Internet Kazakhstan Putus, 15 Persen Tambang Bitcoin di Dunia Tumbang

- Pemerintah Kazakhstan mematikan layanan internet pada Rabu (5/1/2022) waktu setempat. Hal ini dilakukan untuk meredam aksi para pendemo yang memprotes kenaikan harga bahan bakar minyak selama beberapa hari terakhir.
Pemadaman internet yang sejatinya ditujukan untuk mengganggu komunikasi para pengunjuk rasa itu ternyata berdampak jauh lebih luas.
Para penambang (miner) mata uang kripto (cryptocurrency) Bitcoin di sana juga ikut kena imbas. Bahkan, hal ini juga membuat harga mata uang kripto Bitcoin turun.
Kazakhstan adalah salah satu negara dengan jumlah penambang Bitcoin yang besar di dunia, menempati urutan kedua pada 2021 setelah Amerika Serikat.
Alhasil, langkah pemerintah tersebut membuat sekitar 15 persen jaringan Bitcoin di seluruh dunia ikut tumbang.
Baca juga: Harga Bitcoin Anjlok pada Awal 2022, Ini Penyebabnya
Berdasarkan data Cambridge Centre for Alternative Finance, Kazakhstan menjadi "tuan rumah" bagi 18,1 persen penambang Bitcoin secara global.
Jumlah penambang Bitcoin di Kazakhstan menjadi besar sejak pemerintah China menutup pusat penambangan Bitcoin di negaranya pada 2021.
Para penambang tersebut kemudian "mengungsi" ke Kazakhstan. Biaya listrik di sana juga disebut cukup murah.
Dengan kata lain, wajar saja apabila pemutusan internet di Kazakhstan membuat operasi Bitcoin secara global terhambat.
Terlebih, operasi Bitcoin juga sangat bergantung pada jaringan atau miner yang beroperasi.
Semakin banyak jaringan penambangan (mining) tersebut, maka akan semakin besar pula kekuatan komputasi atau hashrate untuk menambang Bitcoin.
Baca juga: Ultah Ke-13 Bitcoin, Ini 8 Pencapaian hingga Kini
Artinya, apabila negara-negara yang berpengaruh pada operasi Bitcoin tidak memiliki akses ke internet, maka hal-hal terkait Bitcoin, termasuk nilainya juga bakal terdampak.
Berdasarkan data CoinDesk, harga Bitcoin per Kamis (6/1/2022) mengalami penurunan 8 persen ke angka sekitar 43.000 dolar AS (sekitar Rp 617 juta) per keping.
Sebagaimana dirangkum KompasTekno dari CNBC.com, Jumat (7/1/2022), internet di Kazakhstan sendiri sejak Kamis kemarin sudah pulih. Namun, harga Bitcoin masih mandek di sekitar 43.000 dollar AS per keping per Jumat ini.
Belum ada tanda-tanda apakah harga Bitcoin akan kembali naik atau tidak dalam beberapa waktu ke depan.
Pemutusan internet Kazakhstan membuktikan bahwa operasi Bitcoin sangat bergantung pada banyaknya komunitas miner di suatu negara dan internet.
Baca juga: Polisi Malaysia Sita Ribuan Mesin Penambang Bitcoin Senilai Rp 11 Miliar
Terkini Lainnya
- 3 Cara Menggunakan Chatbot Grok AI di X dan Aplikasi HP dengan Mudah
- Poco M7 Pro 5G Resmi di Indonesia, Harga Rp 2,8 Juta
- Siap-siap, Harga iPhone Bakal Semakin Mahal gara-gara Tarif Trump
- Grok Jadi Aplikasi Terpisah, Bisa Diunduh di HP dan Desktop
- Meta Rilis 2 Model AI Llama 4 Baru: Maverick dan Scout
- Kisah Kejatuhan HP BlackBerry: Dibunuh oleh Layar Sentuh
- AI Google Tertipu oleh April Mop, Tak Bisa Bedakan Artikel Serius dan Guyonan
- Smartwatch Garmin Vivoactive 6 Meluncur, Pertama dengan Fitur Alarm Pintar
- Vimeo Rilis Fitur Streaming ala Netflix, Kreator Indonesia Gigit Jari
- YouTube Shorts Tambah Fitur Editing Video untuk Saingi TikTok
- Trump Tunda Pemblokiran TikTok di AS, Beri Waktu 75 Hari Lagi
- Apakah Dark Mode Bisa Menghemat Baterai HP? Begini Penjelasannya
- 3 Cara Upload File ke Google Drive dengan Mudah dan Praktis
- 7 Tips Hemat Penyimpanan Akun Google Gratis Tanpa Langganan
- 2 Cara Melihat Password WiFi di HP dengan Mudah dan Praktis
- Xiaomi Redmi Note 11S Muncul di Situs Sertifikasi, Ada 3 Varian
- Advanced Server "Free Fire" 2022 Dibuka, Ini Cara Mendaftar
- Data 6 Juta Pasien di Server Kemenkes Diduga Bocor, Ini Kata Kominfo
- Razer Pamer Prototipe PC Gaming Modular Berbentuk Meja
- Garmin Rilis Smartwatch "Venu 2 Plus" dan "Vivomove Sport", Ini Spesifikasinya