Facebook dan Google Disebut Beri Panggung Konten "Clickbait" dan Sebar Misinformasi

- Di tengah derasnya arus informasi di era internet, misinformasi menjadi salah satu masalah yang dihadapi oleh berbagai platform digital, seperti Facebook dan Google, misalnya.
Yang mengejutkan, keberadaan misinformasi di Facebook dan Google ternyata turut didukung dan didanai oleh dua perusahaan teknologi raksasa itu sendiri.
Hal tersebut terungkap dalam laporan investigasi dari situs Technology Review, sebuah media yang didirikan di kampus Massachusetts Institute of Technology (MIT).
Dalam situs resminya, MIT Technology Review melaporkan bahwa Facebook dan Google mendukung penyebaran misinformasi dengan memberikan panggung kepada pembuat informasi clickbait secara global.
Baca juga: Facebook Saring Berita “Clickbait” dari Linimasa Pengguna
Informasi clickbait biasanya menyisipkan kata-kata sensasional, biasanya pada judul, tapi menyembunyikan informasi apa yang terdapat dalam artikel sebenarnya.
Tujuannya untuk memancing rasa penasaran pembaca. Seringkali isi informasi clickbait ini tak sesuai harapan bahkan dapat berisi misinformasi.
Menurut Kominfo, misinformasi sendiri dapat didefinisikan sebagai informasi yang memang tidak benar atau tidak akurat, namun orang yang menyebarkannya berkeyakinan bahwa informasi tersebut benar dan dapat dipercaya.
Tak hanya panggung, Facebook dan Google mengamini misinformasi dengan memberikan insentif melalui iklan.
Panggung misinformasi Facebook: Instant articles
Facebook disebut memberikan panggung kepada misinformasi melalui Instant Article, fitur yang diluncurkan pada 2015 ini dapat digunakan untuk hosting penerbitan konten berita secara langsung di platform Facebook.
Sebelum ada fitur Instant Article, saat pengguna membuka artikel yang diposting di Facebook, mereka akan dialihkan ke situs web penerbitnya langsung di browser. Tidak dibuka langsung di browser bawaan Facebook.
Alhasil, Facebook tidak bisa mendapatkan keuntungan sebab tak memiliki ruang iklan. Ruang iklan di browser biasanya dikuasai oleh Google, selaku pemilik browser Chrome.
Baca juga: Kominfo Gandeng Google Perangi Misinformasi di Internet, Begini Caranya
Untuk mengakali hal ini, Facebook meluncurkan Instant Article. Dengan fitur ini, artikel yang diposting di Facebook dapat terbuka langsung di dalam aplikasi, tidak lagi dialihkan ke browser eksternal.
Ini membuat Facebook bisa memiliki ruang iklan untuk meraup keuntungan. Jika ingin memonetisasi konten miliknya, penerbit bisa berpartisipasi dalam jaringan periklanan Facebook, yang disebut Audience Network.
Facebook akan memasukkan iklan ke dalam konten penerbit dan mengambil potongan 30 persen dari pendapatan.
Saat awal diluncurkan, Instant Articles tidak dibekali dengan kontrol konten kualitas konten yang kuat. Jadi, kelemahan Instant Articles ini dimanfaatkan oleh para pembuat informasi clickbait.
Terkini Lainnya
- Cara Cek Numerologi di ChatGPT yang Lagi Ramai buat Baca Karakter Berdasar Angka
- 61 HP Samsung yang Kebagian One UI 7
- AMD dan Nvidia Kompak Umumkan Tanggal Rilis GPU Terbarunya
- 15 Masalah yang Sering Ditemui Pengguna HP Android
- Sempat Keluar dari Indonesia, 4 Merek Smartphone Ini Comeback ke Tanah Air
- Keracunan Data, Modus Baru Menyasar Pelatihan AI
- Oppo A3i Plus Resmi, HP Rp 3 Jutaan dengan RAM 12 GB
- Broadcom dan TSMC Ingin Pecah Intel Jadi 2 Perusahaan
- WhatsApp Sebar Fitur Tema Chat, Indonesia Sudah Kebagian
- Bocoran Harga Xiaomi 15 Ultra yang Meluncur Sebentar Lagi
- 2,5 Miliar Akun Gmail Terancam AI Hack
- Arti “Fortis Fortuna Adiuvat” yang Sering Muncul di Bio TikTok dan Instagram
- Ditunjuk Jadi "Staff Khusus", Berapa Gaji Elon Musk?
- Meta Bikin Mesin "Pembaca Pikiran" Bertenaga AI, Begini Bentuknya
- Cara Mengaktifkan Kembali M-Banking BCA Terblokir Tanpa Harus ke Bank
- Ayo Bantu Garuda!
- Malware "Joker" Kembali, Segera Hapus 15 Aplikasi Android Ini
- Mediatek Rilis Chip Pentatonic 2000 untuk Smart TV, Dukung Video 8K 120Hz
- MediaTek Sindir Qualcomm, Sebut Punya Masalah Panas
- Karakter "League of Legends" Bisa Dimainkan di PUBG Mobile Versi 1.7