Apa Itu Satria, Calon Satelit Internet Indonesia?
JAKARTA, - Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) baru saja menandatangani perjanjian kerja sama proyek Satelit Multi Fungsi (SMF) bernama Satelit Republik Indonesia (Satria).
Proyek ini akan mulai digarap pada akhir tahun 2019 oleh perusahaan satelit asal Perancis, Thales Alenisa Space. Menurut Rudiantara, Satria berbeda dengan satelit sebelumnya yang sudah dimiliki Indonesia.
"Beda, kita sekarang memasuki era data, ini satelit didesain untuk internet," jelas Rudiantara saat ditemui usai penandatanganan KPBU (Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha) di Jakarta, Jumat (3/5/2019).
Baca juga: Gandeng Swasta, Pemerintah Mulai Bangun Satelit Internet "Satria"
Satelit yang sudah dimiliki Indonesia saat ini bertujuan untuk mencukupi kabutuhan telekomunikasi seluler.
Sementara, Satri diproyeksikan untuk mencukupi keutuhan internet dan bisa menjangkau wilayah lebih luas, khususnya daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terlular) serta daerah perbatasan.
Ada 150.000 titik layanan yang rencananya akan dijangkau Satria.
Jika dirinci per wilayah, ada 54.400 titik di Sumatra, 19.300 di Kalimantan, 23.900 titik di Sulawesi, 18.500 di Papua dan Maluku, 13.500 di Bali dan Nusa Tenggara, serta 19.400 titik di Pulau Jawa. Semua titik ini akan menyasar ke sektor layanan publik.
Dari jenis peruntukannya. 93.400 titik ditujukan bagi sekolah, 3.700 titik layanan kesehatan, 3.900 sektor polhukam, dan 47.900 titik kantor daerah.
Tidak hanya berpusat di Jawa
Dengan satelit ini, Rudiantara berharap pembangunan koneksi internet tidak hanya berpusat di Pulau Jawa.
"Tidak boleh dibangun di Pulau Jawa, kita harus distribusi ke 150.000 daerah. Mungkin ada lima lokasi yang masing-masing 30 ribu titik. Ratakan pembangunan hingga di luar Jawa," lanjut Rudiantara.
Proyek perancangan ini membutuhkan waktu sekitar 3,5 tahun. Satelit interet ini direncanakanan akan rampung pada tahun 2022 dan akan siap dioperasikan ada tahun 2023.
Satria akan sampai pada orbit 146 BT menggunakan frekuensi Ka-band dengan teknologi very High Throughput Satellite (HTS) berkapasitas 150Gbps.
Baca juga: Delapan Satelit yang Pernah Diluncurkan Indonesia
Seperti proyek Palapa Ring, proyek SMF juga akan menggunakan skema KPBU. Skema ini merupakan gabungan antara pemerintah dan badan swasta, sehingga tidak langsung membebani APBN.
Untuk diketahui, proyek kerja sama ini ditandatangani oleh Kominfo, PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII) selaku penjamin, dan konsorsium PSN sebagai pelaksana dengan PT Satelit Nusantara Tiga sebagai Badan Usaha Pelaksana (BUP).
Adapun konsorsium PSN terdiri dari PT Pintar Nusantara Sejahtera, PT Pasifik Satelit Nusantara, PT Dian Semesta Sentosa, dan PT Nusantara Satelit Sejahtera.
Terkini Lainnya
- Sony Aplha 1 II Diumumkan, Kamera Mirrorless dengan AI dan Layar Fleksibel
- Pengguna Threads Instagram Kini Bisa Buat Tab Feed Khusus Sendiri
- Waspada, Ini Bahayanya Menyimpan Password Otomatis di Browser Internet
- Tabel Spesifikasi Oppo Find X8 di Indonesia, Harga Rp 13 Jutaan
- Facebook Messenger Kedatangan Update Besar, Video Call Makin Jernih
- Apakah Aman Main HP Sambil BAB di Toilet? Begini Penjelasannya
- WhatsApp Rilis Fitur Voice Message Transcripts, Ubah Pesan Suara Jadi Teks
- Cara Mencari Akun Facebook yang Lupa E-mail dan Password, Mudah
- ZTE Nubia Z70 Ultra Meluncur, HP Bezel Tipis dengan Tombol Kamera Khusus
- Spesifikasi dan Harga Oppo Find X8 Pro di Indonesia
- Smartphone Vivo Y300 Meluncur, HP dengan "Ring Light" Harga Rp 4 Jutaan
- Oppo Find X8 Pro Punya Dua Kamera "Periskop", Bukan Cuma untuk Fotografi
- Ini Komponen Apple yang Akan Diproduksi di Bandung
- Inikah Bocoran Desain Samsung Galaxy S25 Ultra "Paling Dekat"?
- Jadwal M6 Mobile Legends, Fase Wild Card Hari Kedua