cpu-data.info

Pengamat: GoFood-GrabFood Ciptakan Ketergantungan, Tetap Dipakai Meski Harganya Jadi "Normal"

Ilustrasi jika sudah daftar GrabFood Merchant.
Lihat Foto

- Sejumlah pelanggan mengeluhkan bahwa harga layanan pesan-antar makanan dari ojek online (OjolFood) macam GoFood, GrabFood, dan ShopeeFood semakin mahal.

Entah karena promo yang semakin minim, atau karena banyak biaya tambahan lainnya seperti biaya aplikasi (platform fee), biaya pemesanan (order fee), hingga biaya pengemasan (packaging charge).

Pengamat Marketing & Managing Partner Inventure, Yuswohady justru melihat fenomena harga layanan OjolFood saat ini bukannya semakin mahal, tetapi menjadi "normal".

"Kondisi yang kemarin-kemarin, jangan berharap lagi, karena dulu itu tidak normal. (Harga OjolFood) yang dulu itu murah karena disubsidi," kata Yuswohady saat dihubungi KompasTekno, pekan lalu.

Baca juga: Mantan VP Gojek Alamanda Shantika Jadi Komisaris Blue Bird

Subsidi yang diberikan OjolFood ini biasanya berupa diskon, cashback, hingga gratis ongkos kirim. Inilah yang membuat konsumen dapat membayar dengan harga yang lebih rendah dibanding semestinya.

Yuswohady mengatakan, penyedia layanan OjolFood seperti Gojek, GoFood, dan ShopeeFood menggunakan modal dari investor untuk menutupi biaya konsumen. Kegiatan ini juga dikenal dengan bakar duit atau burning money.

Masalahnya, di tengah berbagai krisis yang terjadi seperti pandemi Covid-19, perang Rusia-Ukraina, dan inflasi di seluruh dunia, modal menjadi komoditas yang sulit didapatkan oleh startup.

"Ketika capital (modal) sulit dan permintaan untuk profitabilitas tinggi, maka kemudian subsidi itu kemudian dihilangkan. Sehingga dampaknya adalah harganya naik," kata Yuswohady.

Inilah yang terjadi sekarang. Karena subsidi mulai dipangkas, harga layanan OjolFood kini terkesan semakin mahal bila dibandingkan dengan harga sebelum-sebelumnya.

Syarat dan cara daftar GoFood dan Grab Food secara online dengan mudahDok Gojek Syarat dan cara daftar GoFood dan Grab Food secara online dengan mudah
Bakal tetap dipakai

Meski subsidi mulai dipangkas dan harga menjadi "normal", pelanggan OjolFood diprediksi bakal tetap menggunakan layanan ini.

Yuswohady menjelaskan, dalam kasus OjolFood, awalnya, OjolFood menarik hati konsumen (akuisisi pelanggan) dengan menawarkan harga layanan yang murah dengan metode bakar duit (burning money) tadi.

Tujuan burning money itu agar OjolFood dapat mendominasi kemudian mendikte pasar. Bila strategi tersebut berhasil, maka ketika harga layanan berubah, pengguna pun mau tak mau terima dan tetap menggunakan layanan tersebut.

"Bila harga sudah "normal", mau nggak mau, konsumen akan tetap pakai (layanan OjolFood) karena sudah ketergantungan," kata Yuswohady.

Baca juga: Ketika CEO Grab Nyambi Jadi Kurir GrabFood, Naik Sepeda Antar Makanan

Ia berpendapat, bisnis OjolFood ini cenderung mengarah ke pasar Oligopoli, di mana GoFood, GrabFood, dan ShopeeFood cenderung lebih menguasai pasar layanan pesan antar makanan.

Yang terjadi nanti, kata Yuswohady, tiga pemain besar OjolFood ini akan "lirik-lirikan". Ketika harga layanan ShopeeFood naik, maka GrabFood dan GoFood akan mengikutinya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat