Bos Microsoft Sebut Metaverse Sama Saja dengan Game

- Istilah metaverse menjadi salah satu topik yang ramai diperbincangkan di industri teknologi. Istilah ini dipopulerkan oleh CEO Meta, Mark Zuckerberg, pada 2021 lalu.
Meski belum ada definisi yang pasti, metaverse sendiri dapat diartikan sebagai dunia virtual baru yang memungkinkan seseorang direpresentasikan dengan avatar, lalu dapat berinteraksi, bermain game, bekerja, dan berkomunikasi dengan orang lainnya dalam ruang tiga dimensi (3D).
Berbagai perusahaan teknologi pun berlomba-lomba membuat "metaverse" versinya masing-masing.
Namun, CEO Microsoft, Satya Nadella, mengungkapkan bahwa konsep metaverse sebenarnya tak lain adalah seperti membuat game.
Baca juga: Facebook Ingin Kembangkan Metaverse, Apa Itu?
"Lihat apa yang terjadi di metaverse. Apa itu metaverse? Metaverse pada dasarnya adalah tentang membuat game," kata Nadella.
Menurut Nadella, membuat metaverse itu pada dasarnya adalah kemampuan menempatkan orang, tempat, benda dalam mesin fisika. Lalu, semua orang, tempat, benda dalam mesin fisika tadi saling berhubungan.
Ia mencontohkan, di metaverse, seseorang dan kolega kerjanya bisa hadir di ruang rapat yang sama secara virtual yang diwakili menggunkan avatar.
Lalu dilengkapi dengan suara agar percakapan yang berlangsung layaknya benar-benar terjadi di sekeliling pengguna.
"Coba tebak? Tempat di mana kami telah melakukan itu semua selama ini adalah saat bermain game," tambah Nadella.
Bos Microsoft itu mengambil contoh game balap mobil keluaran Microsoft, Forza. Dalam game tersebut, kata Nadella, pengguna sudah direpresentasikan dengan avatar. Hanya saja avatar-nya bukan dalam bentuk karakter orang, melainkan mobil.
Baca juga: Perempuan Ini Mengaku Diperkosa di Metaverse Bikinan Facebook
Layaknya konsep avatar di metaverse yang bisa didandani sedemikian rupa, kata Nadella, mobil miliknya di game Forza juga bisa dimodifikasi sesuai keinginan pengguna.
Hal inilah membuat metaverse juga memiliki kosep yang sama dengan game, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari PCWorld, Jumat (4/2/2022).
Butuh kacamata VR dan sarung tangan haptic

Pasalnya, pengalaman di metaverse akan sangat bergantung dengan teknologi canggih seperti kacamata Virtual Reality (VR) dan sarung canggih dengan teknologi haptic.
Hal ini seperti yang diungkapkan oleh pendiri Microsoft, Bill Gates pada Desember 2021 lalu. Ketika itu, Gates sempat meramalkan bahwa pertemuan daring bakal diadakan di metaverse dalam dua-tiga tahun ke depan.
Terkini Lainnya
- Meta Rilis 2 Model AI Llama 4 Baru: Maverick dan Scout
- Kisah Kejatuhan HP BlackBerry: Dibunuh oleh Layar Sentuh
- AI Google Tertipu oleh April Mop, Tak Bisa Bedakan Artikel Serius dan Guyonan
- Smartwatch Garmin Vivoactive 6 Meluncur, Pertama dengan Fitur Alarm Pintar
- Vimeo Rilis Fitur Streaming ala Netflix, Kreator Indonesia Gigit Jari
- YouTube Shorts Tambah Fitur Editing Video untuk Saingi TikTok
- Trump Tunda Pemblokiran TikTok di AS, Beri Waktu 75 Hari Lagi
- Apakah Dark Mode Bisa Menghemat Baterai HP? Begini Penjelasannya
- 3 Cara Upload File ke Google Drive dengan Mudah dan Praktis
- 7 Tips Hemat Penyimpanan Akun Google Gratis Tanpa Langganan
- 2 Cara Melihat Password WiFi di HP dengan Mudah dan Praktis
- 10 Cara Mengatasi WhatsApp Web Tidak Bisa Dibuka dengan Mudah, Jangan Panik
- iPad Dulu Dicaci, Kini Mendominasi
- iOS 19 Rilis Juni, Ini 26 iPhone yang Kebagian dan 3 iPhone Tidak Dapat Update
- Intel dan TSMC Sepakat Bikin Perusahaan Chip Gabungan di AS
- 5 Besar Vendor PC Global 2021, Lenovo Teratas
- BlackBerry Jual Paten Ponselnya Seharga Rp 8 Triliun
- Saham Meta Anjlok, Kekayaan Zuckerberg Lenyap Rp 431 Triliun
- Spesifikasi dan Harga HP Oppo A54 Terbaru 2022
- Daftar Game "AAA" yang Bakal Hadir di Epic Games Store pada 2022