Video YouTube Jenis Ini Tak Bisa Lagi Dimonetisasi Mulai Bulan Depan

- YouTube belakangan mengubah kebijakan monetisasi video. Kebijakan baru kali ini bakal berdampak langsung pada pendapatan YouTuber yang memiliki channel yang utamanya membuat konten anak-anak dan keluarga di YouTube.
Pasalnya, YouTube bakal berhenti merekomendasikan dan memonetisasi video YouTube kategori anak-anak (made for kids) berkualitas rendah mulai November 2021.
Hal ini diumumkan langsung oleh Direktur Manajemen Produk, Anak dan Keluarga di YouTube, James Beser dalam sebuah posting di blog resmi YouTube.
Baca juga: Perjalanan Panjang Sistem Rekomendasi Video YouTube, dari Berbasis Klik hingga Aktivitas
"Jika satu video melanggar prinsip kualitas ini, iklan di video tersebut mungkin akan terbatas atau tidak ada iklan sama sekali (tidak bisa dimonetisasi)," kata Beser.
Kriteria video anak berkualitas rendah menurut YouTube
Video kategori anak-anak berkualitas rendah yang dimaksud YouTube adalah sebagai berikut, sebagaimana tercantum dalam penjelasan di situs YouTube:
- Pertama, video yang sifatnya "sangat komersial". Maksudnya, video tersebut dapat menghasut untuk membeli atau mempromosikan merek dan logo suatu produk, makanan dan mainan, misalnya.
Ini termasuk video yang menonjolkan prinsip konsumerisme alias gaya hidup boros. - Kedua, video yang "mendorong perilaku atau sikap negatif" seperti perilaku perundungan (bullying), berbohong, tidak menghormati orang lain, prank berbahaya, kebiasaan makan yang tidak sehat, hingga mendorong kegiatan berbahaya.
- Ketiga, video edukasi abal-abal. Video ini biasanya mengklaim memiliki judul atau thumbnail yang terlihat seolah-olah mendidik, padahal isi videonya tidak relevan untuk anak-anak.
- Keempat, video yang menyesatkan atau sensasional. Berisi video yang dibuat berdasarkan opini belaka, informasi yang disampaikan tidak benar dan berlebihan.
- Kelima video yang tidak jelas sehingga menyulitkan orang untuk memahami isinya. Biasanya, video ini sering kali merupakan hasil produksi lewat proses otomatisasi sehingga isinya tidak jelas, tidak punya narasi yang runut, dan lengkap.
- Keenam, video yang menggunakan kareakter anak-anak populer (animasi atau live action) dalam situasi yang kurang pantas.
YouTube mengatakan, kreator konten yang salurannya terdampak oleh kebijakan monetisasi baru ini akan menerima e-mail sebelum perubahan diterapkan. Kebijakan monetisasi yang baru ini agaknya akan diterapkan secara bertahap.
Baca juga: Bulan Depan, YouTube Music Makin Mirip dengan Spotify
Kanal YouTube yang masih menghasilkan video anak-anak berkualitas rendah akan menerima ikon kuning sebagai peringatan kepada pengiklan bahwa channel ini melanggar kebijakan YouTube.
Kriteria video anak berkualitas tinggi menurut YouTube

YouTuber didorong untuk menghasilkan konten dengan prisip kualitas tinggi, yaitu:
- Pertama, konten yang mendorong anak-anak menjadi orang baik. Ini mencakup konten yang menunjukkan atau mendorong rasa hormat, perilaku baik, dan kebiasaan sehat. Contohnya termasuk konten tentang berbagi, menjadi teman baik, menyikat gigi, makan sayuran.
- Kedua, konten yang mendorong pembelajaran dan rasa ingin tahu. Ini termasuk konten yang mendorong pemikiran kritis, mendiskusikan ide-ide yang saling terhubung, serta penemuan dan eksplorasi dunia.
- Ketiga, konten yang berfokus pada kreativitas, permainan, dan imajinasi. Misalnya, video yang dapat merangsang pikiran atau imajinatif untuk berkembang, seperti video berisi kegiatan mendongeng, bernyanyi bersama, trik sepak bola, kerajinan, dan lainnya.
