cpu-data.info

Dicoding Gelar Program Beasiswa Back-end Developer, Begini Cara Daftarnya

Ilustrasi programmer.
Lihat Foto

- Startup edukasi teknologi Dicoding, meluncurkan program beasiswa bertajuk "Back-end Developer Learning Path" yang ditujukan bagi mereka yang ingin mengembangkan kemampuannya sebagai back-end developer.

Dalam program ini, Dicoding bekerja sama dengan salah satu perusahaan komputasi awan kenamaan dunia, Amazon Web Service (AWS).

Program ini akan menyediakan kurikulum back-end development yang disajikan secara komprehensif dalam Bahasa Indonesia dan bisa diakses peserta dari seluruh Indonesia.

Hal tersebut akan memudahkan peserta didik utnuk memahami materi yang diberikan. Back-end Developer Learning Path juga dirancang untuk mempersiapkan peserta mengikuti dua sertifikasi AWS, yakni Certified Cloud Practitioner dan AWS Certified Solutions Architect-Associate.

Nantinya, akan ada enam kelas yang terdiri dari, AWS Cloud Practitioner Essentials (Belajar AWS Dasar Cloud), Belajar Dasar Pemrograman JavaScript, dan Belajar Membuat Aplikasi Back-End untuk Pemula.

Baca juga: Amazon Buka Lowongan Kerja Pertama 26 Tahun Lalu, Profesi Apa yang Dicari?

Ada pula kelas Architecting on AWS (Membangun Arsitektur AWS di Cloud), Belajar Fundamental Aplikasi Back-End, dan Menjadi Back-End Developer Expert.

Program ini menawarkan alur pembelajaran konten digital dengan sistem belajar mandiri bagi para developer agar mampu meningkatkan kemampuan dan kompetensi mereka di bidang back-end dan komputasi awan.

Nantinya, pemahaman peserta akan dinilai melalui metode code review yang dilakukan oleh instruktur Dicoding dan para ahli di bidang komputasi awan. Alur pembelajaran ini bisa menjadi pilihan bagi para developer profesional, guru IT, dosen, dan mahasiswa.

"Kita seringkali melupakan bahwa kesiapan talenta digital di bidang back-end development adalah kunci untuk menyokong jumlah pengguna internet dan ragam kebutuhan mereka dalam perekonomian digital yang terus bertumbuh di Indonesia," jelas Narenda Wicaksono, Chief Executive Officer Dicoding melalui keterangan resmi kepada KompasTekno, Minggu (21/3/2021).

Ketersediaan talenta digital di Indonesia memang masih minim. Berdasarkan laporan "Unlocking APAC's Digital Potential: Changing Digital Skill Needs and Policy Approaches" pada 2021, hanya 19 persen dari pekerja di Indonesia yang memiliki ketrampilan digital.

Dari angka tersebut, 59 persen pekerja digital di Indonesia belum memiliki kemampuan di bidang komputas awan. Kemampuan komputasi awan digadang akan sangat penting untuk dikuasai tahun 2025 mendatang.

Secara khusus, keterampilan tersebut mencakup penguasaan cloud architecture design, keamanan siber (cyber security), pemodelan data berskala besar (large-scale data modelling), pengembangan web/software/game, dan software operations support akan menjadi keahlian yang paling banyak dicari di Indonesia pada tahun 2025.

Dicoding dan AWS berharap program ini bisa menjangakau lebih banyak peserta sehingga bisa mendorong pengembangan talenta yang memiliki keahlian sebagai back-end developer.

Baca juga: Facebook Sediakan Ruang “Lab Inovasi” untuk Developer di Indonesia

"Kami sangat gembira dapat berkolaborasi dengan Dicoding dalam memberikan materi pelatihan program ini. Kami berharap program ini dapat membantu talenta digital di Indonesia untuk mengembangkan keahlian mereka di bidang komputasi awan,” ujar Gunawan Susanto, Country Manager Amazon Web Services Indonesia.

Untuk pendaftaran beasiswa Back-end Developer Learning Path, bisa diakses di situs aws.dicoding.com.

Kebutuhan pekerja di bidang IT di Indonesia saat ini pun terbilang cukup besar. Menurut laporan LinkedIn 2020 Emerging Jobs Report Indonesia, pekerjaan-pekerjaan baru (emerging jobs) dengan pertumbuhan permintaan tertinggi, didorong oleh sektor IT dan jasa.

Dalam laporan yang sama disebutkan bahwa back-end developer menempati urutan keenam dalam daftar top emerging jobs di Indonesia.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat