2 Bulan, Internet Cepat Starlink Elon Musk Dipesan 500.000 Orang
- Bulan Februari lalu, SpaceX membuka keran pre-order (pemesanan awal) untuk layanan internet berbasis satelit, Starlink. Sekitar dua bulan setelahnya, CEO Space X, Elon Musk mengklaim bahwa internet Starlink sudah dipesan 500.000 orang.
Elon Musk juga mengatakan bahwa SpaceX akan mengantisipasi agar tidak ada masalah teknis dalam memenuhi permintaan.
"Satu-satunya batasan adalah kepadatan pengguna yang tinggi di daerah perkotaan," tulis Elon Musk.
Baca juga: Internet Satelit Starlink Milik Elon Musk Sudah Bisa Dipesan
"Namun bisa dipastikan 500.000 pemesan awal dapat layanan. Susahnya nanti kalau kami mulai dapat jutaan pengguna," kata Musk menanggapi twit dari seorang reporter, yang menanyakan mengapa SpaceX tidak memberikan layanan jaminan.
Only limitation is high density of users in urban areas. Most likely, all of the initial 500k will receive service. More of a challenge when we get into the several million user range.
— Elon Musk (@elonmusk) May 4, 2021
Sebagai informasi, pemesan Starlink diwajibkan membayar deposit sebesar 99 dollar AS atau sekitar Rp 1,4 juta (kurs Rp 14.400). Deposit itu bisa dikembalikan sepenuhnya.
Selain deposit, pemesan juga harus membeli peralatan pendukung (Starlink Kit), yang terdiri dari antena parabola, router WiFi, dan pemasok daya, yang total biayanya mencapai 499 dollar AS (sekitar Rp 7,1 juta).
Dirangkum KompasTekno dari Reuters, SpaceX belum mengatur jadwal peluncuran resmi layanan Starlink, karena peluncuran satelit sempat meleset dari rencana awal. Semula, layanan internet Starlink ditargetkan meluncur pada 2020.
Baca juga: Apa Itu Satria, Calon Satelit Internet Indonesia?
SpaceX berencana menyebar 12.000 satelit. Konstelasi Starlink diperkirakan menghabiskan dana sebesar 10 miliar dollar AS atau sekitar Rp 143 triliun. SpaceX telah melakukan uji coba jaringan internet Starlink di tahun 2020 lalu untuk sejumlah wilayah di Amerika Serikat.
Selama uji coba, pengguna disebut bisa menggunakan internet dengan kecepatan mulai dari 50-150 Mbps dan latensi mulai dari 20-40 ms.
Tidak hanya Musk yang berambisi meluncurkan internet satelit. Pendiri Amazon, Jeff Bezos juga memiliki rencana yang sama dengan proyek Kuiper. Konstelasi Kuiper rencananya akan memasang 3.000 satelit internet di low-earth-orbit (LEO).
Komisi Perdagangan AS (FCC) bulan lalu telah menyetujui rencana SpaceX untuk menempatkan satelit Starlink di LEO, dengan sejumlah persyaratan agar rencana berjalan dengan aman.
SpaceX setuju untuk menerima bahwa ada kemungkinan satelit mereka mengalami gangguan dari satelit yang digunakan di bawah proyek satelit Kuiper milik Amazon.
Terkini Lainnya
- Bluesky Siapkan Flashes, Aplikasi Berbagi Foto Pesaing Instagram
- Sejarah Nokia, Berpindah-pindah Tangan hingga Pensiunnya Merek di Smartphone
- TikTok Terancam Tutup, Warga AS Malah Belajar Mandarin di Duolingo
- TWS Oppo Enco Air 4 Resmi di Indonesia, Bawa Fitur ANC Harga Rp 800.000
- HP Oppo Reno 13F 4G dan Reno 13F 5G Resmi di Indonesia, Desain Kembar Beda "Otak"
- Oppo Reno 13 5G Resmi di Indonesia, Smartphone Kuat dengan Fitur AI
- 2 Cara agar Notifikasi WhatsApp Tidak Muncul di Layar Kunci, Mudah dan Praktis
- Dampak HP Direset Pabrik yang Perlu Diketahui
- TikTok Terancam Tutup di AS, Pengguna Pindah ke Aplikasi Saudaranya
- Lupa Password IG setelah Deactive? Begini Cara Mengatasinya
- Video: Challenge Koin Jagat yang Viral di Media Sosial, Rusak Fasilitas Publik hingga Dilarang
- 5 Merek Ponsel Terlaris di Dunia 2024 Versi IDC
- HP Tecno Spark 30 Pro Rilis di Indonesia Minggu Depan, Ini Bocoran Spesifikasinya
- Dipanggil Komdigi, Pendiri Jagat Janji Ubah Permainan Berburu Koin
- Mantan Bos Google Bikin "Hooglee", Medsos Video Berbasis AI
- Logo Apple di Punggung iPhone Bisa Disulap Jadi Tombol, Begini Caranya
- Foto di Twitter Kini Ditampilkan Penuh
- Google Terapkan Kerja Hybrid, Karyawan Bisa Kerja dari Kantor dan Rumah
- Kamera DSLR Sony Dihapus dari Situs Resmi, Tak Lagi Diproduksi?
- Akun Facebook Donald Trump Tetap Diblokir 6 Bulan ke Depan