Rajin Hapus E-mail Bantu Menyelamatkan Bumi, Bagaimana Bisa?

- Belakangan, informasi tentang menghapus e-mail bisa bantu menyelamatkan Bumi kembali ramai diperbincangkan. Tampaknya, isu ini kembali muncul dari Twitter, bebarengan dengan tagar #LetTheEarthBreath yang bercokol di topik teratas (trending topic) Twitter beberapa hari lalu.
Beberapa warganet membagikan tips upaya nyata untuk mengurangi dampak kerusakan lingkungan, salah satunya adalah dengan menghapus tumpukan e-mail yang tidak penting.
Lantas, benarkan menghapus e-mail bisa membantu menyelamatkan bumi?
Sebelum membahas lebih jauh, informasi menghapus e-mail yang bisa bantu selamatkan lingkungan, berkaitan dengan sampah digital atau digital waste.
Baca juga: Benarkah Menumpuk E-mail Ikut Mempengaruhi Perubahan Iklim?
Sampah digital merupakan istilah baru yang menggambarkan bagaimana pengelolaan data digital yang buruk, bisa berdampak pada lingkungan.
Jadi, sampah digital bisa diartikan sebagai aktivitas pemborosan data serta efek jangka panjang yang timbul dari penyimpanan informasi dalam format digital dengan ukuran sangat besar, baik informasi data mentah, data yang sudah diproses, data yang tidak digunakan, maupun data yang sedang digunakan.
E-mail tidak penting yang menumpuk menjadi salah satu contoh sampah digital. Melansir Revolutionized, pada tahun 2016, rata-rata sektor bisnis menyimpan 347,56 TB data, berdasarkan penelitian dari HubSpot. Jumlah itu, konon bisa menghasilkan 700 ton karbondioksida setiap tahunnya.
Di sektor bisnis, e-mail menjadi salah satu alat komunikasi digital profesional yang seirng digunakan. Sehingga, aktivitas berkirim e-mail secara tidak langsung ikut menyumbang sampah digital.
Baca juga: E-mail Hasilkan Emisi Karbon, Bagaimana Perusahaan Teknologi Mengatasinya?
Sebab, untuk menyimpan jutaan e-mail yang dikirimkan dan diterima, dibutuhkan server yang cukup besar untuk menampung miliaran e-mail. Server itu sendiri beroperasi menggunakan listrik yang cukup besar.
Semakin banyak server yang dibutuhkan, maka konsumsi daya listrik yang digunakan semakin besar pula. Saat ini, masih banyak negara yang mengandalkan sumber energi tak terbarukan, seperti batu bara untuk menyediakan listrik.
Padahal, emisi karbon yang dihasilkan dari sumber energi tersebut, memperburuk kerusakan lingkungan.
Semakin banyak server berukuran besar yang dibuat, semakin banyak pula listrik yang dibutuhkan, maka emisi karbon yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil pada pembankit listrik, akan semakin banyak.
Dengan menghapus e-mail tidak penting yang menumpuk, maka "beban" server akan berkurang dan konsumsi daya untuk menampung e-mail dan data digital lain pun, secara tidak langsungg ikut berkurang.
Baca juga: Yuk Hapus 10 E-mail per Hari, Bisa Menghemat Ribuan Ton Batubara
Memang, berapa besar emisi karbon yang dihasilkan dari aktivitas berkirim e-mail sehingga "beban" server bisa berkurang? Seberapa signifikan menghapus e-mail untuk mengurangi dampak kerusakan lingkungan?
Pertanyaan tersebut telah diulas dalam artikel berikut: Benarkah Menumpuk E-mail Ikut Mempengaruhi Perubahan Iklim?
Intinya, menghapus e-mail memang bisa menjadi salah upaya membantu menyelamatkan lingkungan. Akan tetapi dampaknya tidak cukup signifikan, jika hanya sekadar menghapus e-mail.
Sebab, data yang ditampung dalam server tidak hanya terbatas pada e-mail, namun juga data digital lain. Hal tersebut juga dikatakan Country Director Google Cloud Indonesia, Megawaty Khie.
"Konsumsi energi untuk menghapus e-mail akan sangat kecil, sehingga mengurangi atau bahkan menghilangkan e-mail spam kemungkinan besar memiliki dampak pengurangan karbon yang dapat diabaikan," ungkap Megawaty kepada KompasTekno beberapa waktu lalu.
Terkini Lainnya
- Fitur Baru WhatsApp: Matikan Mikrofon sebelum Angkat Telepon
- Apple Kirim 5 Pesawat Penuh iPhone ke AS untuk Hindari Dampak Tarif Trump
- Cara Bikin Action Figure ChatGPT dari Foto dengan Mudah, Menarik Dicoba
- Spesifikasi dan Harga Poco M7 Pro 5G di Indonesia
- Harga Bitcoin Anjlok gara-gara Tarif Trump
- Gara-gara Satu Twit X, Pasar Saham AS Terguncang dan Picu "Market Swing" Rp 40.000 Triliun
- Kekayaan Apple Turun Rp 10.718 Triliun akibat Tarif Trump
- Samsung Rilis Real Time Visual AI, Fitur AI yang Lebih Interaktif
- Trump Sebut Elon Musk Akan Mundur dari Pemerintahan
- Rumor Terbaru iPhone 17 Pro: Fanboy Siap-siap Kecewa?
- Ketika Grok AI Jadi Cara Baru Lempar Kritik di X/Twitter...
- 26 iPhone yang Akan Kebagian iOS 19
- ChatGPT Dituntut karena "Asbun", Tuding Pria Tak Bersalah Pembunuh
- Akun Non-aktif X/Twitter Akan Dijual mulai Rp 160 Juta
- Cara Hapus GetContact Permanen biar Identitas Kontak Tetap Aman
- Harga iPhone 11 dan iPhone 11 Pro April 2022, Turun hingga Rp 5 Juta
- Ini Kelebihan Kamera 108 MP di Samsung Galaxy A73 5G, Bukan Cuma Resolusi Besar
- Seperti Inikah Cara Kerja Tombol Edit Twitter?
- Cara Mendapatkan Tiket Kereta Api Diskon 60 Persen dan Flash Sale Rp 75.000 di KAI Access
- Modal Smartphone Juga Bisa Hasilkan Foto Low Light Keren, Ini 5 Tipsnya