Dampak Negatif Pengumpulan Fotokopi e-KTP sebagai Syarat Vaksinasi Covid-19

- Media sosial Twitter belakangan diramaikan oleh keluhan warganet soal penggunaan fotokopi e-KTP, sebagai salah satu persyaratan mengikuti program vaksinasi Covid-19.
Sebagian dari warganet mengaku tidak bisa mendapatkan vaksinasi Covid-19, lantaran tidak membawa fotokopi e-KTP.
Salah satunya yaitu akun dengan handle @amirawulan. Dalam kicauannya, Amira mengatakan bahwa anggota keluarganya yang masuk dalam kategori lansia, terpaksa harus disuruh pulang oleh petugas, karena tidak membawa fotokopi eKTP, meski sudah menunjukan KTP asli.
Baca juga: 3 Negara dengan KTP Elektronik Canggih, Tak Perlu Fotokopi
Kemudian, ada juga akun dengan handle @TretanMuslim yang menyesalkan kejadian tersebut, dan menilai bahwa persyaratan untuk membawa fotokopi e-KTP justru mempersulit masyarakat yang ingin mengikuti program vaksinasi.
Rentan disalahgunakan
Pemerhati teknologi sekaligus pendiri Drone Emprit and Media Kernels Indonesia, Ismail Fahmi mengatakan bahwa persyaratan vaksin yang mengharuskan peserta menyerahkan fotokopi e-KTP itu justru berpotensi menimbulkan risiko tersendiri, khususnya keamanan identitas si penerima vaksin tersebut.
Terlebih, e-KTP merupakan kartu identitas resmi yang rentan disalahgunakan untuk kepentingan lain, atau bahkan tindak kejahatan.
"Soal vaksin, bisa saja dia (orang tidak dikenal) nemu fotokopi KTP kita, kemudian dia pake lagi buat daftar vaksin orang lain misalnya. Kan yang dibutuhin fotokopi KTP-nya aja, petugas gak ngecek lagi," ujar Ismail dihubungi KompasTekno, Sabtu (24/7/2021).
Persyaratan fotokopi e-KTP itu dinilai Ismail tidak efektif. Sebab, kenyataannya di lapangan, petugas vaksinasi hanya meminta dan mengumpulkan fotokopi eKTP tersebut, tanpa mengeceknya kembali.
Baca juga: Marak Jual Beli Foto Selfie Pegang KTP di Facebook
Padahal, menurut Ismail, petugas seharusnya cukup memastikan peserta sesuai dengan identitasnya, dengan cara melihat e-KTP asli yang dibawa oleh peserta vaksinasi.
"Kadang-kadang petugasnya cuma ngumpulin, yang penting ada fotokopi KTP-nya, yang aslinya kan engga. Padahal yang semestinya cukup dari RT misalnya daftar, si petugas cukup lihat dari KTP aslinya, selesai sudah," tutur Ismail.
Meski begitu, Ismail menuturkan bahwa tidak semua sentra vaksinasi memberlakukan aturan fotokopi e-KTP. Misalnya, ketika peserta mendaftarkan diri melalui aplikasi Jaki, mereka cukup datang tanpa harus membawa fotokopi e-KTP.

"Banyak yang sudah bagus (prosedurnya), seperti misalnya daftar vaksin di aplikasi Jaki, itukan gak butuh fotokopi KTP. Ada juga yang sudah modern, mereka gak minta fotokopi KTP, cukup nunjukin KTP aslinya untuk dicocokkan," imbuh Ismail.
Dampak negatif pengumpulan fotokopi KTP
Di samping itu, Ismail juga menyebutkan beberapa dampak negatif dari pengumpulan fotokopi eKTP. Misalnya, seperti pemanfaatan identitas oleh oknum tertentu untuk melakukan pinjaman online (pinjol) atau mengakses data perbankan.
Baca juga: Kemendagri Siapkan E-KTP Digital yang Bisa Disimpan di Ponsel
"Data kita seperti fotokopi KTP atau foto KTP kita itu bisa saja dikumpulin untuk dimanfaatkan oleh orang lain. Apalagi sekarang banyak aplikasi-aplikasi yang berhubungan dengan keuangan yang membutuhkan data ini. Misalnya pinjol (pinjaman online) atau dipakai untuk akses bank," jelas Ismail.
Selain dari segi ekonomi, fotokopi e-KTP pun bisa disalahgunakan untuk kepentingan politik. Seperti misalnya penggalangan dana atau dimanfaatkan untuk keperluan lainnya yang bersangkutan dengan hal itu.
Terkini Lainnya
- Netflix Buka Restoran, Bawa Konsep Serial dan Film Populer
- 2 Cara Menghentikan SMS Spam Iklan Pinjol yang Mengganggu
- Cara Blokir SMS Spam dan Promosi di HP Samsung
- MSI "Pede" Jual Konsol PC Handheld Lebih Mahal dari Asus dan Lenovo
- 4 Cara Bikin Kartu Ucapan Lebaran 2025 untuk Hampers, Cepat dan Bisa Cetak Sendiri
- Unboxing Moto G45 5G, HP Pertama Motorola "Comeback" ke RI
- Tablet "Flagship" Huawei MatePad Pro13.2 Meluncur, Bawa Fitur Olah Dokumen Level PC
- Motorola Resmi Kembali ke Indonesia, Bawa HP Moto G45 5G
- Ponsel Lipat Huawei Mate X6 Meluncur, Harga Rp 31 Jutaan
- Huawei Mate XT Ultimate Resmi Rilis Global, Smartphone Lipat Tiga Harga Rp 60 Juta
- Cara Menghapus Cache di HP Xiaomi dengan Mudah dan Praktis
- iPhone SE Tidak Ada Lagi, Ini Gantinya?
- Begini Kemampuan AI di PC Gaming Handheld MSI Claw 8 AI Plus
- Bocoran 4 Saudara Kembar Oppo Find X9
- 2 Cara Beli Tiket Kapal Feri Online untuk Mudik Lebaran 2025, Mudah dan Praktis
- 3 Negara dengan KTP Elektronik Canggih, Tak Perlu Fotokopi
- Kode Redeem FF (Free Fire) Berisi Skin Scar Blood Moon
- Black Shark 4 Bisa Dipesan di Indonesia, Harga Mulai Rp 8,5 Juta
- YouTube Shorts Bisa Apa Saja?
- Tokoh Telekomunikasi dan TI Indonesia Nonot Harsono Meninggal Dunia