Kena Ransomware, Perusahaan Ini Bayar Tebusan Bitcoin Senilai Rp 156 Miliar
- Serangan ransomware terjadi lagi. Kali ini korban program jahat yang "menyandera" data dengan enksripsi dan meminta tebusan itu adalah perusahaan penyalur produk daging, JBS USA.
Pada 30 Mei lalu, staf IT JBS melihat kejanggalan pada sejumlah server perusahaan di wilayah Amerika Serikat dan Australia. Rupaya hal tersebut adalah serangan siber yang sedang dilancarkan olah hacker untuk menanam ransomware.
Serangan ransomware melumpuhkan seluruh kegiatan pengolahan daging JBS USA di Amerika Serikat. Padahal, perusahaan ini adalah penyalur daging terbesar dunia yang memasok sekitar seperlima kebutuhan daging di AS.
JBS USA adalah bagian dari JBS Foods yang memiliki kegiatan operasional di 15 negara serta mengklaim memiliki pelanggan di lebih dari 100 negara.
Baca juga: Pemasok Apple Diserang Ransomware, Peretas Ancam Sebarkan Desain MacBook
Demi mencegah gangguan lebih lanjut yang bisa berdampak pada para pelanggannya, perusahaan itu akhirnya memutuskan untuk membayar tebusan senilai 11 juta dollar AS (sekitar Rp 156 miliar) dalam bentuk Bitcoin kepada hacker penanam ransomware.
"Sangat menyakitkan untuk membayar para kriminal ini, tapi kami melakukan hal yang semestinya untuk pelanggan," ujar Andre Nogueira, chief executive JBS di Amerika Serikat, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari The Wall Street Journal, Kamis (10/6/2021).
Dalam sebuah statemen perusahaan, JBS menyatakan bahwa serangan ransomware tersebut tidak bedampak pada data perusahaan, para karyawan, maupun para pelanggannya.
JBS mengatakan telah melaporkan kejadian yang menimpanya ke otoritas terkait. Hasil investigasi sementara dari pemerintah AS menyebutkan bahwa hacker yang bertanggung jawab kemungkinan adalak REvil, kelompok kriminal siber di Rusia atau Eropa Timur.
Serangan ransomware belakangan semakin marak mengemuka. Para hacker pelakunya menunjukkan kecenderungan mengincar perusahaan yang memilikis sejumlah besar data, seperti bank dan peritel.
Baca juga: Apa Itu Bitcoin, Tebusan yang Diminta Hacker WannaCry?
Bahkan penyedia layanan kesehatan seperti rumah sakit pun tak luput dari serangan sehingga ransomware secara langsung ikut membahayakan jiwa manusia.
Salah satu korban high profile adalah Colonial Pipeline, perusahan jejaring distribusi produk-produk minyak bumi di Amerika Serikat, yang juga memutuskan untuk membayar tebusan senilai 4,4 juta dollar AS (Rp 62,8 miliar) pada Mei lalu.
Kriminal siber biasanya meminta tebusan dikirim dalam bentuk cryptocurrency seperti Bitcoin karena bersifat anonim dan sulit dilacak.
Terkini Lainnya
- Cara Mengatasi Airdrop Menunggu Terus Menerus dan Tidak Bisa Menerima Data di iPhone
- YouTuber iShowSpeed Live Streaming di Indonesia, Makan Gorengan dan Nasi Padang
- Tampilan Control Center iPhone di iOS 18 Bisa Dimodifikasi, Begini Caranya
- Awas! iPad Jangan Update ke iPadOS 18 Dulu, Bisa "Freeze"
- 10 Fitur iOS 18 yang Menarik Dicoba, Bisa Ganti Ikon Aplikasi dan Control Center
- Chat Gamer di Discord Kini Tidak Bisa Diintip Hacker
- Cerita Kontingen E-sports Jabar, Sabet Emas PON Nomor Free Fire meski "Bentrok" Turnamen ASEAN
- Kapal Induk Italia "Cavour" Sandar di Jakarta, Bawa Jet Tempur F-35
- Tidak Ada Game PC di PON XXI 2024 Cabor E-sports, Kenapa?
- iPhone dan HP Android Akhirnya Akur, Bisa "SMS-an" Gratis
- Office LTSC 2024 Resmi, Tanpa Internet dan Tak Perlu Berlangganan
- Kompetisi Microsoft Excel Digelar di Indonesia untuk Pertama Kalinya, Final di Las Vegas
- Game "Final Fantasy XVI" Meluncur di PC, Ini Harganya di Indonesia
- Temui Menkominfo, Bigo Live Nyatakan Komitmen Keamanan Konten dan Investasi di Indonesia
- Instagram Rilis Akun Khusus Remaja, Interaksi Bisa Lebih Privat dan Aman
- Ponsel Tecno Spark 7 Pro Resmi Masuk Indonesia, Baterai 5.000 mAh Harga Rp 1 Jutaan
- Siasat Baru Apple Rayu Pengguna Android agar Beralih ke iPhone
- Line Resmi Luncurkan Bank Digital di Indonesia
- Mulai Sekarang, Sering-sering Buka Akun Google agar File Tidak Dihapus
- Pameran Game Terbesar E3 2021 Digelar Online, Ini Jadwalnya