- Keempat, konten yang yang berfokus pada interaksi dengan masalah dunia nyata. Misalnya konten yang menggambarkan pelajaran hidup, atau mendorong pembangunan beberapa keterampilan seperti sosial-emosional, penyelesaian masalah, dan pemikiran mandiri.
- Kelima, konten yang mempromosikan keragaman, kesetaraan, dan inklusi atas usia, jenis kelamin, ras, agama, dan orientasi seksual. Videonya bisa membahas manfaat keragaman dan inklusi, atau menggambarkan cerita/karakter yang menampilkan tema-tema tersebut.
Nantinya, kreator yang menghasilkan video "made for kids" berkualitas tinggi seperti tertera di atas, disebut bakal lebih direkomendasikan oleh algoritme YouTube ke depannya. Selain itu videonya juga bakal disertakan dalam aplikasi YouTube Kids.
Baca juga: Masuk Gmail dan YouTube Bakal Wajib 2FA, Tidak Bisa Cuma Password
Sebaliknya, bila YouTuber masih bandel menghasilkan konten anak-anak berkualitas rendah, saluran YouTube milik kreator mungkin bakal ditinjau ulang atau bahkan dihapus dari Youtube Program Partner (YPP).
"Kami meninjau dan menghapus saluran yang tidak mematuhi kebijakan kami secara berkala," tulis Beser.
Upaya melindungi anak di YouTube
Beser mengatakan tujuan utama perubahan kebijakan monetisasi di YouTube ini adalah untuk melindungi pengguna muda atau anak-anak.
"Tujuan utama kami adalah untuk mendorong lingkungan yang aman dan memperkaya keluarga sambil memberi penghargaan kepada pembuat konten tepercaya yang membuat konten anak-anak dan keluarga berkualitas tinggi.
Sebelum YouTube resmi mengubah kebijakan monetisasinya ii, sejumlah kelompok advokasi konsumen telah menekan YouTube dan regulator untuk menghilangkan video anak-anak dengan kualitas rendah ini.
Baca juga: 10 Video yang Paling Banyak Dapat Dislike di YouTube
Menurut kelompok advokasi konsumen, video anak-anak berkualitas rendah itu justru mengaburkan batas nyata antara konten video semata dan iklan.
Sebab, sejumlah YouTuber mengungkapkan hubungan bisnis terselubung dengan sebuah merek, yang mungkin mendorong produksi suatu video, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari TechCrunch, Selasa (26/10/2021).
Terkini Lainnya
- Cara Hapus GetContact Permanen biar Identitas Kontak Tetap Aman
- Cara Melihat Garis Lintang dan Bujur di Google Maps dengan Mudah dan Praktis
- Apa Itu Grok AI dan Bagaimana Cara Menggunakannya?
- 7 Cara Menghapus Cache di HP untuk Berbagai Model, Mudah dan Praktis
- Samsung Rilis Vacuum Cleaner yang Bisa Tampilkan Notifikasi Telepon dan Chat
- Akun Non-aktif X/Twitter Akan Dijual mulai Rp 160 Juta
- 3 Cara Menggunakan Chatbot Grok AI di X dan Aplikasi HP dengan Mudah
- Poco M7 Pro 5G Resmi di Indonesia, Harga Rp 2,8 Juta
- Siap-siap, Harga iPhone Bakal Semakin Mahal gara-gara Tarif Trump
- Grok Jadi Aplikasi Terpisah, Bisa Diunduh di HP dan Desktop
- Meta Rilis 2 Model AI Llama 4 Baru: Maverick dan Scout
- Kisah Kejatuhan HP BlackBerry: Dibunuh oleh Layar Sentuh
- AI Google Tertipu oleh April Mop, Tak Bisa Bedakan Artikel Serius dan Guyonan
- Smartwatch Garmin Vivoactive 6 Meluncur, Pertama dengan Fitur Alarm Pintar
- Vimeo Rilis Fitur Streaming ala Netflix, Kreator Indonesia Gigit Jari
- Juarai FFIM 2021 Fall, Evos Divine Jadi Wakil Indonesia di Kompetisi Free Fire Asia
- Link Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 22
- Ciri HP Android dan iPhone yang Tak Bisa Lagi Pakai WhatsApp Mulai 1 November 2021
- Tesla Masuk Daftar Perusahaan 1 Triliun Dollar AS, Elon Musk Makin Tajir
- Spesifikasi Minimum PC untuk Main GTA: The Trilogy