Benarkah Menumpuk E-mail Ikut Mempengaruhi Perubahan Iklim?

- Surat elektronik (e-mail) merupakan salah satu sarana yang bisa digunakan untuk mengirimkan surat melalui jaringan internet.
Dengan menggunakan e-mail, pengguna tidak lagi memerlukan media kertas dan pergi ke kantor pos untuk mengirim surat.
Dengan mengurangi penggunaan kertas surat, tentu menjadi kabar baik bagi lingkungan. Sebab, meminimalisir penggunaan kertas artinya ikut serta menyelamatkan hutan.
Akan tetapi, langkah mengganti kegiatan surat-menyurat dengan media elektronik, rupanya tidak 100 persen menyelamatkan lingkungan. Pasalnya, secara tidak langsung, e-mail ikut menyumbang emisi karbon yang menjadi kontributor perubahan iklim.
Seperti diketahui, emisi gas berlebih ikut menyebabkan pemanasan global. Lantas, bagaimana bisa e-mail ikut menyumbang emisi karbon dan berdampak pada perubahan iklim?
Baca juga: Cara Hapus E-mail di Gmail Secara Otomatis
Dalam rangka menyajikan layanan e-mail, penyedia layanan surat elektronik membutuhkan server untuk menampung banyaknya e-mail yang dibuat dan dikirim oleh pengguna.
Server ini terdiri dari mesin pusat data (data center) yang menggunakan listrik dalam jumlah yang cukup besar. Di dunia saat ini, penggunaan listrik masih banyak yang mengandalkan sumber energi tak terbarukan, seperti batu bara.
Semakin besar energi listrik yang digunakan, emisi karbon yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil pada pembangkit listrik tentu akan semakin banyak.
Penggunaan listrik di data center yang cukup besar inilah yang rupanya menyumbangkan limbah carbon footprint atau jejak karbon.
Di sisi lain, pusat data memiliki kapasitas maksimal. Apabila kapasitas mencapai batasnya, perusahaan akan menambah server dan tentunya, konsumsi listrik akan bertambah.
Di Amerika Serikat, data center bertanggung jawab atas 2 persen penggunaan listrik negara atau sekitar 200 terawatt Hours (TWh) pada konsumsi listrik secara global, dihimpun dari BBC.
Baca juga: Cara Hapus Seluruh E-mail di Gmail Secara Permanen
Emisi karbon dari e-mail tidak cuma dihasilkan saat disimpan di pusat data. Peneliti dari Universitas Lancaster, Mike Berners-Lee menjelaskan, emisi karbon yang dihasilkan dari aktivitas berkirim e-mail, terhitung sejak pengguna mengirim surat elektronik ke pengguna lain.
"Saat Anda mengetik, komputer Anda akan menggunakan listrik. Ketika Anda menekan tombol kirim, maka (e-mail) itu akan melewati jaringan internet, dan dibutuhkan listrik untuk menjalankan internet," jelas Berners-Lee.
"Dan (e-mail) tersebut pada akhirnya akan disimpan di jaringan cloud di suatu tempat dan pusat data tersebut menggunakan banyak listrik. Kita tidak memikirkannya karena tidak dapat melihat asap yang keluar dari komputer, tetapi jejak karbon industri teknologi dan informatika sangat besar dan terus bertambah,” lanjut Berners-Lee.
Menurut Berners-Lee, mengirim satu e-mail diperkirakan dapat menyumbangkan sekitar 4 gram emisi karbon. Itu baru e-mail biasa yang berisi teks tanpa lampiran apapun.
Terkini Lainnya
- Spesifikasi dan Harga Poco M7 Pro 5G di Indonesia
- Harga Bitcoin Anjlok gara-gara Tarif Trump
- Gara-gara Satu Twit X, Pasar Saham AS Terguncang dan Picu "Market Swing" Rp 40.000 Triliun
- Kekayaan Apple Turun Rp 10.718 Triliun akibat Tarif Trump
- Samsung Rilis Real Time Visual AI, Fitur AI yang Lebih Interaktif
- Trump Sebut Elon Musk Akan Mundur dari Pemerintahan
- Rumor Terbaru iPhone 17 Pro: Fanboy Siap-siap Kecewa?
- Ketika Grok AI Jadi Cara Baru Lempar Kritik di X/Twitter...
- 26 iPhone yang Akan Kebagian iOS 19
- ChatGPT Dituntut karena "Asbun", Tuding Pria Tak Bersalah Pembunuh
- Akun Non-aktif X/Twitter Akan Dijual mulai Rp 160 Juta
- Cara Hapus GetContact Permanen biar Identitas Kontak Tetap Aman
- Cara Melihat Garis Lintang dan Bujur di Google Maps dengan Mudah dan Praktis
- Apa Itu Grok AI dan Bagaimana Cara Menggunakannya?
- 7 Cara Menghapus Cache di HP untuk Berbagai Model, Mudah dan Praktis
- Ini Daftar Tempat untuk Top Up Diamond Free Fire (FF) Legal
- Cara Menghapus Akun Twitter Secara Permanen
- Bocoran Hasil Benchmark Samsung Exynos 2200, Berapa Skornya?
- Ini Keunggulan Fitur Portrait di Kamera Oppo
- Ramai Jual Beli NFT, Bisakah Jadi Investasi Jangka Panjang?