cpu-data.info

Jumlah Pengguna Aktif Twitter Naik 9 Juta, Tapi Pendapatan Turun Halaman all -

ilustrasi jejaring sosial Twitter
Lihat Foto

- Twitter mengumumkan laporan pendapatan perusahaan untuk kuartal II-2022. Berdasarkan laporan itu, pendapatan Twitter turun 1 persen dibanding periode yang sama pada tahun lalu. Meski demikian, perusahaan meraih pertumbuhan jumlah penguna aktif harian yang dapat dimonetisasi (Monetizable Daily Active Users/mDAU) bertambah hingga 9 juta pengguna.

Dengan begitu, total mDAU Twitter pada kuartal II-2022 menjadi 237,8 juta. Angka ini naik 16,6 persen ketimbang periode yang sama pada tahun 2021.

Dari total penambahan 9 juta pengguna itu, pertumbuhan tertinggi masih didominasi dari pasar internasional sebanyak 7 juta pengguna. Adapun tambahan 2 juta pengguna lainnya berasal dari Amerika Serikat (AS).

Baca juga: Twitter Akhirnya Ikuti Aturan, Terdaftar di PSE Kominfo Sebelum Deadline

Twitter tak begitu merinci negara mana saja yang memberikan kontribusi tertinggi selain AS. Namun dikutip dari Social Media Today, Sabtu (23/7/2022), Jepang dan India memiliki basis pengguna Twitter terbesar selanjutnya setelah AS.

Dalam keterangannya, Twitter menilai bahwa peningkatan jumlah penguna aktif harian yang dapat dimonetisasi didorong oleh peningkatan produk perusahaan, serta percakapan antar pengguna (global) soal topik terkini.

Pendapatan turun gara-gara Elon Musk

Berbanding terbalik dengan jumlah mDAU Twitter yang meningkat, pendapatan perusahaan justru turun 1 persen dibanding periode yang sama pada tahun lalu. Pada kuartal II-2022, Twitter menghasilkan pendapatan 1,18 miliar dollar AS (Rp 17,6 triliun).

Penurunan pendapatan itu menurut Twitter disebabkan karena industri periklanan yang terhambat, karena ketidakstabilan ekonomi.

Selain itu, perusahaan mikroblogging ini juga mengaitkan penurunan pendapatan dengan "ketidakpastian akuisisi Twitter oleh Elon Musk". Sebab, sikap Musk selama proses akuisisi turut berdampak pada persepsi pasar.

Elon Musk batal beli Twitter

Elon Musk melalui kuasa hukumnya mengumumkan pihaknya batal merampungkan transaksi pembelian Twitter. Hal ini disampaikan Musk melalui sebuah dokumen yang dikirimkan ke Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (AS) alias SEC pada 11 Juli lalu.

Dalam dokumen itu, disebutkan bahwa Musk tidak jadi membeli membeli media sosial berlogo "burung" tersebut karena menurutnya, Twitter melanggar sejumlah peraturan ketika proses negosiasi berlangsung.

Baca juga: 4 Alasan Elon Musk Batal Beli Twitter Rp 652 Triliun

Pelanggaran tersebut konon berupa "pelanggaran materi" dan pelanggaran lainnya berupa "pernyataan yang menyesatkan" terkait jumlah akun robot (bot) dan akun palsu (spam) di Twitter.

"Selama hampir dua bulan, Musk telah meminta data dan informasi yang diperlukan untuk 'membuat penilaian independen terhadap prevalensi akun palsu atau spam di platform Twitter,'” tulis kuasa hukum Musk, dikutip KompasTekno dari TheVerge.

“Namun, Twitter telah gagal atau menolak untuk memberikan informasi ini,” imbuh Musk via tim legalnya.

Setelah Musk mengatakan bahwa dia tak jadi membeli Twitter, pihak Twitter berencana menuntut Musk dan memastikan bahwa akan terus berupaya untuk menyelesaikan proses transaksi.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat