Pengembang Game Masih Dipandang Sebelah Mata di Indonesia
BALI, - Indonesia dikategorikan sebagai negara yang memiliki pasar game cukup besar di wilayah Asia Tenggara.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) pada tahun 2020 mencatat bahwa industri game di Indonesia berhasil menyumbang sekitar Rp 24,8 triliun atau 2,19 persen kontribusi terhadap total PDP nasional.
Mantan Direktur Eksekutif International Game Developers Association (IGDA), Jason Della Rocca memperkirakan saat ini pasar game Indonesia bernilai lebih tinggi, yakni di kisaran 2 miliar dolar AS (sekitar Rp 28,5 triliun).
Meski demikian, besarnya nilai pasar tersebut tidak selaras dengan besarnya kontribusi pengembang game asal Tanah Air. Dilihat dari sudut pandang produksi, Jason menyebut bahwa Indonesia hanya memiliki sekitar 1.000 pekerja yang terlibat dalam industri game.
Baca juga: Menkominfo: IGDX 2021 Bantu Perkembangan Industri Game Lokal
Jumlah tersebut terlihat kontras dengan kondisi pasar game di Amerika Utara, Jepang, China dan beberapa wilayah di Eropa, di mana besarnya konsumsi dan kontribusi game lokal sama-sama tergolong imbang.
Jason mengatakan bahwa keadaan industri game di Indonesia terlihat mirip dengan yang terjadi di wilayah Timur Tengah, di mana profesi pengembang (developer) game masih dipandang sebagai sebuah pekerjaan yang tidak menjanjikan.
Stigma ini secara tidak langsung menyebabkan industri game di wilayah tersebut masih belum maju.
"Kebanyakan orang harus mencari pekerjaan yang serius seperti insinyur, dokter, pegawai bank, dan juga profesi serupa lainnya. Ini membuat pengembang game dipandang sebelah mata," ujar Jason dalam gelaran Indonesia Game Developer Exchange (IGDX) 2021.
Baca juga: Agate dan Toge Productions Tawarkan Pendanaan untuk Pengembang Game Indonesia
Untuk mendukung perkembangan industri game lokal, Jason berharap pemerintah Indonesia dapat merangkul dengan baik potensi yang ada, sekaligus berupaya untuk melihat jauh secara global.
Upaya ini dapat dilakukan dalam berbagai cara, misalnya memberikan bantuan dana bagi studio game kecil yang membutuhkan, mengadakan pembinaan, hingga mengadakan promosi komersialisasi game lokal hingga ke pasar internasional.
"Pemerintah dapat menciptakan lingkungan yang memadai bagi talenta-talenta lokal supaya mereka bisa mengembangkan game global yang sukses," jelas Jason.
Terkini Lainnya
- Daftar Aplikasi Android Terbaik 2024, ShopeePay Nomor 1 di Indonesia
- Instagram Hapus Fitur "Ikuti Hashtag", Ini Alasannya
- 5 Tips Menatap Layar HP yang Aman buat Mata, Penting Diperhatikan
- Aplikasi ChatGPT Kini Hadir untuk Semua Pengguna Windows, Tak Perlu Bayar
- Apa Itu Spam di WhatsApp? Ini Penjelasan dan Ciri-cirinya
- Casio Umumkan Ring Watch, Jam Tangan Cincin Harga Rp 2 Juta
- Cara Menghapus Akun Facebook yang Sudah Tidak Dipakai, Mudah dan Praktis
- HP "Underwater" Realme GT 7 Pro Rilis Global, Ini Spesifikasinya
- Yahoo Mail Kebagian Fitur AI, Bisa Rangkum dan Balas E-mail Langsung
- Perbedaan Chromebook dan Laptop Windows yang Perlu Diketahui
- Oppo Reno 13 Series Meluncur Sebentar Lagi, Ini Tanggal Rilisnya
- Janji Terbaru Apple di Indonesia, Rp 1,5 Triliun untuk Cabut Blokir iPhone 16
- China Pamer Roket yang Bisa Dipakai Ulang, Saingi Roket Elon Musk
- 10 Cara Mengubah Tulisan di WhatsApp Menjadi Unik, Mudah dan Praktis
- Ini Dia, Jadwal Rilis Global dan Daftar HP Xiaomi yang Kebagian HyperOS 2
- Agate dan Toge Productions Tawarkan Pendanaan untuk Pengembang Game Indonesia
- Menkominfo: IGDX 2021 Bantu Perkembangan Industri Game Lokal
- YouTuber Beli iPhone 13 Resmi di Jakarta, Sales Toko Sebut Tidak Ada Garansi Hardware
- Indosat GIG Tutup Layanan 25 November, Ini Kata Pengguna
- Nike dan Dyson Mulai Masuk Dunia Virtual Metaverse