Percakapan di Facebook dan Instagram Baru Dilindungi Mulai 2023
- Pengguna Facebook dan Instagram masih menunggu kehadiran fitur enkripsi ujung ke ujung (end-to-end encryption) di dua platform messaging-nya.
Fitur enkripsi sendiri sudah hadir di WhatsApp, untuk melindungi pesan saat dikirim hingga diterima pengguna.
Akan tetapi, pengguna Facebook dan Instagram tampaknya harus bersabar. Sebab, Facebook Inc yang kini sudah berganti nama menjadi Meta, baru akan menghadirkan fitur keamanan enkripsi ke platform Facebook dan Instagram pada 2023 mendatang.
Kepala Keamanan Global Meta, Antigone Davis mengonfirmasi hal ini dalam sebuah tulisan opini yang terbit di situs The Telegraph 20 November lalu.
Baca juga: Cara Backup Chat WhatsApp dengan Enkripsi End to End
Davis mengungkapkan bahwa tantangan yang dihadapi adalah membuat fitur enkripsi yang tepat untuk menawarkan perlindungan dan privasi bagi pengguna, sekaligus mencegah aksi ilegal atau berbahaya di platform.
Meta tidak ingin bahwa fitur enkripsi justru mengganggu upaya perusahaan memberantas aksi kriminal, yang memanfaatkan platform mereka.
"Ada perdebatan tentang bagaimana perusahaan teknologi bisa terus memerangi penyalahgunaan sekaligus mendukung pekerjaan penting para penegak hukum, jika kami tidak bisa mengakses pesan Anda," jelas Davis.
Itulah mengapa, menurut Davis, Meta butuh banyak waktu untuk mendengar masukan dari para ahli privasi dan keamanan, masyarakat sipil, dan pemerintah, agar fitur perlindungan percakapan ini bisa berjalan dengan baik.
Baca juga: Apa Itu Fitur Enkripsi pada WhatsApp?
"Kami mengambil banyak waktu untuk memperbaikinya (sistem keamanan) dan kami berencana untuk menyelesaikan peluncuran global fitur end-to-end encryption secara default di seluruh layanan perpesanan kami hingga sekitar tahun 2023," tulis Davis.
Dirangkum dari The Verge, Meta sebelumnya menyebut bahwa fitur enkripsi rencananya akan hadir mulai tahun 2022. Namun hingga penghujung tahun, fitur ini belum hadir juga.
Lebih lanjut, Davis mengatakan, nantinya Meta akan menggunakan kombinasi antara fitur end-to-end encryption dan data yang tidak terenkripsi. Adapun data yang tidak terenkripsi misalnya, informasi akun dan laporan dari pengguna.
Hal itu, kata Davis, dilakukan untuk menjaga agar privasi pengguna tetap aman sekaligus menjalankan upaya keselamatan publik. Menurut Davis, metode ini sudah dilakukan Meta di platform WhatsApp, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari Mashable, Selasa (23/11/2021).
Baca juga: Facebook Disebut Cari Celah Intip Pesan WhatsApp
Seperti yang dikatakan Davis, tidak semua pihak sepakat dengan fitur enkripsi dari ujung ke ujung. Menteri Dalam Negeri Inggris, Priti Patel adalah salah satu orang yang mengkritik fitur enkripsi.
Menurutnya, fitur enkripsi dari ujung ke ujung membuat upaya pencegahan pelecehan anak menjadi sulit.
"Sayangnya, saat kami butuh upaya lebih, Facebook masih mengejar rencana enkripsi dari ujung ke ujung, yang membahayakan pekerjaan dan kemajuan yang sudah dibuat," kata Patel, seperti dilaporkan BBC.
Beberapa negara, yakni Amerika Serikat, Inggris, Australia, Selandia Baru, Kanada, India, dan Jepang, sepakat untuk meminta perusahaan teknologi memberi izin akses pintu belakang bagi para penegak hukum, agar mereka memiliki wewenang untuk melihat pesan dan file terenkripsi, jika surat perintah pengadilan dikeluarkan.
Terkini Lainnya
- HP Berkemampuan "Underwater" Realme GT 7 Pro Rilis Global, Ini Spesifikasinya
- Yahoo Mail Kebagian Fitur AI, Bisa Rangkum dan Balas E-mail Langsung
- Perbedaan Chromebook dan Laptop Windows yang Perlu Diketahui
- Oppo Reno 13 Series Meluncur Sebentar Lagi, Ini Tanggal Rilisnya
- Janji Terbaru Apple di Indonesia, Rp 1,5 Triliun untuk Cabut Blokir iPhone 16
- China Pamer Roket yang Bisa Dipakai Ulang, Saingi Roket Elon Musk
- 10 Cara Mengubah Tulisan di WhatsApp Menjadi Unik, Mudah dan Praktis
- Ini Dia, Jadwal Rilis Global dan Daftar HP Xiaomi yang Kebagian HyperOS 2
- 2 Tim Indonesia Lolos Grand Final "Free Fire" FFWS Global 2024 di Brasil
- Hati-hati, Hacker Gunakan File ZIP untuk Menyusup ke Windows
- Dua Perangkat Apple Ini Sekarang Dianggap "Gadget" Jadul
- Valuasi Induk TikTok Tembus Rp 4.755 Triliun
- WhatsApp Siapkan Desain Baru, Ini Bocoran Tampilannya
- Headphone Vs Earphone, Mana yang Lebih Aman Digunakan?
- Apa Itu Rumus COUNT di Microsooft Excel dan Contoh Penggunaannya
- Facebook dan Google Disebut Beri Panggung Konten "Clickbait" dan Sebar Misinformasi
- Ayo Bantu Garuda!
- Malware "Joker" Kembali, Segera Hapus 15 Aplikasi Android Ini
- Mediatek Rilis Chip Pentatonic 2000 untuk Smart TV, Dukung Video 8K 120Hz
- MediaTek Sindir Qualcomm, Sebut Punya Masalah Panas