualcomm selama lebih dari satu tahun terkait penggunaan lisensi ARM yang dimiliki Nuvia.
Namun, proses tersebut tampaknya gagal dan ARM memilih untuk mencabut seluruh penggunaan lisensinya oleh Nuvia pada Februari 2022 lalu.
Alih-alih berhenti menggunakan teknologi dan lisensi ARM yang telah didapat Nuvia, ARM menduga bahwa Qualcomm justru malah masih memakai lisensi dan teknologi tersebut, boleh jadi hingga saat ini.
Bahkan, ARM menyebut Qualcomm memiliki rencana untuk menjual lisensi dan teknologi ARM yang sebelumnya digunakan oleh Nuvia itu.
Baca juga: Qualcomm Resmi Umumkan Snapdragon 8 Gen 1, Bukan Snapdragon 898
Server dan laptop Qualcomm terancam
Terkait gugatan ini, Penasehat Umum Qualcomm, Ann Chaplin mengatakan bahwa ARM sebenarnya tak memiliki hak untuk ikut campur dalam inovasi yang dimiliki QUalcomm atau Nuvia.
Ia juga menyebut ARM tidak mempertimbangkan fakta bahwa Qualcomm memang memiliki hak untuk menggunakan lisensi ARM untuk membuat produk prosesor (CPU) buatan sendiri.
"Dan kami yakin hak-hak lisensi ARM untuk merancang CPU buatan sendiri ini sah dan akan diakui," ujar Ann, dikutip KompasTekno dari TheVerge, Kamis (1/9/2022).
Pihak ARM tampaknya belum memberikan pernyataan resmi terkait tanggapan Qualcomm ini.
Selain itu, tidak disebutkan pula kapan gugatan ini bakal naik ke pengadilan, dan apa langkah kedua perusahaan ini selanjutnya untuk menyelesaikan perseteruan seputar lisensi tersebut.
Namun jika ARM menang di pengadilan, maka rencana Qualcomm membuat CPU bikinan perusahaan sendiri untuk perangkat server dan laptop tampaknya bakal terhalang atau mungkin terancam sirna.
Baca juga: Qualcomm vs MediaTek, Ponsel Android Terbelah Dua Kubu Harga
Terkini Lainnya
- 5 Negara Larang DeepSeek, Terbaru Korea Selatan
- Riset: Pengguna iPhone Lebih Cepat Ganti HP Baru
- Netflix Buka Restoran, Bawa Konsep Serial dan Film Populer
- 2 Cara Menghentikan SMS Spam Iklan Pinjol yang Mengganggu
- Cara Blokir SMS Spam dan Promosi di HP Samsung
- MSI "Pede" Jual Konsol PC Handheld Lebih Mahal dari Asus dan Lenovo
- 4 Cara Bikin Kartu Ucapan Lebaran 2025 untuk Hampers, Cepat dan Bisa Cetak Sendiri
- Unboxing Moto G45 5G, HP Pertama Motorola "Comeback" ke RI
- Tablet "Flagship" Huawei MatePad Pro13.2 Meluncur, Bawa Fitur Olah Dokumen Level PC
- Motorola Resmi Kembali ke Indonesia, Bawa HP Moto G45 5G
- Ponsel Lipat Huawei Mate X6 Meluncur, Harga Rp 31 Jutaan
- Huawei Mate XT Ultimate Resmi Rilis Global, Smartphone Lipat Tiga Harga Rp 60 Juta
- Cara Menghapus Cache di HP Xiaomi dengan Mudah dan Praktis
- iPhone SE Tidak Ada Lagi, Ini Gantinya?
- Begini Kemampuan AI di PC Gaming Handheld MSI Claw 8 AI Plus
- Samsung Galaxy A04s Resmi dengan Layar 90 Hz dan Kamera 50 MP
- Microsoft Temukan "Bug" Berbahaya di TikTok versi Android
- Kode Redeem PUBG Mobile 31 Agustus, Ada Skin Lilac Attack Gratis
- 50 Link Download Twibbon Hari Polwan 2022 dan Cara Pakainya
- Nokia dan Ericsson Angkat Kaki dari Rusia