Telegram Bersiap Pajang Iklan, Setelah Punya 500 Juta Pengguna
- Aplikasi pesan instan Telegram mengumumkan akan mulai mencari profit melalui iklan dan sejumlah fitur premium tahun depan.
Kabar tersebut disampaikan langsung oleh Founder sekaligus CEO Telegram, Pavel Durov dalam sebuah pernyataan.
Today I outlined the monetization strategy of Telegram. It will allow us to remain independent and stay true to our values for decades to come – #
— Pavel Durov (@durov) December 23, 2020
Durov mengatakan, langkah monetasi ini bertujuan untuk mendukung pertumbuhan aplikasi yang saat ini memiliki hampir 500 juta pengguna aktif tersebut.
“Sebuah proyek sebesar kami (Telegram) membutuhkan setidaknya beberapa ratus juta dolar per tahun agar dapat terus berjalan,” kata Durov.
Durov juga menjelaskan beberapa strategi dan cara yang akan dilakukan Telegram untuk mendapat keuntungan.
Telegram akan menambahkan beberapa fitur baru untuk pengguna premium. Durov belum menjelaskan seperti apa bentuk fitur baru tersebut.
Namun menurutnya, untuk membangun fitur ini, tentu dibutuhkan lebih banyak sumber daya. Hal inilah yang akan dibayar oleh pengguna premium.
Baca juga: Telegram Kini Punya Fitur Voice Chat Serupa Discord
Durov juga menegaskan bahwa pengguna non-premium akan tetap bisa menikmati layanan Telegram seperti biasanya secara gratis, selamanya.
"Semua fitur yang saat ini gratis, akan tetap gratis," lanjut Durov.
Di samping fitur premium, Telegram juga akan akan memperkenalkan platform iklannya sendiri. Iklan yang disalurkan melalui Telegram tidak akan muncul dalam chat perorangan. Telegram akan memanfaatkan fitur channel dalam menampilkan iklan tersebut.
Sebagaimana diketahui, Telegram memiliki fitur channel di mana seorang pengguna bisa mengirimkan pesan ke banyak orang sekaligus. Hanya saja, anggota channel tersebut tidak bisa menanggapi apa yang disampaikan.
Selama ini, pengguna Telegram juga bisa memanfaatkan fitur channel untuk mendapatkan keuntungan. Seperti mengiklankan produk mereka atau menyediakan konten berbayar doi dalam channel tersebut.
Namun terkadang hal tersebut justru mengganggu. Hal inilah yang akan diperbaiki Telegram dengan meluncurkan platform iklan khusus.
Baca juga: Telegram Luncurkan 3 Fitur Baru, Ada Mode Batman
"Iklan yang mereka unggah terlihat seperti pesan biasa, dan seringkali mengganggu. Kami akan memperbaikinya dengan memperkenalkan platform iklan kami sendiri untuk one-to-many channels. Saluran yang ramah pengguna, menghormati privasi, dan memungkinkan kami untuk menutupi biaya server dan trafik," ungkap Durov.
Dengan begitu, bukan hanya pihak Telegram saja yang akan mendapatkan keuntungan, para pemilik saluran pun juga.
"Nantinya, pemilik saluran ini akan menerima traffic gratis secara proporsional," kata Durov.
Durov juga menegaskan iklan ini tidak akan muncul di chat pribadi maupun grup, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari TechCrunch, Jumat (25/12/2020).
Telegram juga berencana mencari profit melalui stiker premium dengan fitur ekspresif tambahan. Para pembuat stiker jenis baru ini juga akan mendapatkan sebagian keuntungan.
Stretagi monteisasi di atas disebut Durov sebagai "Telegram Way" untuk tetap independen dan setia pada value mereka. Selain itu, Durov juga mengatakan tidak akan menjual Telegram kepada pihak mana pun.
Baca juga: Rusia Cabut Blokir Aplikasi Telegram Setelah 2 Tahun
Terkini Lainnya
- Cara Menghapus Akun Facebook yang Sudah Tidak Dipakai, Mudah dan Praktis
- HP Berkemampuan "Underwater" Realme GT 7 Pro Rilis Global, Ini Spesifikasinya
- Yahoo Mail Kebagian Fitur AI, Bisa Rangkum dan Balas E-mail Langsung
- Perbedaan Chromebook dan Laptop Windows yang Perlu Diketahui
- Oppo Reno 13 Series Meluncur Sebentar Lagi, Ini Tanggal Rilisnya
- Janji Terbaru Apple di Indonesia, Rp 1,5 Triliun untuk Cabut Blokir iPhone 16
- China Pamer Roket yang Bisa Dipakai Ulang, Saingi Roket Elon Musk
- 10 Cara Mengubah Tulisan di WhatsApp Menjadi Unik, Mudah dan Praktis
- Ini Dia, Jadwal Rilis Global dan Daftar HP Xiaomi yang Kebagian HyperOS 2
- 2 Tim Indonesia Lolos Grand Final "Free Fire" FFWS Global 2024 di Brasil
- Hati-hati, Hacker Gunakan File ZIP untuk Menyusup ke Windows
- Dua Perangkat Apple Ini Sekarang Dianggap "Gadget" Jadul
- Valuasi Induk TikTok Tembus Rp 4.755 Triliun
- WhatsApp Siapkan Desain Baru, Ini Bocoran Tampilannya
- Headphone Vs Earphone, Mana yang Lebih Aman Digunakan?
- Cuma Hari Ini, Paket Internet By.U 25 GB Harga Rp 50.000
- Marak Lagi, Paket Misterius via COD yang Tak Dipesan Penerima
- Setoran Pajak Google, Netflix dkk Capai Rp 616 Miliar
- Telegram Kini Punya Fitur Voice Chat Serupa Discord
- KFC Bikin Konsol Game yang Bisa Jadi Pemanas Ayam Goreng